9th Chapter

4.3K 569 13
                                    

Ctar!

Rosé tersentak. Kakinya berjalan mendekati jendela apartemen Hyeyeon, lalu menatap langit yang sudah penuh dengan awan hitam dan gemuruh. Bahkan rintik hujanpun mulai turun.

Lisa.

Rosé jadi teringat padanya. Bagaimana kalau gadis itu belum pulang juga? Bagaimana kalau gadis itu kehujanan saat menunggu Taxi?

“Kenapa, Chaeng?” Hyeyeon yang baru saja keluar dari kamar, mengangkat alis saat melihat Rosé tengah menengadah menatap rintik hujan di luar.

“Aku harus pulang” Jawab Rosé

“Pulang atau menemui gadis yang tadi?” Tanya Hyeyeon

Rosé menoleh. “Dua-duanya”

Hyeyeon terdiam, sebenarnya ia juga agak khawatir sih. Walaupun ia tak mengenalnya, tapi Lisa kan anak orang, seorang selebriti pula. Bagaimana kalau terjadi apa-apa padanya di perjalanan?

“Tadinya sih aku ingin kau menginap. Tapi ya sudahlah, pergi saja. Kalau terjadi apa-apa padanya, kan kita juga yang repot” Ucap Hyeyeon.

Rosé mengangguk.
“Lain kali aku akan menginap, Yeon. Aku janji”

“Iya. Eh, apa kau ingin kutemani?” Tawar Hye yeon

“Tak usah” Tolak Rosé.
“Tubuhmu kan selalu lemah kalau sudah bersentuhan dengan air hujan”

“Kalau begitu hati-hati ya, nyetirnya. Jangan ngebut!”

“Hm. Aku pergi dulu”

•••

Lisa mengeratkan jaket denim yang ia pakai, lalu menggosokkan kedua tangannya berlawanan arah. Sudah hampir satu jam ia menunggu Bus di halte, karena dari tadi tak ada Taksi yang kosong. Ingin pesan Taksi online-pun ponselnya malah mati. Ia sudah sangat kedinginan sekarang, dan ia ingin cepat pulang.

“Dingin,” Lisa menggumam sambil celingukan, berharap Bus yang ia tunggu-tunggu datang.

Lisa mengerang saat tubuhnya yang kedinginan itu tertiup angin yang cukup kencang. Tubuhnya mati rasa, ia tak sanggup lagi harus berdiam diri disini lebih lama. Ia harus lari menerobos hujan untuk pulang, biarlah ia demam daripada ia mati kedinginan. Dengan perlahan Lisa bangkit dari bangku.

Baru saja Lisa akan melangkahkan kakinya, tiba-tiba tubuhnya diputar ke belakang entah oleh siapa. Tapi itu membuatnya sangat takut sehingga ia mengepalkan tangan kirinya, berniat memukul orang di belakangnya itu.

Sret!

“Kenapa kau masih disini?!”

Tangan kiri Lisa yang tadinya sudah bersiap untuk meluncurkan sebuah pukulan langsung membatu, saat ia melihat siapa pelaku yang membuatnya takut itu.

“Rosé?!” Pekik Lisa

Gadis berambut merah itu menggeram kesal sambil meremat bahu Lisa.
“Ya, ini aku! Kenapa kau masih disini? Kan sudah aku bilang kalau kau tak menemukan angkutan umum, telpon aku! Apa kau tuli?! Kenapa juga ponselmu tak bisa ku hubungi?!”

Lisa meringis. “Maaf, ponselku mati”

“Kenapa bisa mati?!” Sentak Rosé

“Baterai-nya habis. Aku lupa mengisinya tadi malam. Maafkan aku” Jawab Lisa

Rosé menatap Lisa tajam.
“Sialan! Aku sangat khawatir saat aku menelpon Jennie-eonni dan dia bilang kau belum pulang. Jangan membuatku jantungan!”

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang