35 - Apa Dia Penyebabnya?

153 22 0
                                    

"Ada apa?" tanyanya ketika hendak duduk di luar kelas yang semula kita tempati. Setelah duduk, kulepas tangannya dari genggamanku. Sejenak hening, saling menatap.

Beberapa menit setelah itu aku angkat bicara. "Jujur kak siapa cewek yang deket sama Engga?" tanyaku memohon. Dia hanya terkekeh yang sebelumnya sempat mengembangkan pipi. Perilakunya membuatku heran, apakah ada yang salah dengan pertanyaanku?

"Lo masih suudzon aja, si Engga itu kagak punya cem ceman" ujarnya setelah puas menertawaiku. Apapun ucapan yang keluar dari mulutnya, aku merasa ada sesuatu yang ia tutupi.

Mungkin sebelumnya aku bisa terima dengan semua alasan yang ia kemukakan. Namun tidak untuk kali ini. Pasalnya sifat Engga semakin aneh, ia mendadak menjadi budak cinta. Apakah seperti itu masih dibilang wajar?

Hal tersebut menjadi teka teki yang tidak aku ketahui jawabannya. Semaksimal mungkin aku mencoba menghindar dari rasa penasaran yang melanda, namun usahaku tetap gagal.

"Aku mohon apapun yang kakak tau, kasih tau ke aku kak!" ujarku memohon dengan memelas. Kulihat kak Ani diam. Matanya menatap mataku. Tergambar pandangan simpatik di matanya.

"Gue gak mau lo terlalu mikirin Engga ta" ujarnya memalingkan muka. "Gue gak mau gara gara mikirin Engga sekolah lo keganggu" tambahnya.

"Kak" panggilku supaya ia menghadapkan mukanya kepadaku. "Aku cuma pengen tau, aku gak mau kalo kaya gini terus kak, ini semua justru buat aku mikirin Engga terus. Aku mohon kak kasih tau aku" ujarku menjelaskan segalanya.

Ucapanku membuat ia kembali menatapku. Ia menghela nafas panjang. "Gue gak tau Ta Engga suka siapa" ujarnya masih sama dengan sebelumnya. Aku membuang nafas kecewa. Mengalihkan pandanganku dari kak Ani.

"Tapi akhir akhir ini dia lebih akrab sama Wati" katanya yang membuatku kembali memusatkan pandangan kepadanya. "Tapi gue juga gak tau, soalnya Wati itu juga deket sama anak kelas sebelah" aku memasang kuping mendengarkan seluruh ucapan kak Ani tanpa memotongnya.

"Tapi lo jangan mikir yang aneh aneh, ini semua belum tentu bener" ujarnya melarang.

Aku menggeleng. "Nggak bakal kak, aku cuma pengen tau aja, setidaknya kalo udah tau kaya gini aku jadi lega" kataku berusaha sabar. Padahal dalam hati rasanya bilahan pisau sedang menusuk.

"Nih" katanya sembari menyodorkan sebuah handphone yang terlihat ada foto seorang wanita disana. Sebelumnya aku sempat meminta untuk menunjukkan foto kak Wati, karena sekalipun aku belum pernah melihatnya.

Dahiku mengernyit. "Dia itu sering banget sama gue, ya bisa dibilang temen deket, ntar deh kalo ketemu lagi gue kasih tau orangnya yang mana" ujarnya yang sepertinya paham jika wajah kak Wati terlihat begitu asing bagiku.

"Emang sejak kapan dia dekat sama Engga?" tanyaku berusaha mencairkan suasana. Kulihat kak Ani seperti mengingat sesuatu.

"Sejak HUT sekolah, gara gara pensi bareng akhirnya jadi akrab! Sejak itu di kelas mereka juga sering ngobrol berdua" ujarnya.

"Wajar kalo Engga suka sama kak Wati dia cantik, dia juga baik cocok sama Engga" celetukku dengan tatapan kosong.

"Tu kan lo kaya gitu, ini yang buat gue males cerita" ujarnya setelah melihat wajahku yang sedikit pasrah dan frustasi. Aku hanya tersenyum kecil untuk menutupi segalanya.

Aku tau masih ada sesuatu yang kak Ani tutupi dariku. Tapi aku tidak bisa memaksa ia jujur, pasalnya Kak Wani adalah teman dekatnya. Aku tau jika kak Ani diposisi yang sulit, berada ditengah tengah aku dan kak Wati yang sama sama menjadi orang yang dekat dengannya.

"Tapi lo janji ya Ta jangan terlalu mikir masalah ini, lo fokus aja sama sekolah lo" ujarnya memberi nasehat. Aku hanya mengangguk sembari tersenyum simpul.

Belum ada titik terang mengenai kedekatan Engga dengan kak Wati. Selama ini aku mengira kak Yeni lah orangnya, ternyata aku salah. Perihal waktu kedekatannya dengan kak Wati pun sama persis dengan waktu berubahnya Engga.

Apa mungkin kak Wati? Apa memang dia wanita yang selama ini membuat Engga berubah? Apa dia wanita yang menjadi teka teki selama ini?, batinku selalu bertanya tanya. Apapun itu tetapi kak Ani bilang dia orang yang sangat baik. Dengan begitu setidaknya aku merasa lega jika dia dekat dengan Engga.

Tentang Dia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang