6. Selembut Kein

3.4K 294 18
                                    



- - m e s s y - -

Kein merasa tidak tahan ketika Andra menatapnya terus, ia balas menatap Andra sembari memberi tatapan menuntut penjelasan dari Andra. Atau sebenarnya Andra lah yang berhak menuntut jawaban di sini?

Andra mencomot potongan martabak yang ia beli di jalan tadi, martabak bangka kesukaannya, rasa kacang coklat. Yang selalu ia beli ketika akan ke rumah Kein, meskipun Kein tidak meminta. Andra tahu kalau Kein dan dirinya memiliki satu selera makanan, khususnya cemilan. Ia menyuapkan martabak itu, mengunyahnya pelan.

"Tadi Gale ke sini?" Tanya Andra lebih dulu.

Kein mengangguk. Awalnya, ia ingin sekali menceritakan apa yang menjadi keresahannya, namun Kein tidak suka membagi hal seperti itu. Sebelum Andra datang, ia sudah bisa mengendalikan dirinya untuk tidak larut dalam emosi di dalam dirinya. Kein menyadari kalau ilmu dari buku-buku psikologinya berguna. Bisa membantunya memilih hal baik apa yang harus di lakukan di saat situasi terburuk sekalipun.

Lagi, Kein tidak ingin membesar-besarkan masalah antara dirinya dan Gale. Bahkan di posisi seperti sekarang, Kein masih menyayangi Gale seperti pertama kali dulu. Kein selalu berusaha memahami orang lain, bukan orang lain yang memahaminya. Meski terkadang, ia lah yang lebih menuntut dipahami atas segala sifat, sikap, juga karakter di dalam dirinya.

Kein menghela napasnya, membuang sedikit beban dan curiga di kepalanya. "Tadi gue makan di tenda biru bakar."

Andra ber-oh ria, ia membuka ponsel keluaran terbaru miliknya itu. "Lo mau tau cewek yang jalan sama Gale? Gue udah dapet informasinya-"

"Nggak usah, nggak perlu, Dra."

"Kenapa?" Tanya Andra heran.

Kein tersenyum tipis, lalu berkata, "Lo tau sendiri, Dra, dari awal dulu juga gue nggak pernah larang dia mau deket sama perempuan mana pun, mau jalan atau apapun itulah."

"Kein," panggil Andra sedikit serius, "Lo nggak lagi nyakitin diri lo 'kan?"

Kein menggeleng.

"Kein gue tau lo udah sejauh ini sama Gale, gue juga salah satu orang yang selalu seneng karena ada kisah antara lo sama Gale. Tapi, bukan berarti gue rela kalo hal kayak gini terjadi sama lo." Andra kelewat serius. Ia tidak pernah berbicara dengan nada yang seserius ini pada Kein. Bagi Andra, Kein terlalu menyepelekan perasaannya.

Kein paham kalau Andra hanya ingin ia melakukan yang terbaik. Atas segala hal yang terjadi, Kein masih merasa baik-baik saja. "Iya, Dra."

"Tadi anak IPS 1 itu ngomong apa sama lo?"

"Kok lo tau?" Tanya Kein keheranan.

"Gue apa yang nggak tau. Cepet kasih tau gue dia ngomong apa?" Pinta Andra dengan menuntut.

"Cuma bilang kalo gue nggak secantik itu untuk sama Gale, bandingin gue sama cewek yang jalan sama Gale itu." Kein menyandarkan kepalanya pada sofa itu. "Cuma di sekolah kita doang apa ya gosip kayak gini cepet banget nyebarnya."

Andra berhenti memakan martabak itu, "Ngomong apa lagi? Kurang ajar!"

"Yaudahlah, Dra, emang gue juga nggak secantik itu."

"Heh! Kemana self-love lo yang selalu lo ajarin ke gue dan temen-temen yang lain?! Lo bisa nasehatin orang lain dan buat orang lain jadi mencintai dirinya sendiri, tapi lo sendiri nggak ngelakuin itu. Jangan cuma karena dia lo jadi ngerasa buruk dan nggak cantik! Gue jadi sahabat lo nggak terima ya, Kein. Lagi pula nggak pernah ada standar kecantikan di dunia ini. Lo sendiri yang bilang ke gue; you're beauty just the way you are." Andra mengomel panjang.

Messy (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang