Chapter 6

4.6K 283 6
                                    


Hari pagi ini suasana kamar putra bungsu song sangat ramai oleh teriakan putra ke empat keluarga song yang berteriak teriak heboh saat memainkan game, jimin nampak terduduk diranjang sang adik dan ikut bersandar diranjang lebar sang dongsaengnya.

Sedangkan dongsaengnya sendiri nampak bersandar nyaman pada bahu kiri sang hyung dengan pandangan yang ikut menatap layar lebar yang tergantung di atas dan tepat diatas ranjang pasiennya.

Wajah si bungsu nampak semakin pucat dari hari ke hari padahal terapi dan pengobatan selalu dia dapatkan setiap harinya, namun seolah olah tubuh taehyung terus menolak semua obat yang masuk dan membuat kondisi tubuh taehyung selalu naik turun tanpa stabil.

"Tae, liat hyung pasti menang...." teriak jimin semangat dengan sekilas memandang wajah sang adik yang nampak sebagian, walau kedua tangannya masih sibuk menekan nekan tombol.

Taehyung sendiri masih fokus melihat layar didepannya dengan pandangan sayu, dan kondisi tubuh yang terasa lemas.

Anak pucat itu semakin tidak bertenaga dan berdaya dengan bibir tidak berwarnanya yang semakin kering dan mengelupas, tidak hanya itu saja perut si bungsu juga semakin terlihat menonjol walau tertutup baju kimononya, anak pucat itu terduduk bersandae pada ranjang tanpa ada selimut yang menutupi tubuhnya.

Dua cairan infus juga terlihat menggantung ditiang sebelah kiri ranjangnya serta dua jarum infus yang menusuk kulit bagian dalam tangan kiri taehyung.

Terlihat sekali itu membuktikan selama 1 bulan lebih 15 hari kondisi si bungsu semakin menurun.

"Yakkk, hyung kalah tae..." jimin berucap sedih saat melihat permainannya bertuliskan game over.

Taehyung hanya terdiam dan berkedip pelan saat kedua matanya terasa amat kering.

"Tae, sekarang giliranmu, kau pasti juga ingin memainkan game terbaru inikan..." ucap jimin bahagia karena dia tau jika si bungsu sangat senang dan suka pada bermain game, terutama jika edisi keluaran terbaru.

Tetapi ternyata jawab taehyung membuat jimin sedikit bersedih memikirkan kondisi sang adik.

"Ani, ti..dak...hyung...saja..yang ber..main.." lirih taehyung dengan menggelengkan kepalanya pelan di bahu kiri sang kakak.

"Kau yakin, ini game versi terbaru tae..." ucap jimin meyakinkan kepada sang adik, soal seingat jimin sewaktu sang adik sehat, setiap jimin memamerkan tentang versi game terbaru, pasti si bungsu selalu merengek ingin memainkannya terlebih dulu sebelum para hyungnya, namun sekarang jawaban berbeda jimin terima.

Dan kembali lagi kepala taehyung mengangguk lemah.

"Apa tae, merasa ada yang sakit, chim hyung akan panggil uisa .." tanya jimin lagi.

Lagi lagi taehyung hanya menggeleng lemah sebagai jawaban.

"Hyu..ng...lan..jut...kan..sa..ja..ber..ma..in...nya.." lirih taehyung.

Hingga setelah jimin mendengar ucapan sang dongsaeng, jimin mengelus pipi kiri sang adik dengan tangan kanannya dan mengecup sekilas puncak kepala sang adik yang bersandar dibahunya.

"Hyung lanjutkan nee, nanti jika tae merasa lelah dan ingin berbaring bilang sama hyung ya .." ucap jimin

Lagi dan lagi kepala taehyung hanya mengangguk lemas sebagai jawaban.

Sampai sesaat mereka dalam keheningan dimana jimin masih berkutat dengan tombol gamenya, sang eomma keluar dari kamar mandi di ruangan taehyung dan nampak wajah sang eomma lebih segar, sepertinya hyojin selesai mandi pagi sebelum beraktifitas

Setelahnya hyojin mendekati si bungsu yang bersandar pada hyungnya dan memberikan kecupan di pelipis kiri sang putra karena saat ini hyojin berada disebelah kiri ranjang sang putra.

for me the story of my life will always be happy with my familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang