Mind

4.2K 819 670
                                    

Maunya sih aku memutus sambungan video saja. Tapi mendengar nada takut dari suara Pierre ketika memanggil Ibunya membuatku jadi enggan.

Pierre lanjut berlari menghampiri ruang sebelahnya. Uncle Cyril sudah sedang memprotes kakak perempuannya dengan bahasa Perancis tepat ketika pintunya terbuka.

"What is it?"
Suara tinggi Pierre menambah gaduh saja ruangan.
"What is happening?! Whats on tv?"

Uncle Cyril yang menengok. Kemeja putihnya bernoda merah keunguan.
"Ibumu ini! Teriak-teriak sampai aku kaget! Tumpah semua wine baru buka-"

Pierre mengabaikan Pamannya. Ia kembali maju lalu terhenti.

Aku lalu mendengarnya merutuk pelan sebelum dirinya sengaja mengubah pengaturan penggunaan kamera depan menjadi kamera belakang tab.

Awalnya aku melihat bahu kanan Aunt Cheryl sebelum Pierre kembali bergeser memperlihatkan acara tv yang menyiarkan berita langsung disebuah kamp perlindungan. Disorot satu wartawan yang menyodorkan mik wawancara pada seorang pria berjambang lebat. Dahinya tak henti mengeluarkan keringat sebesar bulir jagung.

"Percaya tak percaya? Kalau aku bisa lihat kemungkinan itu."
Pria besar itu berseru nyaring sekali ke mikrophone membuat penyintas lain yang lalu lalang jadi menoleh padanya.
"Kalau sampai iya, aku takkan kaget. Kita pikir saja pakai pakai akal sehat! Mana ada orang yang saat ini malah mau maju sok sok an jadi prajurit pahlawan utama dengan cuma-cuma, terlebih keluarga macam bilioner Malstrom! Keluarga narsistik parah seperti mereka!"

Terdengar kali ini hembus rutuk dari Aunt Cheryl sebelum wartawan perempuan itu menarik mik membalas pernyataan.

"Jadi bisa saja itu benar? Bahwa mereka termasuk dalang yang mendanai secara ilegal Dokter Davian-"

Mendengar nama itu , aku dan Pierre jelas kompak terperanjat.

Pierre melanjutkan dengan genggam lebih erat tabnya hingga aku bisa mendengar bunyi gemeretak jarinya.
"Apa maksud- apa maksud dari berita tadi? Aku tak mengerti. Bagaimana bisa keluarga kami jadi termasuk mendanai uji coba percobaan manusia?"

Lanjut terdengar komentar heran yang sama keluar dari Pamannya.
"Kok bisa mereka punya tuduhan seperti itu?! Bukti apa juga yang mereka punya-"

Aunt Cheryl mendesis.
"Mereka bilang tadi kalau ada nama keluarga Malstrom pada list pendanaan yang datang, dicatat oleh Dokter Davian, aku saja baru dengar nama orang itu-"

"Jadi Dokter Davian - jadi ini sungguhan percobaan manusia, didalangi oleh dia , bukan sebuah kecelakaan-"

"Kemana saja kau paman? Sudah lama aku tahu!"
Pierre memotong penuh hina.
"Memang si Davian! Tapi aku juga sangsi kalau dia benar-benar dalang. Pasti ada yang lain juga-"

"Tahu lama, sayang? Bagaimana kau bisa tau tentang dia? Mom pikir ini berita yang baru tersebar?"

Keheningan langsung terjadi.

Aku bahkan mau menepuk jidat mendengar omongan sembrono Pierre ini.

Syukurnya, belum ada menjawab pintu belakang mereka kembali terbuka.

Kali ini masuk Ayahnya Pierre yang diikuti Regi serta beberapa prajurit lain.

Kedatangan Regi membuatku tegang. Aku jadi sekilas melirik pada Ryan yang masih ikut di sampingku menatap layar. Ia tak mengeluarkan komentar apa-apa namun terlihat seperti memikirkan sesuatu.

RED CITY : ANNIHILATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang