Suara Jet tempur yang mendekat memutuskan perbincangan, kami saling berebut ke jendela terdekat, untuk melihat bantuan besar yang datang.
Tiga jet tempur yang datang melesat dari langit selatan semakin keras nyaring hingga membuat kami menutup telinga, terlebih ketika lewat tepat diatas kami.
"Whoa!whoa!"
Kami semua seketika berpegangan, akibat heli jadi bergetar hingga mengeluarkan suara nyaring peringatan dari kokpit."Tenang-tak apa, posisi kita memang terlalu dekat dengan mereka!"
Setelah pemberitahuan dari Regi itu, kami balik meneliti jendela. Terlihat laju tiga jet melambat, dan meluncur dua rudal dari moncong pesawat pertama, melesat lurus menyecar tengah jalan.
Ledakan rudal memunculkan jejak retakan tanah yang besar sebelum meruntuh kebawah, membawa serta ribuan zombie terjun jatuh ke gorong bawah tanah dengan kedalaman hampir dua puluh lima meter.
Aku menutup mulut.
"Oh ya Tuhan!"Pemandangan yang cukup mengerikan itu membawa tepuk tangan riuh dari semua orang disekitarku. Beberapa tentara bahkan mengeluarkan suara siul bersahutan.
Aku memikirkan dimana dua mutan itu ketika kembali datang belasan heli yang berlalu dibawah kami. Terakhir kulihat belasan heli itu menembaki habis zombie di dalam runtuhan sebelum heli kami lanjut melaju menyebrangi lautan, menjauh dari daratan Jepang.
Ketika menyebrangi laut, heli kembali melewati kapal Aegis serta Aegon, yang sudah gelap tanpa lampu aktif sama sekali dan jelas karam, dikelilingi zombie perenang yang masih menyisa disekitarnya.
Timbul rasa duka terhadap keadaan kapal Aegis. Walau hanya menumpang dalam waktu singkat tapi itu merupakan kapal militer besar dan bagus menurutku. Kapal itu bahkan tidak langsung tenggelam begitu saja walau sudah kena tabrak Aegon dengan sangat keras.
Pemikiran tentang kapal Aegis juga membuatku kembali bertanya-tanya. Dimanakah tempat aman sesungguhnya yang terbaik bagi manusia untuk hidup nantinya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
"Mereka masih dikejar! Tadi padahal berhasil terpojok-"
"Aargh!"
Pierre mengerang. Kepalanya mengayun hampir membentur jendela heli dibelakangnya.
"Masih Uncle? Kenapa susah sekali?!"
Ia benar-benar gemas dengan perkembangan terbaru dari Uncle Cyril lewat komunikasi."Setengah jam juga belum ada, Pierre-"
Kadet Silvia yang menyahut.
"Pantas jika dua mutan itu belum tertangkap-""MASA BODOH!"
Makinya, membuat beberapa tentara yang sedang asik mengajak obrol Vincent disisi lain tempat duduk sempat terdiam.
"Mereka tadi memburu kami sekarang gantian mereka merasakannya! Dasar makhluk sialan-brengsek- pokoknya aku mau mereka sudah diatasi sebelum hari ini usai-atau bahkan sebelum heli ini sampai mendarat bakal lebih bagus!"Aku menyengir lemah mendengar nada Pierre yang sangat seperti Ayahnya saat ini.
Kadet Silvia yang menyahuti.
"Nanti juga tertangkap. Aku ragu mereka masih bisa kabur, terkepung dari langit dan juga darat-"
KAMU SEDANG MEMBACA
RED CITY : ANNIHILATION
Ficção CientíficaSequel of RED CITY : ISOLATION Aku sudah pernah dengar tentang ramalan itu. Ramalan bahwa akan terjadinya Perang dunia ketiga dalam waktu dekat. . Sialnya, ramalannya kurang lengkap. Karena tidak memberitahu sama sekali bahwa perangnya itu bukanlah...