Aku menggeleng.
Ya Tuhan!
Rasa heran tak henti muncul terhadap diri.
Mengapa diriku ini selalu melakukan tindakan di luar apa yang bisa kuatasi?!
Mungkin seharusnya aku tak keluar dari kapal, mengikuti saja apa kata yang lain...
Sudah terlambat, Lucy!
Ya aku tahu!
"Sistem!"
Mulaiku masih terus berjongkok rapat disebelah Vincent.
"S-sambung cepat ke Pierre Malstrom-"-Connecting-
..
.
.
Pierre now on the Line.
"LUCY-"
"PIERRE DENGAR!"
Potongku segera.
"Apa ditempatmu-gorong bawah aman?!""Sampai saat ini kami belum ada bertemu zombie-walau tadi kami sempat terseret arus-"
"Arus?"
Aku mengerjap.
"Sinyal kita tak bisa tersambung ke pusat, d-dan dua mutannya mengejar kami seka-"
Aku balik terdiam mendengar suara melengking saling bersahutan disekitar.Pierre yang sepertinya mendengar suara itu dari koneksi helm pun jadi menjerit.
"Otidak mereka benar-benar tak henti mengincar kita-""Sistem! Aktifkan pemindai pergerakan sekitar!"
-Scan Movement Activated-
Fokus pemindai bergeser cepat kesebelah kiri membuat badanku memutar kebelakang.
"Lucy! Share penglihatanmu padaku-"
"Oke-"
WEAAAKHHH!
PIP!
Muncul pemberitahuan angka diwajahku.
67 M
Pemindai lanjut memfokus hingga menzoom dekat keberadaan mutan itu.
Oh God!
Ingin mendadak buta saja rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RED CITY : ANNIHILATION
Science FictionSequel of RED CITY : ISOLATION Aku sudah pernah dengar tentang ramalan itu. Ramalan bahwa akan terjadinya Perang dunia ketiga dalam waktu dekat. . Sialnya, ramalannya kurang lengkap. Karena tidak memberitahu sama sekali bahwa perangnya itu bukanlah...