'Perawat itu terakhir diketahui sedang mendapat giliran piket malam di Rumah Sakit tempat dia bekerja, dan sejak itu dia tak pernah kembali ke rumahnya, seperti menghilang tanpa jejak, keluarganya sudah melaporkan kehilangan ini pada Polisi...dst’
“Yah elah, liat neh, gue baca berita di medsos, ada perawat yang menghilang secara misterius di Rumah Sakit," Chicco berusaha menarik perhatian sahabat - sahabatnya.
Tapi sahabat - sahabatnya terlalu sibuk dengan tugas kelompok Biologi yang sedang mereka kerjakan saat itu, secara mereka sedang belajar di dalam kelas, mapel Biologi. Chicco yang mager, malah asyik dengan handphone - nya daripada ikut mengerjakan tugas.
"Apaan seh?" Milly yang risih karena kehebohan yang dibuat Chicco, akhirnya protes.
"Baca deh, berita kriminal...," Chicco menyodorkan handphone - nya.
"Mana?"
"Ada perawat yang menghilang..,"
Kanaya akhirnya tergiur untuk ikut melihat berita kriminal yang sedang dibaca Chicco lewat handphone.
"Eh, bukannya ini Rumah Sakit tempat Devandra dirawat kemarin?” komentar gadis itu.
"Eh iya juga ya?" Chicco baru sadar, pemuda itu melirik kursi Devandra yang masih kosong. "Btw Si Devandra itu belom masuk yah?"
"Si cakep itu....Eh pulang sekolah kita ngejenguk dia yuk?" Usul Milly sambil mempermainkan pena yang dipegangnya.
"Halah, lo," Chicco hendak protes.
"Tapi usul Milly bener juga tuh, Devandra udah nyelametin kita...," kata Tasya, membuat Kanaya dan Milly saling berpandangan.
Devandra terluka gara - gara menyelamatkan Tasya, Milly dan Kanaya dari kawanan begal. Remaja - remaja itu, khususnya Tasya, Milly dan Kanaya, merasa sudah berhutang budi dengan Devandra.
"Ternyata kita udah salah ya ngeduga Devandra nakutin," kata Tasya.
"Iya, mana ada Zombie bisa terluka..," Kanaya menangkupkan kedua tangannya di pipi.
"Ta - tapi...," Chicco masih mau protes, karena teringat dia yang tak bisa bergerak dibuat Devandra tempo hari di Cafe.
"Udah, diem aja kenapa? Lo ikut aja deh," Milly membungkam mulut Chicco dengan jemarinya, membuat pemuda imut itu terbelalak.
"Gini deh susahnya jadi yang paling ganteng sendiri di genk," gerutunya, setelah berhasil melepaskan tangan Milly dari mulutnya.
"Ha? Yang paling ganteng? Aya, Tasya, mana tong sampah?" Milly memegang dahinya, belagak mau tumbang.
"Itu tong sampah, dekat pintu kelas, kenapa?" Kanaya menyahut lugu.
"Gue mo muntah dengar omongan si Tuan Ganteng ini," kata Milly.
"Apa?!" Chicco berdiri.
"Iya elo, si Tuan Ganteng!" Milly langsung kabur, karena Chicco mengejarnya hingga berkeliling kelas.
Dasar siswa tak sadar diri, sedang jam belajar, nekad berkejaran seperti anak TK, tinggal ibu guru mapel - nya mengurut dada melihat ulah random siswa - siswinya.
*****
Tapi sepulang sekolah, sebelum menjenguk Devandra di Rumah Sakit, saat keempat sahabat itu makan siang di Cafe Bonafacio, tempat biasa mereka berkumpul, keempat sahabat itu harus tercengang melihat Devandra ternyata sudah ada di Cafe, sedang berdiri di tengah panggung liveshow Cafe, memainkan biolanya, menghibur pengunjung Cafe. Pemuda bermata abu - abu itu bekerja part - time di Cafe Bonafacio rupanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
02.00 ( Tamat )
HororKanaya yang sedang berduka, menghadiri pemakaman orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan, tak sengaja bertemu dengan Devandra Sosok Devandra yang begitu memukau bagai dewa - dewa legenda Yunani yang tampan, seorang pemuda yang bercita cita me...