Ola!
Gue tau gue pengecut kalo hapus cerita ini tanpa diselesaiin. Makasih banyak untuk segala dukungan yang kalian kasih ke gue.
/lo siapa sinting?!/
Yang nanya gue kenapa kemaren mendadak pengen apus cerita, itu karena ada yang ngebuat gue ngerasa gue udah gagal nulis. Gue cuma mau bilang, tinggalin cerita gue kalo karakter yang gue bangun terlalu aneh di mata lo. Gue bukan penulis yang tulisannya pantas untuk dijadiin bacaan, gue tau banyak cerita yang bagus yang mestinya lo baca ketimbang cerita gue.
Kalo lo baca cerita gue, lo harus inget detail setiap kejadian. Lo nggak bisa menghakimi satu karakter padahal mungkin lo nggak baca cerita itu dengan teliti.
/halah/
Oke, gue egois kalo ngerasa kesinggung sama sesuatu, harusnya gue lebih dewasa menyikapi itu. Sorry, kalo lo mengharapkan banyak dari gue, yang mau gue kasih tau, cerita gue nggak pantes lo harapin. Lo mau baca gue seneng, enggak baca yaudah.
/basi/
Gue janji bakal berusaha nyelesaiin apapun yang udah gue mulai. Jangan nungguin gue update ya, gue kan otaknya setengah jadi agak-agak.
Makasih.
- - m e s s y - -
"Mora, apapun yang Mora udah tau dari orang lain, Kein akan ngejelasin versi Kein."
Gale menghentikan langkahnya seketika, mengurungkan niatnya yang akan menemui Kein dan Mora. Ia memperhatikan Kein yang seperti sedang tertekan. Ia tahu kalau sebenarnya Kein tidak ingin menceritakan hal itu, namun, Gale akan membiarkan Kein membicarakannya dengan Mora. Karena pada akhirnya, sesuatu yang ditutupi akan terungkap juga.
Sedangkan Mora kini menatap Kein dengan serius. Ia hanya tidak ingin ada hal yang disembunyikan dari Kein, karena sejujurnya ia sangat menyukai Kein. Remaja itu begitu cantik dengan sopan santunnya juga sabarnya menghadapi Gale. Meski begitu, Mora tetap harus tau siapa Kein sebenarnya. Mora menyadari kalau ia harus memperlakukan Kein dan Philove dengan sama untuk urusan ini.
Lo cuma perlu ceritain Kein, setelah itu udah, bisik dirinya sendiri.
Kein lalu menghela napasnya berat, ia balik menatap mata Mora. Tidak seperti biasanya, kali ini Mora benar-benar seperti orang-orang yang Kein selalu hindari. Orang-orang yang berusaha mengulik masa lalunya yang jelas-jelas ingin selalu ia lupakan.
"Gimanapun Kein berusaha untuk nggak kasih tau Mora tentang hal ini, pada akhirnya Mora akan tau, cepat atau lambat. Siapapun yang ngasih tau Mora soal keadaan Kein, Kein nggak marah. Segimanapun Kein mengelak, fakta itu emang bener," katanya dengan menahan sesak di dalam dirinya sendiri. Berbeda dengan tampilannya yang kelewat biasa saja.
Gale mengepalkan tangannya, seharusnya ia tidak membiarkan Kein dan Mora bersama siang ini. Melihat Kein yang harus menceritakan hal itu membuat Gale membenci dirinya sendiri. Menyakitkan pasti, ketika dipaksa menceritakan hal yang jelas tidak ingin diceritakan.
Selama ini Gale berusaha tidak membahas apapun hal yang terasa sensitif bagi Kein. Meskipun Gale selalu kasar ataupun semena-mena pada Kein, ia tidak pernah menyakiti Kein secara batinnya. Gale mengenal siapa Kein dibalik sosok yang selalu mengalah padanya itu. Sosok yang terlihat begitu baik-baik saja di atas segala luka yang ia punya. Kalau dibandingkan dirinya, Kein tentu orang yang menanggung beban lebih berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Messy (COMPLETE)
Teen FictionDari awal pun, hubungan ini dimulai dengan alasan yang tidak jelas. Terlalu berantakan untuk memulai cinta di dalamnya. Ada yang salah dalam hubungan ini, tapi mereka sama-sama tidak peduli, atau lebih tepatnya berpura-pura tidak peduli. Sesuatu yan...