16 - FlashMob

200 28 2
                                    

Hari ini genap hari ke-6, hari terakhir anniversary. Di jadwal tertulis jika hari ini ada festival band. Dan dilanjutkan nanti malam ada acara puncak. Hari ini memang terbilang harinya kaum hawa. Sebelum acara dimulai pun, GOR sudah dipenuhi oleh banyak orang. Tidak jauh beda denganku yang juga ikut berbondong menuju GOR sebelum acara dimulai.

"Tu kan kita udah gak kebagian tempat!" desah Lily ketika ia mendapati hanya ada sedikit kursi yang tersisa saat sampai di GOR. Dan alhasil kita duduk lumayan belakang.

Suara teriakan para ladies pun pecah saat band pertama menaiki panggung. Dengan suara drum yang terdengar menggema membuat tak sedikit dari mereka ikut bernyanyi.

Di tengah acara yang begitu ramai, mataku terus melihat setiap wajah yang ada disana. Namun aku sama sekali tidak melihat Engga. Sampai acara break pun tetap tak kunjung ku lihat Engga. Entah hari ini dia tidak masuk atau tidak menyukai acaranya, aku sendiri kurang paham. Yang jelas ia tidak nampak menyaksikan.

"Yaudah yuk kembali ke kelas!" ajakku ke Lily dan Yuli saat sudah merasa bosan menyaksikan festival band. Lily dan Yuli pun menyetujui ajakanku karena ia melihat wajahku yang sudah sangat muram.

***

"Huh!" desahku sembari memindahkan tas ke atas meja karena kursinya akan kugunakan untuk duduk. Lily dan Yuli yang nampaknya sudah paham dengan sifatku juga ikut duduk bersamaku tanpa bertanya apapun.

"Eh Ta gue tadi lihat Engga lo!" kata seorang rekanku yang baru duduk di kursi paling belakang. Wajahnya tampak letih dengan dipenuhi keringat. Kulihat sejak pagi ia baru memasuki kelas.

"Dimana?" tanyaku dengan sedikit riang karena aku merasa moodku sudah kembali. Di kelas hanya ada kami berempat jadi Rani berani berkata seperti itu kepadaku.

Sebenarnya sudah sejak lama Rani mengetahui jika aku menyukai Engga.

"Ta tadi gue lihat Engga diparkiran. Lagi mindahin helm nya!" cetus Lily yang saat itu baru kembali dari parkiran mengambil helm nya karena takut kehujanan. Seketika orang yang ada di dalam kelas menoleh ke arahku. Tidak terkecuali Rani.

"Lily!" kataku sedikit memberi kode karena sepertinya ia tak sadar dengan ucapannya. Namun si Lily tetap tidak sadar dan berlagak polos. Setelah beberapa menit berdiri diam seperti patung ia baru sadar dengan perkataanya.

"Oiya!" katanya terkejut sembari menutup mulutnya dan berlari duduk ke arahku. Namun sudah terlambat, mungkin setengah orang yang ada di dalam kelas sudah mengetahui jika aku menaruh hati kepada Engga. Untung saja sebagian besar dari mereka tidak mengetahui Engga, jadi mereka tidak terlalu memikirkan ucapan Lily. Beda halnya dengan Rani. Ternyata ia rekan satu bangku Engga ketika PAS tahun lalu. Lebih tepatnya saat kami masih duduk di bangku kelas 10.

Sejak saat itu Rani tau jika aku menaruh hati kepada Engga. Tapi di sisi lain aku juga bisa mengorek sedikit banyak tentang sifat Engga lewat Rani.. Hehe..

"Tadi di Aula, dia latihan sama temen buat pensi nanti malem!" jelasnya sembari mengipasi tubuhnya dengan buku pelajaran karena ia masih merasa kurang dingin dengan kipas angin yang ada di dalam kelas.

"Pensi? Dia ikutan?" tanyaku kepo. Rani memang terpilih mengikuti acara lawak buat ngisi pensi. Jadi kurasa ia bertemu Engga saat sedang latihan.

"Iyaa. Bagus lo Ta dia. Flashmob!" tambahnya.

"Ada Engga, kak Ani, kak Jay, kak Leo. Trus yang lain gak kenal. Si Engga kaya pake penutup mulut gitu. Ntar malem aja lihat sendiri!" jawabnya yang sebelumnya sempat aku tanya pemain pensi dari kelasnya Engga.

"Ayo kita pulang!" kataku ke Yuli dan Lily sembari menarik tasku.

"Loh kok pulang kan festival band nya belum kelar?" tanya Yuli.

"Biarin!" jawabku yang ingin segera pulang karena tidak sabar ingin melihat Engga nanti malam. Lily dan Yuli buru-buru mengambil tasnya dan berlari mengejarku karena aku berjalan semakin jauh dari mereka.

***

"Duduk sini aja!" ajakku kepada salah seorang rekanku sembari memasuki tempat duduk. Ia teman sekaligus tetanggaku. Ia juga sekolah di SMA yang sama denganku, hanya saja beda jurusan. Malam ini memang aku sengaja mengajaknya nonton bareng, karena orang tuaku tidak membolehkanku pergi sendiri.

Saat aku sampai, acara sudah dimulai lebih kurang sekitar 30 menit yang lalu. Namun kami beruntung karena masih mendapatkan kursi tidak terlalu belakang.

Acara begitu meriah. Para penonton juga terlihat bersorak bahagia menyaksikannya. Namun aku? Beda halnya denganku. Tujuanku datang bukan untuk menyaksikan semua itu. Tujuanku hanya untuk menyaksikan satu orang yang sampai saat ini belum juga menaiki panggung. Bukan yang lain.

"Kapan sih dia naik?" tanyaku setelah melihat jam yang tertera di Handphone-ku yang menunjukkan pukul 23.15. Beberapa kali kulihat ayahku sudah mengirim pesan untuk menyuruhku pulang. Akhirnya dengan sangat terpaksa aku dan rekanku pulang sebelum acara selesai. Karena tidak baik untuk perempuan pulang terlalu malam. Dengan sedikit rasa kecewa aku meninggalkan tempat dudukku saat band sekolah menaiki panggung.

***

Drettt...

Satu notif chat dari kak Ani. Saat di sekolah tadi aku memang sempat chat kak Ani untuk menanyakan kapan dia akan tampil. Tetapi sampai aku pulang belum kunjung dibalas olehnya.

Kak Ani : Ini baru selesai tampil Ta

Satu balasan yang berisi jawaban, saat aku baru saja sampai di rumah. Jam menunjukkan pukul 23.33. Hanya selisih 18 menit sejak aku pulang.

"Berarti dia tampil setelah band tadi?"tanyaku menebak.

Redita : Gimana tadi kak? Lancar? Aku tadi pulang dulu waktu band sekolah naik

Kak Ani : Alhamdulillah lancar. Yah sayang banget. Padahal habis band itu gue naik lo Ta!

Jawabnya dengan mengirim pesan balasan yang menyayangkan kepulanganku sebelum ia tampil.

Lagi lagi penyesalan membuntutiku. Andai saja tadi aku masih mau menunggu sebentar, pasti sudah bisa menyaksikan Engga. Rasanya begitu susah. Berkali kali selalu gagal. Andai saja aku lebih bersabar sedikit. Andai andai dan andai.

"Apa memang gak jodoh?" terlontar pertanyaan konyol saat aku mulai frustasi karena terus menyesali sesuatu yang terjadi.

Tentang Dia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang