37th Chapter

1.4K 240 25
                                    

“Rosie?”

Rosé tersenyum tipis, lalu melangkahkan kakinya mendekati Jennie yang tengah mematung di ambang pintu kamar.

“Kau sudah siap?”

Jennie mengerutkan dahi.
Nde? Siap? Siap apa?”

Rosé terkekeh. “Kau sudah cantik, tak perlu dandan lagi. Apa kau ingin sarapan dulu, Eonni? Lagipula jadwal keberangkatannya masih satu jam lagi.”

Dahi Jennie semakin mengerut.
“Jadwal keberangkatan? Apa kita ada jadwal ke luar negeri? Kenapa Manager-oppa tak memberitahuku?” Cecarnya.

Ny. Kim terbahak menatap raut bingung sang anak. “Nak Chaeyoung, Bibi turun ke bawah ya. Kasihan Appa-nya Jendeuk sarapan sendirian” Pamitnya sambil berlalu meninggalkan Jennie dan Rosé.

Rosé menganggukkan kepalanya, sementara Jennie hanya semakin memperdalam kerutan di dahinya. Kenapa dan sejak kapan Eomma-nya memanggil Rosé dengan nama Chaeyoung?

“Rosie—”

“—Kau mau ikut atau tidak?” Rosé menyela ucapan Jennie.

“Kemana?” Tanya Jennie

Rosé tersenyum. “Rahasia.”

Jennie bersidekap dada.
“Ih, sok misterius”

“Bukannya aku memang misterius?” Canda Rosé seraya menaik turunkan alisnya lalu menyeringai nakal, membuat Jennie terkikik melihat wajah tengil Rosé yang baru pertama kali ia lihat.

“Serius Rosie.. Kita mau pergi kemana? Ada pekerjaan apa? Apa Jisoo-eonni dan Lisa sudah menunggu di bandara?”

“Siapa bilang kita pergi untuk bekerja?” Rosé bertanya balik.

Jennie semakin bingung.
“Lalu, kita berempat akan pergi kemana?”

“Berempat? Tidak. Hanya kita berdua.”

“Maksudnya?”

Rosé kembali terkekeh melihat wajah bingung Jennie. Ia mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi tembam gadis di hadapannya itu dengan gemas luar biasa.

“Kita berdua, akan pergi Auckland.”

Jennie tertegun. Tunggu sebentar..
Auckland? New Zealand? Bukankah Ibu dan Kakak Rosé tinggal disana?

Ini bukan mimpi kan??

Eonni...”

Jennie membulatkan kedua mata kucingnya. “Rosie.. Kau serius?”

Rosé mengangguk.
“Super-duper-serius.”

“Beneran?”

“Iya..”

“Kau tak bohong kan?”

Rosé mendenguskan tawanya.
Eonni...”

“Tapi pasport-ku ada di dorm, Rosie.” Ucap Jennie masam.

Rosé menepuk tas mungil yang ia bawa. “Tenang saja, sudah aku bawa.”

Jennie memekik senang, lalu kembali ke kamarnya meninggalkan Rosé yang tengah melongo.

Eonni, kau tidak usah bawa—”

“—Tunggu sebentar Rosie! Aku ingin mengambil semua peralatan Makeup ku!!”

“Kau hanya akan bertemu dengan Ibuku, Eonni. Bukan Scarlet Johansson.”

“Karena itu aku harus terlihat cantik, Rosie. Tak lama lagi riasanku luntur, nanti Ibumu ilfeel kalau wajahku kucel.”

Our RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang