38th Chapter

1.3K 231 57
                                    

“Yeri, jangan buat aku marah.”

“Memangnya apa yang harus aku katakan?”

Seulgi menatap heran pada Irene dan Yeri secara bergantian. Ia bingung saat ia pulang sehabis belanja, bukannya disambut tapi ia malah mendapati maknae dan tetua di grup-nya sedang adu mulut di ruang tengah.

“Yeri!”

“Apa? Tidak bisakah aku punya privasi?”

Kedua alis Irene menukik tajam.
“Privasi? Ini bukan soal Privasi. Kau bohong padaku, katakan semalam kau kemana dan darimana kau mengenal Hyeyeon? Ada hubungan apa kau dengannya?”

Seulgi terdiam. Yeri bohong? Bohong soal apa? Hyeyeon itu siapa pula?

Yeri menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya.
“Kau tak perlu tahu, Eonni. Ini masalah pribadi, lagipula apa salahnya jika aku mengenal Hyeyeon-eonni? Hyeyeon-eonni temannya Rosé-eonni, Aku dan Rosé-eonni juga berteman baik, otomatis aku juga berteman dengan Hyeyeon-eonni.”

Irene menatap Yeri dengan datar. “Yeri, aku bertanya baik-baik. Aku tahu akhir-akhir ini kau sering keluar tengah malam dan pulang pagi-pagi sebelum kami bangun. Kemana kau pergi?”

Yeri menelan ludah kasar. Ia sudah terpojok sekarang, tapi tak mungkin ia mengatakan segalanya. Rosé sudah membuatnya berjanji untuk tak mengatakan apapun apalagi sampai menyeret orang lain ke dalam masalah ini. Ini masalah pribadi Rosé, sudah cukup ia, Jinny, dan juga Hyeyeon yang terlibat dan tahu seluk beluk masalahnya.

“Yeri, katakan atau aku adukan pada Atasan tentang kau yang tak menaati aturan!” Ancam Irene

Seulgi yang tadinya hanya menyimak, kini ia bersuara.
Eonni, sudahlah. Yeri bilang itu masalah pribadinya, kita tak bisa memaksa jika Yeri tak ingin mengatakannya.”

Irene menatap Seulgi.
“Kau tak tak tahu apapun Seul—”

“—Iya, aku tak tahu apapun” Seulgi menyela. “Aku tak mengerti apa yang kalian bicarakan. Aku tak mengerti apa yang terjadi pada Rosé. Aku tak tahu Hyeyeon itu siapa, tapi jujur aku juga ingin tahu. Tapi aku juga tahu jika satupun dari kalian tak akan mengatakannya padaku. Jadi daripada kalian adu mulut terus tak jelas seperti ini, lebih baik kalian berdua katakan apa yang kalian sembunyikan padaku sekarang juga.” Sambungnya.

Irene bersidekap dada lalu membuang muka. Sementara Yeri hanya menunduk seraya menggigit bibirnya. Sebenarnya sudah dari dulu ia ingin cerita pada Irene, Seulgi dan yang lainnya. Ia ingin meminta bantuan pada mereka, ia takut karena semakin hari Miyeon semakin tak terkontrol, apalagi Jinny bilang jika gadis itu akan menargetkan Lisa.

“Sudah kuduga kalian hanya diam.” Ujar Seulgi

Yeri mendongak lalu menggelengkan kepalanya. “Maaf, Eonni, aku benar-benar tak bisa mengatakan apapun padamu. Aku sudah berjanji.”

“Aku juga.” Cicit Irene

Seulgi menatap keduanya.
“Apa masalah yang Rosé hadapi ini sangat besar?”

Yeri dan Irene dengan kompak mengangguk, membuat perasaan Seulgi semakin tak enak.
“Katakan saja, Yeri. Mungkin kita bisa membantu, Rosé tak akan tahu.” Titahnya

Irene meraih tangan Yeri lalu meremasnya lembut.
“Seulgi benar, Yeri. Aku sangat khawatir tentang Jennie. Sejak aku tahu masalah ini, gambaran buruk terus saja melintas di kepalaku.”

Yeri mengangguk samar, membuat Irene dan Seulgi menghela nafas lega. Dengan rinci, ia menjelaskan segalanya. Mulai dari Rosé dan Miyeon yang bertengkar karena selisih paham, terror Miyeon kepada Rosé, dan rencana Miyeon yang akan melukai Jennie. Yeri menceritakan semua yang ia tahu tanpa terkecuali.

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang