Chapter 33

2.6K 124 2
                                    

Di dalam ruangan itu nampak seorang namja cubby yang masih setia berdiri di dekat pintu masuk ruangan ICU itu.

Namja cubby itu sudah berlinangan air mata saat melihat bagaimana kondisi sang adik yang sungguh memprihatinkan dan mengiris hati.

"Chimm, kesini kau tidak ingin mendekati taetae..." panggil namjoon penuh kelembutan dan tatapan teduh untuk meyakinkan adik cubbynya.

Jimin hanya menggeleng dengan berusaha menghapus air matanya yang mengalir dengan kasar, di saat jimin melihat bagaimana kondisi sang adik bagai boneka berperut besar yang terlelap di atas ranjang dan di penuh oleh alat yang menempel di seluruh tubuh kurus taehyung, tubuh namja pucat itu hanya tertutup selembar kain tipis yang hanya bertugas menutup area pribadinya saja.

Tubuh kurus bertulang milik taehyung begitu terlihat sangat rapuh dan sengsara.

Tubuh yang hanya berupa tulang tertutup kulit itu tergeletak begitu saja bagai mayat hidup, tak ada pergerakan dari sang punya tubuh kecuali hanya dadanya yang bergerak pelan sesuai ritme bunyi yang di keluarkan dari monitor yang menempelkan kabel kabel panjang yang memenuhi seluruh tubuh taehyung.

Jimin hanya terisak tanpa pergi dari posisinya berdiri dan hanya mampu menatap namja yang berada di atas ranjang itu yang di penuhi oleh rasa sakit.

"Hiks ..hiks ....hiks ..tae...." isak jimin.

Namjoon kembali menatap adik cubbynya dengan tatapan sedih juga, tangan kanan namjoon namjoon gunakan untuk menggengam tangan kanan taehyung yang kurus dan terasa dingin sedangkan tangan kiri namjoon selalu namjoon gunakan untuk mengelus surai lepek sang adik tercinta.

"Chimm, kesinilah tae juga ingin kau sentuh" bujuk namjoon kembali namun lagi lagi jimin hanya menggeleng tidak mau mendekati sang adik karena ketidak mampuannya menahan rasa sesak, sedih, cemas dan rasa tak tega melihat kondisi sang adik yang menjadi satu bergejolak dalam hati seorang song jimin.

Namjoon nampak menghela nafas lelah dan kembali menatap wajah tirus taehyung, tak lupa namjoon mengecup dahi dan pipi taehyung berkali kali dengan bersamaan bisikan bisikan penyemangat dari namjoon keluarkan di telinga kanan sang adik, namun lagi lagi namja pucat itu tidak respon apapun.

Dimana hyojin, di saat hyojin selalu setia menanti si bungsu insung mengajak sang istri keluar, walau sempat sang istri marah dan tidak ingin meninggalkan taehyung, namun karena usaha insung yang benar benar maksimal akhirnya hyojin bersedia mengikuti sang suami untuk membawanya keluar dari ruangan ICU dan pergi untuk menenangkan diri.

Sehingga saat ini yang bertugas menjaga taehyung adalah song namjoon dan song jimin.

Mereka berdua ada di dalam ruangan si bungsu namun salah satu dari mereka tetap masih enggak untuk mendekat.

Namjoon menegakkan tubuhnya disaat setelah membisikkan sesuatu ke telinga taehyung, namjoon melepas genggamannya dari rangan si bungsu dan beranjak berputar dan berjalan menuju adik cubbynya yang masih terisak di dekat pintu dan menatap tubuh sang adik dengan tatapan ketakutam akan rasa cemas.

Namjoon rengkuh tubuh jimin dan namjoon elus punggung bergetar jimin.

"Hiks...hiks...hyung ...hiks...tae....hiks...tae...hiks...hyung ...hiks..."tangis jimin semakin terdengar saat dia mencoba mengeluarkan rasa sesaknya.

"Syuuttt ..gweanchana dongsaeng kita adalah anak yang paling kuat, kau harus percaya itu chim..." ucap namjoon yangasih mengelus punggung bergetar jimin.

"Hiks...hiks..hiks....hiks...chim takut ..hiks...hiks...chim takut tae lelah ..hiks...hyung ...chim...takut...tae..menyerah...hiks...." keluar sudah keluhan seorang song jimin.

for me the story of my life will always be happy with my familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang