Jisoo menghela nafas lalu mengetuk pintu kamar Lisa untuk yang kesekian kalinya.
“Lisa-ya. Ayo bangun. Kau harus cepat-cepat mandi, lalu bersiap setelah itu kita sarapan. Kau tak lupa jika hari ini kita ada jadwal pemotretan kan?”
Lagi..
Tak ada jawaban, membuat Jisoo mengernyit heran. Dari kemarin ia menyadari ada yang salah dengan Lisa. Ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan darinya. Dan entah kenapa perasaannya tak enak melihat sikap Lisa sekarang.
Lisa semakin menjauh.
Lisa lebih banyak diam, dia sering sekali marah-marah dan berkata kesal kepada Jennie. Jisoo harus tahu apa masalah Lisa yang sebenarnya pada Jennie. Ia harus tahu apa yang Lisa sembunyikan.“Lisa...” Ia kembali memanggil seraya menyenderkan bahunya ke pintu.
“Lisa.. Ini sudah pukul delapan pagi. Aku tahu kau pasti sudah bangun.. Cepatlah bersiap-siap. Kita harus berangkat sekarang.”
Jisoo mendecakkan lidahnya. Ia mengangkat tangan kirinya lalu menggedor pintu kamar Lisa.
Duk! Duk! Duk!
“Lalisa! Kubilang keluar!”
“Lisa—”
—Cklek!
“Berisik.”
Jisoo mundur selangkah. Ia berkacak pinggang lalu menatap tajam pada Lisa yang kini tengah berdiri di hadapannya.
“Kau ini tuli atau apa?! Daritadi aku panggil kenapa tak menyahut?!”
Lisa memutar mata.
“Sudahlah, Eonni. Aku sedang tidak mood bertengkar.” Ia berucap seraya melangkahkan kakinya menuju meja makan.Jisoo mendelik tak suka, lalu mengekori Lisa. Dalam hati ia mendumel, tak hanya menyebalkan, Lisa sekarang jadi tak sopan.
Lisa menjatuhkan pantatnya ke kursi, lalu meraih selembar roti tawar dan mengoleskan selai coklat ke atasnya.
Jisoo duduk di hadapan Lisa.
“Lisa, kalau kau ada masalah katakan padaku.”Lisa menghela nafas lalu menatap Jisoo dengan jengah. “Tidak bisakah kau diam, Eonni? Suasana hatiku sedang buruk. Jangan membuatku tambah badmood.”
Jisoo menggeleng. “Aku ini peduli padamu, Lisa. Kau tinggal bicara apa masalahmu, apa susahnya?”
“Bukannya semalam aku sudah bilang jika aku cerita-pun kau tak akan bisa melakukan apa-apa?! Kau akan tetap membela Jennie-eonni, bukan aku 'kan?!” Sentak Lisa
“Cukup ya, Lisa!” Jisoo balas membentak. “Kau ini kenapa sebenarnya?! Jika kau memang ada masalah dengan Jennie, bicarakan dengan Jennie baik-baik! Jangan hanya mendumel tak jelas di belakangnya seperti ini!!”
Tangan kanan Lisa yang tengah memegang pisau langsung mengepal. Sebenarnya ia juga tak ingin seperti ini. Ia tak ingin terus menerus membenci atau merasa kesal dan iri pada Jennie. Tapi ia tak bisa, semakin hari malah semakin muak pada Jennie, apalagi setelah ia mendengar penuturan Miyeon semalam jika Rosé menginap di Rumah Jennie.
Padahal semalam ia dengan sabar menunggu Rosé pulang. Ia yakin jika Rosé akan menepati janjinya. Tapi kenapa Rosé melakukan ini padanya? Kenapa Jennie tak memberi kabar jika Rosé menginap di Rumahnya?
Ia kecewa. Kecewa karena Rosé tak menepati janjinya dan tak peduli akan perasaannya. Dan ia kecewa karena Jennie sama sekali tak bilang apa-apa padanya.
Jika saja Jennie memberi kabar jika Rosé tak akan pulang, ia tak akan berharap terlalu tinggi jika Rosé akan menepati janjinya.
Ia akan berhenti berharap dan setelah itu ia tak akan memaksa lagi jika Rosé tak ingin berteman dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Rosé
Fanfiction❝ A misunderstanding that ruined everything. ❞ ••• Re-publish. Semi-canon. Status : COMPLETED. Start : 29.10.2018 End : 12.11.2020 ©Dark_Cloud_02.