- - m e s s y - -Menghindar tentu menjadi pilihan paling pengecut, namun tetap biasa saja pun tak mungkin. Yang dulu sering berdua justru harus masing-masing dan tak lagi menjadi satu. Ada banyak yang sedang diselesaikan, termasuk menyelesaikan perasaan yang sepertinya enggan sirna.
Memang ya kalau sudah tidak ada baru terasa berharganya, baru terasa kalau kehilangan itu menyakitkan. Tidak ada lagi kata bersama di saat baik atau justru sedang buruk-buruknya. Tempat paling nyaman untuk bercerita itu sudah beranjak, membuat yang dulu kosong semakin terasa hampa. Menahan tentu bukan hal yang akan ia lakukan, itu sama saja menyakiti lebih jauh lagi.
Tapi bagaimana kalau yang hendak pergi itu ingin ditahan? Ingin sekali dimohon untuk tetap tinggal dan tidak pamit? Rasanya setiap diri sering lupa kalau ada yang justru bisa menetap hanya dengan diperjuangkan sedikit saja. Cuma sudah pasti menarik kesimpulan sendiri lebih cepat menguasai. Banyak berpikir jauh sampai rasanya yang mudah semakin tidak bisa digapai.
Tidak pernah mudah untuk mengambil keputusan disaat suasana hati sedang kalut-kalutnya. Ketakutan itu terlalu besar menghantui, membuat sisi lain dirinya justru berpikir tentang kemungkinan terburuk. Sisa-sisa gores dari beberapa tahun lalu itu kembali menjadi luka baru. Tentang yang lebih banyak diakhiri dan pergi ketimbang duduk sebentar sekedar menjelaskan alasan menyudahi.
Matanya mengamati dua sosok yang baru saja berlari kecil dari parkiran itu dan berhenti ketika sudah sampai di ujung koridor. Keduanya tampak berbicara sambil menepuk bagian tubuh masing-masing yang sepetinya basah karena hujan. Pagi ini memang hujan turun, tidak terlalu deras, namun cukup kalau untuk membuat basah pakaian.
Tatapan matanya lurus, tangannya mengepal perlahan ketika tangan itu dengan lancang membenarkan rambut perempuan di hadapannya itu. Melihat senyum canggung itu membuatnya tersadar setelahnya, sebagian dirinya justru mengejek; kemana saja? Dulu kesempatan itu ada tapi disia-siakan.
Cantik, selalu dan akan tetap seperti itu. Senyumnya masih hangat seperti dulu, mata teduhnya begitu menenangkan dan memberikan kenyamanan. Banyak yang lebih, tapi yang ia mau cuma dia, perempuan sederhana yang katanya angkuh, namun begitu rapuh. Tercipta dari banyak kepiluan, lahir bersama dengan lara juga sedih yang sudah digariskan, dia berdiri dengan senyum paling manis dan peluk paling dirindukan.
Bibir kecil itu tidak pernah mengeluh tentang hal-hal yang dianggapnya sepele, dua tahun bersama, Gale tidak pernah mendengar hal itu. Begitu banyak kalimat baik dan tutur lembut yang justru didengar. Tawa yang kadang justru hilang ketika dirinya sedang marah. Gale benar-benar kehilangan tubuh cantik yang dibalut akan rapuh itu.
Semoga senyum itu tulus atas kebahagiaan, semoga tidak ada lagi senyum untuk menutup kesedihan.
Gale mengacak rambutnya pelan, ia kemudian membuka pintu mobilnya. Berjalan ke arah dua orang yang masih berdiri di sana sejak tadi, ia tidak peduli rintik hujan yang bisa saja membuat seragamnya basah. Apa yang harus dihindari selain ketakutan sendiri, hujan bukan apa-apa.
Harusnya Gale menunggu keduanya pergi lebih dulu atau bahkan ia memilih jalan yang lain untuk sampai di kelasnya, namun entahlah kakinya justru melangkah mendekati keduanya. Seperti hari-hari yang sudah berlalu, tidak banyak bicara ketika bertemu, senyuman tipis sudah cukup mewakili semua.
"Pake jaket gue aja nih alien, nggak basah kok ini," kata Aldo dengan melepas jaketnya lalu menyodorkannya ke hadapan Kein.
"Nggak usah deh, lo gimana?"
Aldo berdecak. "Gue gampang, baju lo basah gitu, dingin 'kan?"
Kein mengangguk namun ragu, ia mendengus ketika Aldo memaksa dirinya. Cowok itu memakaikan jaketnya tanpa mengatakan apapun. Kein memperlihatkan keterkejutannya ketika Gale berdiri di dekatnya dengan menatapnya. Sedangkan Aldo yang sudah selesai dengan urusannya itu tidak kalah terkejut, ia tersenyum kaku pada Gale yang menatapnya datar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Messy (COMPLETE)
Teen FictionDari awal pun, hubungan ini dimulai dengan alasan yang tidak jelas. Terlalu berantakan untuk memulai cinta di dalamnya. Ada yang salah dalam hubungan ini, tapi mereka sama-sama tidak peduli, atau lebih tepatnya berpura-pura tidak peduli. Sesuatu yan...