BAB 23 : Kenyataan Pahit Untuk Kanaya

405 78 0
                                    

"Jadi lo punya sodara kembar namanya Anzu?" Tanya Kanaya.

"Ya," sahut Devandra tanpa menoleh pada Kanaya.

"Kok dia gak pernah keliatan selama ini?"  Kanaya masih kepo. "Apa dia gak tinggal bareng lo?"

"Dia...," Devandra sebetulnya sangat enggan membeberkan keberadaan Anzu di depan Kanaya, tapi Devandra tak ingin kehilangan Kanaya, baginya Kanaya adalah segalanya, baginya Kanaya adalah satu - satunya kebahagiaan yang dia punya di dunia ini, dunia yang membuatnya depresi dengan  segala hal mengerikan yang ada pada dirinya tanpa dia tau kenapa.

Devandra sangat  berharap Kanaya mau percaya   dan kembali padanya jika dia memberitahu tentang Anzu sebagai pelaku pemerkosaan itu, bukan dia. Devandra tidak tau bagaimana caranya, tapi dia merasa tak punya pilihan lain.

Chicco, Tasya dan Milly datang karena ditelepon Kanaya. Ketiga sahabat Kanaya itu segera bergabung dengan Kanaya dan Devandra di Warung Mie Rebus yang ada di depan kompleks permakaman.

Sewaktu Devandra pingsan, Kanaya memang meminta bantuan penjaga makam dan beberapa peziarah yang ada di sekitar mereka saat itu untuk membantunya membawa Devandra ke warung itu.

"Oh jadi lo punya saudara kembar?" Tanya Chicco saat datang, tapi nadanya terdengar justru mencemooh Devandra, karena pemuda sahabat Kanaya itu merasa Devandra cuma mengada - ngada, untuk melarikan diri dari status tertuduh. "Mana dia sekarang? Kok dia gak sekolah bareng lo? Kok gak pernah ada fotonya kek, di profil pic WA lo ato di mana kek?"

"Chicco bener, gue sering kok stalking akun medsos lo,  Dev, tapi kok gak pernah ada tuh foto saudara kembar lo?" Milly ikut bicara.

"What? Lo sering stalking akun Medsos Devandra?" Chicco terbelalak. "Polos banget seh lo ngomong di depan orangnya?"

"Lho kenapa emang?" Milly bertanya bego.

Chicco menepuk jidat, setengah malu karena kebegoan Milly, setengah iri dengan pamor Devandra yang selalu bisa membuat gadis - gadis tidak ragu untuk mengakui sebagai fans yang rela jadi stalker akun medsos Devandra, membuntuti Devandra dan kepo dengan segala hal tentang Devandra.

Untungnya Devandra  tak terlihat ge - er atau bangga memiliki fans. Atau mungkin pemuda itu sudah terbiasa jadi most wanted boy, jadi sudah cuek, sudah kebal, Hehehe...

"Lupa dengan kerjaan gue sebagai Kolektor Cogan Bersertifikat? Jadi gue harus rajin dong stalking akun medsos cogan - cogan," lanjut Milly sedikit mendongakkan dagunya, seolah bangga mengklaim dirinya seorang Kolektor Cogan...Halah..

"Widih bisa ya lo bangga?" Chicco mencemooh. "Berarti lo juga sering jadi stalker akun medsos gue dong?"

"Hah? Stalker akun medsos elo? Amit - amit...," Milly memegang dahinya, berlagak stress. "Emangnya lo cakep?"

"Jelas," Chicco berkata tegas.

"Jelas bohongnya, iya kale!"

"Eeh lo tuh ye!"

"Apa gue?"

"Milly, Chicco, plis, kita lagi serius," Tasya selalu jadi pengingat, karena melihat Devandra mengerutkan kening dan Kanaya terlihat stress melihat kelakuan Milly dan Chicco yang tidak pernah serius, ribut terus seperti Tom and Jerry.

****

Akhirnya begitulah, keempat sahabat itu sepakat meminta Devandra untuk membuktikan kata - katanya, bahwa pemuda bermata abu - abu itu memiliki saudara kembar bernama Anzu yang merupakan pelaku pemerkosaan itu.

"Datang ke Apartemen gue malem ini," begitu jawaban Devandra membuat keempat sahabat itu mengeluh.

"Kenapa harus malem sih? Apa gak bisa sodara lo itu ketemu kita siang kek, sore kek," keluhan Tasya langsung dibenarkan oleh Kanaya dan Milly. Chicco mencibir.

02.00 ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang