3 - Malam Minggu di Sekolah

413 38 0
                                    

Malam minggu yang sunyi. Hanya terdengar suara jangkrik yang menjadi pelengkap suasana malam. Sesekali kulihat handphone, hanya sekedar untuk melihat apakah ada pesan masuk. Malam ini memang suasana rumah sepi. Ayah dan Ibuku berkunjung ke rumah pamanku. Adikku juga ikut bersama mereka. Bagiku suasana malam yang sunyi seperti ini sudah sering ku rasakan.

Dretttt
Terdengar suara getar dari handphone ku. Saat kubuka ternyata satu pesan dari Putri.

From: Putri
Dit ikut gue ke sekolah yuk? ada acara ngliput foto anak pramuka nih

Sebuah pesan singkat yang berisi ajakan Putri kepadaku. Aku sempat beroikir ngapain anak pramuka malem-malem di sekolah. Trus kenapa harus aku yang diajak, biasanya kan yang suka ambil foto anak cowok.

To: Putri
Emang harus banget ya put? Trus pulangnya jam berapa?

Tak lama kemudian putri mengirimkan pesan rayuan yang sudah mewakili beberapa pertanyaan yang belum sempat aku tanyakan.

From: Putri
Iyaa nih Dit harus banget, Pliss ya lo mau,  gue jemput sekarang yaa, Cepetan lo ganti baju. Oiya ntar pulangnya gak terlalu malem kok palingan jam 10

Dengan terpaksa aku harus menerima ajakan Putri. Putri memang salah satu ketua di ekskul yang tugasnya ngliput-ngliput gitu. Jadi ya dia harus turun tangan kalo ada acara kaya gini. Dan ujung-ujungnya pasti aku yang jadi sasarannya, karena kita lumayan deket. Ya walaupun nggak satu kelas sih. Setelah itu aku bergegas ganti baju yang sebelumnya sempat minta izin lewat pesan kepada ayah.

***

Saat tiba di sekolah ternyata ada beberapa teman satu ekskulku yang ikut juga.

"Kalo tau gini tadi aku gak bakalan ikut" gerutuku dalam hati. Udah gitu ditambah banyak anak pramuka disana membuatku semakin canggung.

Aku memang kurang suka dengan keramaian. Aku berpikir apa yang akan aku lakukan di tempat itu. Malam itu benar-benar membuatku bingung. Aku pun hanya membuntuti Putri yang kesana kemari memotret kegiatan anak pramuka.

"Udah selesai?" tanyaku kepada Putri yang tiba-tiba duduk di sebelahku. Tangannya tampak sibuk mengotak-atik kamera yang sebelumnya sempat digunakan untuk memotret.

"Belum nih" jeda. "Acara intinya belum dimulai masih bentar lagi,  ini gue masih nyeting kameranya" jawab Putri yang masih sibuk dengan kameranya.

Saat sedang melihat anak pramuka yang sibuk menata peralatan yang digunakan, tiba-tiba melintas seorang cowok di depanku. Mataku terus mengikuti langkahnya yang menuju halaman utama. Ia berjalan dengan pandangan lurus, jalannya agak cepat, ia nampak sedang terburu-buru.

"Dia... Foto..." terlontar kata-kata yang aku sendiri tak sadar. Putri yang masih sibuk mengotak atik kameranya terlihat kaget dengan ucapanku. Ia tak menyadari jika ada orang yang lewat. Sejenak matanya langsung melihat ke arah lapangan. Entah Putri sempat melihat wajah cowok itu atau tidak.

Saat sedang fokus melihat punggung cowok tadi karena ia berjalan semakin menjauh, tiba-tiba ponselku berdering. Kulihat ada telpon dari teman sekelasku. Aku beranjak meninggalkan Putri yang sedari tadi duduk di sebelahku.

Temanku bercerita panjang lebar tanpa memberiku kesempatan untuk mengatakan satu katapun. Ia bercerita seolah ia sedang berceramah. Dengan sedikit malas aku mendengarkannya. Beberapa menit setelah itu ia mengakhiri pembicaraan kami. Aku segera mengantongi ponselku kembali dan berjalan ke lorong dimana aku meninggalkan Putri, namun tak kudapati Putri sedang duduk disana.

"Dita..Dita sini?" panggil Putri dari bibir lapangan. Aku melihat ia sedang berdiri dengan seorang cowok, tapi tidak bisa terlihat dengan jelas. Mungkin karena jarak yang lumayan jauh. Sejenak aku menyipitkan mata. Cowok itu tiba- tiba melihat ke arahku dengan terseyum lebar.

"Cowok itu!!"kagetku dengan mata melebar. Entah aku sendiri tak mengerti mengapa bisa begitu.

"Dita buruan katanya mau foto?" suara Putri yang memanggilku ulang. Kulihat cowok itu dihampiri seorang temannya, sesaat kemudian temannya pergi walaupun sebelumnya sempat berbicara sebentar.

"Tapi tunggu.. Foto.. Emang tadi aku ngomong gitu ya? Ya Tuhan ngapain coba pake ngajakin foto. Bener bener Putri malu-maluin aja" kataku dalam hati yang baru menyadari perkataan Putri.

Aliran darahku seolah berhenti sejenak. Seluruh tubuhku kaku. Entah aku tidak melihat ekspresi orang yang ada di sekitar situ. Bahkan untuk sekedar menoleh pun aku tak berani. Dengan sangat terpaksa aku melangkahkan kaki menghampiri Putri. Mungkin aku juga bodoh karena menghampiri Putri. Tapi coba kalian bayangkan saja, tidak ada pilihan lain. Karena jika aku tetap berdiri ataupun berlari pergi sekalipun itu lebih membuatku malu.

"Put kamu apaan sih aku kan gak nyuruh kamu buat minta foto sama dia! "kataku ke Putri dengan sedikit berbisik.

"Jadi foto nggak dek? " kata cowok itu sambil menggerak-gerakkan tongkat pramuka yang sedari tadi ia pegang. Sepertinya ia ingin mencairkan suasana. Seketika aku langsung menatap wajahnya. Untuk pertama kalinya aku mendengar suaranya. Rasanya mataku enggan untuk berkedip.

"Enggak..enggak jadi kak..!" kataku dengan menarik tangan Putri pergi. Bahkan Putri hampir terjatuh karena tersandung kakiku. Aku bertingkah seperti anak kecil. Ya mungkin karena salting. Entah apa yang ada dipikiran cowok itu apalagi ditambah dengan perilaku konyolku.

Kutolehkan kepala saat langkahku mulai jauh, ia nampak masih memperhatikanku dan Putri. Kutarik Putri menjauh. Bahkan selama acara berlangsung aku tidak berani mendekati lapangan.

***

"Put kamu ngapain sih tadi pake acara ngajakin dia foto? Malu-maluin aja. Trus ntar orang orang yang disana mikir apa coba tentang aku." kataku ke putri sambil melepas ikat rambutku.

"Put..Putri?" panggilku ke Putri karena ia tak kunjung menyahut ucapanku. Kulihat ia sudah tidur dengan pulas. Malam itu Putri memang menginap di rumahku karena sudah terlalu malam jika ia harus pulang.

Kubaringkan tubuhku di atas ranjang tepat di sebelah Putri. Sembari kutatap langit-langit rumah. Aku mulai memejamkan mata perlahan dengan diikuti bisikan dari dalam hati.

Malam yang sunyi
Menurunkan kaum adam untuk diingat
Mata yang membuatku enggan berkedip
Mata yang membuat tubuh ini kaku
Sungguh... Malam ini...
Bulan dan bintang sedang menertawaiku

Tentang Dia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang