Lead

3.1K 776 153
                                    

Sisa Dua puluh lima persen??

Aku termangap menatap jendela sebelum sadar sendiri memang sudah ekstrem sekali dalam menggunakan tenaga drone Russel.

Pinta memindai sekitar, lalu perintah jatuhkan peledak, belum tenaganya dipakai juga untuk mengikuti kami terbang belasan kilo menuju rumah sembari menerobos terjangan hujan deras.

Tunggu, baterai cadangan siapa yang pegang?

Ya Captain Lucian?

Padahal aku yang panggil, aku juga yang terlonjak kaget sendiri.

"Rus-"

Belum menyesaikan omongan, Russel yang sudah berada di jendela tiba tiba mengaktifkan laser, sinarnya menyorot tajam tangga gelap tak jauh depan kami.

Ryan pun ikut menyalakan lampu dari senapan Malstrom ditangannya.

Dari kegelapan tangga, muncul dua pasang mata yang memantulkan dua cahaya dari laser dan dari senter.

-Ancaman kecil-

Proses tembak mati?

"No wait!"
Aku bahkan Ryan sama menjerit.
"Wait a minute-"

Sekejap diri maju mendahului Ryan mendekati tangga memperhatikan dua pasang bola mata itu ikut bergerak maju memanjati lemari rendah di samping tangga.

Sekejap diri maju mendahului Ryan mendekati tangga memperhatikan dua pasang bola mata itu ikut bergerak maju memanjati lemari rendah di samping tangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Timmi ya?"
Hembusku pelan.
"Ya Tuhan, ini kau Timmi?"

"Meoow?"

"Ya ampun kucing nya kalian!"
Ryan sudah di sampingku terikut terbelalak tak percaya.
"Waktu itu mereka malah menghilang ketika kami mau bawa!"

Perasaan hangat melanda hatiku.

Oh God Timmi!

Aku pun memanjangkan tangan berusaha meraih ingin memeluk tapi Timmi malah menghindari pelukanku dengan menjatuhkan diri kelantai sebelum berbalik meninggalkan kami menaiki lagi tangga atas.

What the...

"HEEEEEI MAU KEMANA KAU HEIII! JANGAN PERGI DULU!"
Aku menghentakkan kaki bagai anak kecil yang memprotes keras.
"Aaakh bagaimana sih kau Timmi! Sudah lama tak bertemu kita!"
Aku mengembik-embik.
"Lihat Ryan! Mengesalkan sekali perilakunya! Masa sudah lama tak bertemu malah kabur lagi?! Sungguh kejam! Tak berperasaan! Aku sama saja tak dianggap oleh dirinya!"

"Hmm ya hmm..."
Ryan malah lanjut mengeluarkan suara antara mau batuk sebelum berdeham.
"Sabar ya Luce... jadi berasa dejavu ...soalnya mirip seperti siapa ya itu?"

RED CITY : ANNIHILATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang