Trace

13.8K 2.6K 486
                                    


Marsia membeliak melihat jejak dilantai.

"Kau..kau yakin--"

GRAAAKH!

"Ishhh!"
Ia mendesis kesal.
"Astaga!"

Tangannya mengepal-ngepal, menyaksikan serigala itu semakin mencakari ganas pintunya.

Sudah tak ada pilihan lagi bagi kami.

"Kita harus segera bergerak,"
Ajakku menarik lengannya.
"Ayo,"

Dengan keberatan penuh ia memandang sebelum akhirnya mengangguk.

.

.

.

"Aku tak percaya ini terjadi,"

Ratapnya, sambil ikut menunduk sama sepertiku tiap melewati pintu ganda berjendela di kiri kanan lorong dengan cepat.

"Seandainya saja tak ngeyel dari nasihat ibu-"

Aku tak menyahut, hanya fokus melangkah mengikuti jejak kakakku di lantai.

Sungguh bersyukur untuk jalanan berlumpur didepan tadi sehingga mempermudahku dalam mengikutinya sekarang.

"--Bagaimana denganmu?"

Aku mengerjap.

"Bagaimana apa?"

"Iya orangtuamu-"

Aku menahan lengannya agar memperlambat langkah ketika mendekati pintu ujung lorong koridornya.

Kami mengawasi pintu yang sekarang berjarak tinggal dua langkah didepan kami, berkeadaan setengah terbuka dengan cahaya lampu bewarna oranye berkedip-kedip dibaliknya.

"Sudah lama aku kehilangan mereka,"
Jelasku sendiri seraya melangkah maju mendekati pintunya.

"Dan aku, akan melakukan apapun agar tidak mengalami kehilangan lagi"

Kudorong pintunya hingga mengayun membuka penuh.

Dan kembali kami melihat koridor panjang yang kosong melompong, tak ada apapun.

Dan kembali kami melihat koridor panjang yang kosong melompong, tak ada apapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak ada pintu disisi kiri kanan lorongnya. Koridor panjang remang tanpa lantai keramik, hanya dilapisi semen dan dindingnya bewarna coklat kusam yang sungguh berhasil sekali menambah rasa depresi dipikiranku.

Jejak dilantai pun tampak berubah ketika kuteliti.

yang tadinya jarak jejak langkah satu sama lain berdekatan, berubah menjadi berjauhan.

Aku mengerenyit, pandanganku beralih jauh ke pintu selanjutnya yang sudah terbuka lebar diujung lorong depan.

Jelas terlihat Regi sudah tidak hati-hati lagi dalam membuka pintunya.

Apa dia telah melihat sesuatu

dan berusaha mengejarnya?

"Lucy lihat deh,"

RED CITY : ANNIHILATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang