Abience

17.9K 3.2K 213
                                    

Astaga!

Pandanganku perlahan beralih pada satu-satunya sosok yang berdiri tak jauh dari badan kaku Prajurit Andra.

Sosok yang masih sedang mengacungkan pistolnya.

"Re..gi?!"
Panggilku penuh kengerian.
"Kau kenapa--"

Ia melirikku sekilas ketika menurunkan pistolnya namun membalikkan badannya mengabaikanku, berjalan segera mendekati pintu kokpit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia melirikku sekilas ketika menurunkan pistolnya namun membalikkan badannya mengabaikanku, berjalan segera mendekati pintu kokpit.

Apa-apaan?

"H..hey!"
Pekikku kembali seraya berusaha menarik-narik buka tali sabuk pengaman yang membelit erat badanku.
"Regi!"

Ia sekarang terhenti didepan prajurit kedua yang terlihat terkapar merintih kesakitan dilantai dengan pelipis meneteskan darah, jelas telah kena hajar sebelumnya.

Dengan penuh horor aku melihat Regi kembali mengayunkan pistolnya kedepan.

"J..ang..an"
Mohon tentara itu dengan terbatuk-batuk, berusaha keras menyeret tubuhnya menjauh.

Regi mengarahkan pistolnya lurus-lurus ke kepala Prajurit itu.

"T..tung..gu!"
Aku sudah berhasil membuka pengait sabuk pengamanku dan langsung melonjak berdiri.

"Reg-"

DHAR!

Marsia dan Farel pun kembali berteriak.

Prajurit itu ambruk tepat ketika peluru itu melesat menembus tengkoraknya sampai membuat serpihan otaknya terpental berhamburan dilantai belakangnya.

Pandanganku terasa berputar.

Kenapa dia tega menembaki..

Regi kembali bergerak maju.

"Stop please!"
Teriakku dengan rasa sesak amat sangat, berusaha memaksakan kakiku yang beku ini untuk bergerak mengejarnya.
"Stop! Jangan-"

Tanganku hampir saja menggapai punggung seragamnya ketika mendadak pintu kokpit menjeblak terbuka.

Oh God..

Seorang pilot keluar dengan pistol sudah teracung tinggi. Dalam sepersekian detik Regi menghempaskanku jatuh kesamping dan ia memalingkan kepalanya tepat ketika pistol ditangan kiri pilot itu meletus lalu pelurunya melesat membentur pintu heli dibelakang.

Regi segera membalas tembakan itu dua kali. Pilot itu berhasil menghindari peluru pertama yang melesak ke pintu kokpit, sedangkan peluru kedua menghantam paha kirinya yang membuatnya sontak jatuh terduduk.

Terdengar kembali sekali letusan dan dada kanan pilot itu menyentak kesamping.

Pilot tua itu membelalak terkejut sama sepertiku ketika darah gelap merembes cepat menodai seragam putihnya.

RED CITY : ANNIHILATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang