Mereka menatapku dengan pandangan tak percaya. Barangkali mereka terkejut karena pada akhirnya aku mengetahui semuanya —siapa mereka sebenarnya dan yang kudapat hanya rasa sakit.
Mengapa semua orang yang aku percaya membohongiku?
Setelah keheningan menyelimuti kami, akhirnya James mengangkat kedua tangannya ke udara tanda menyerah.
"Kau sudah tahu semuanya dan ya, ini kami. Tapi, kami melakukan ini untuk–"
"Aku. Ingin. Dengar. Sekarang!" Aku berkata dengan gigi yang mengatup rapat. Sebisa mungkin aku berusaha untuk tidak menangis.
"Okay, Liam James Payne."
"Harry Edward Styles."
"Niall James Horan, We're sorry...."
Aku tak mempedulikan kata maafnya. Aku hanya peduli pada dua orang lelaki yang tengah diam membisu. Siapa lagi, kakakku dan dia. Pembohong besar tapi tidak handal dalam berbohong.
"Kau sudah tahu aku, Tiff. Maafkan aku." Zayn atau Zain yang jelas aku tak peduli, semuanya sama.
"Ini aku, Louis William Tomlinson. Tapi, Tiffany, aku bisa jelaskan semuanya, aku minta maaf. Kau tau 'kan aku sangat men–"
"Waw, ini sulit ku percayai. One Direction in the middle of my life?" tanyaku dengan tawa hambar. Lalu mereka menatapku dengan rasa iba atau lebih tepatnya kasihan, karena aku tertawa dengan di iringi air mataku yang terus mengalir. Aku sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya.
Aku pun menghapus air mataku dengan kasar dan menatap mereka sekali lagi. Tapi saat aku menyadari bahwa Louis si Pembohong Besar itu akan mendekat ke arahku. Aku sudah mundur menjauh.
"Lain kali aku akan meminta foto kalian. Aku pergi!"
Dan setelah itulah aku berlari keluar dari tempat yang penuh dengan sandiwara dan kebohongan.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Better Than Words
Fiksi Penggemar"Apa yang akan kau lakukan jika semua orang di sekitarmu bersandiwara? Dan apa yang akan kau lakukan jika semua orang di sekitarmu menyembunyikan hal terbesar dalam hidupmu? Marah atau menerimanya?" © 2014 by meisyaw