Kanaya baru selesai mencuci tangan di toilet sekolah saat Talitha menepuk bahunya. Begitu Kanaya berbalik, ternyata bukan hanya Talitha yang ada di belakangnya. Sekitar 4 - 5 orang gadis, anggota genk Talitha sudah berdiri garang di sana.
"Ada apa...," belum sempat Kanaya menyelesaikan pertanyaannya, salah satu gadis anggota genk Talitha sudah memiting lengannya dan menghentak tubuhnya ke dinding toilet. "Aduh Kak, sakit!"
Kanaya meringis kesakitan, tapi Talitha tak peduli. Dijambaknya rambut Kanaya dengan kasar. Sebuah gunting besar di tangan Talitha yang satu lagi, membuat Kanaya terbelalak ketakutan.
"Kalau berteriak, gunting ini akan memotong habis rambutmu!" Ancam Talitha.
"Ja..Jangan..," rintih Kanaya.
"Oke, sekarang dengerin gue, anak kecil! Gue sebetulnya gak mau ngelakuin ini karena lo bestie Chicco, tapi lo udah ngelunjak ngerebut perhatian si cakep itu, sampe tega dia mempermalukan gue di depan orang banyak. Gue paling benci di tolak, ngerti lo?!"
"Maksud Kak Talitha?"
"Halah! Jangan pura - pura bego deh, lo pasti tau siapa yang gue maksud!"
"De - Devandra?"
"Ya, Devandra milik gue! Jangan ganggu Devandra, atau lo tau sendiri akibatnya!" Talitha membentak sementara gadis yang memiting Kanaya mempererat pitingannya, membuat Kanaya terpekik kesakitan. Sendi - sendi tangan yang terasa begitu nyeri, membuat air mata Kanaya meleleh.
"Aaah sakit, Kak!"
"Gue dan genk gue gak bakal segan berbuat lebih dari ini, kalo lo deket - deket Devandra!" Lanjut Talitha.
"Ngerti gak?!" bentak gadis yang memiting Kanaya, tak sabar karena melihat Kanaya cuma terdiam.
"Nge - ngerti, Kak,"
"Dan jangan ada yang tau kejadian ini, oke?" Tambah Talitha sambil mempermainkan gunting yang ada di tangannya di atas kepala Kanaya, membuat napas gadis itu tercekat, karena ketakutan.
Kreesss...
Mata Kanaya melebar melihat helai - helai rambutnya berjatuhan ke lantai toilet sekolah.
"Oops? Rambut lo ke gunting ya? Sorry ya?" Talitha tergelak. Gadis kelas 12 itu seperti sengaja menggunting ujung rambut Kanaya.
Air mata Kanaya meleleh lagi saat dia akhirnya dilepaskan pergi oleh Talitha, diiringi gelak tawa mengejek dari gadis - gadis teman genk Talitha.Kanaya yang rapuh, benar - benar shock, tidak mengira Talitha bisa berbuat seperti itu padanya.
Gu - gue harus ngejauhin Devandra? Rintih gadis itu. Padahal gue baru berteman dengan Devandra, makan es krim, saling menghibur karena punya rasa kehilangan yang sama...Devandra ngajak minum es Cappucinno berdua di kantin....Dan..Dan kemaren Devandra baru aja bilang suka....
Kenapa Kak Talitha? Kenapa harus Devandra yang Kakak suka? Kanaya hampir saja dia bertabrakan dengan Ciccho yang langsung nyengir jelek padanya.
"Thanks God, gue ketemu Aya," Chicco langsung merentangkan kedua tangan seolah ingin memeluk Kanaya, membuat gadis itu terjengah, refleks mengelak, walau dia tau Chicco hanya bercanda. Sudah sering pemuda imut itu bertingkah random menggoda Kanaya
"Apaan sih?" Katanya sambil menunduk, berusaha keras menahan tangisnya di depan Chicco.
"Eh kenapa lo? Kok pucat?" Tapi masih terlihat juga oleh Chicco, wajah pucat Kanaya. "Lo gak apa - apa? Gak diganggu Vampire itu kan?"
Kanaya buru - buru menggeleng, dia tak mungkin mengadukan perlakuan Talitha dengan Chicco. Gadis itu membiarkan Chicco menduga sembarangan tentang wajah pucatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
02.00 ( Tamat )
HorrorKanaya yang sedang berduka, menghadiri pemakaman orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan, tak sengaja bertemu dengan Devandra Sosok Devandra yang begitu memukau bagai dewa - dewa legenda Yunani yang tampan, seorang pemuda yang bercita cita me...