🍃(3). Tentang Kamu

223 52 16
                                    

Aku berharap cinta yang tumbuh tanpa disengaja ini tidak seperti senja yang keindahannya tidak bertahan lama. Aku sempat ingin menaruh cinta ini kedalam hatiku yang paling jauh, tetapi aku takut cinta ini akan melukaiku, karena udara yang ku hirup saja tidak menjamin aku hidup selamanya.

Tentang kamu yang sampai kini masih aku rindukan. Bolehkah jika aku meminta waktumu sebentar? Aku ingin berjumpa, duduk berdua, saling bercanda, bertukarcerita, lalu pulang bersama. Aku juga ingin melakukan segala sesuatu yang didalam kegiatan itu ada kamu disampingku. Namun, sepertinya itu hanya mimpiku saja karena pada kenyataannya kini kamu berdampingan dengan dia.

Kemarin malam aku baru mengetahui fakta bahwa kamu sudah ada yang punya. Kalau sudah begitu, aku bisa apa? Jadi foto yang kulihat itu kekasih hatimu? Iya? Jelas aku sedih mendengar ucapan Kyra kemarin. Aku juga ingin marah, tetapi sepertinya kesadaranku masih menyapaku dengan ramah hingga aku bisa menahannya.

Setelah Kyra mengantarkanku pulang tadi malam. Aku langsung berlari ke kamar, tidak lupa aku juga mengucapkan terimakasih padanya. Berusaha menahan air mata dengan bersikap biasa saja. Aku juga sempat ingin marah pada Kyra yang sudah membohongiku. Kebohongan itu yang membuatku terjebak oleh harapan palsu, tetapi lagi-lagi aku menahan amarah. Walau bagaimanapun Kyra sudah berani jujur dan mulai kali ini aku harus berperang dengan harapan yang akan sulit aku kubur.

Semalam aku menangis sejadi-jadinya. Menumpahkan kekesalan dan kesakitan yang aku tahan sebelumnya. Bodoh memang... Menangisi seseorang yang tidak pernah tahu kehadiran kita. Semalam aku juga berfikir untuk mencari cara bagaimana aku bisa melupakan rasa dan berhenti mencintaimu saja. Namun, aku tidak berhasil menemukannya dan aku juga gagal menahan hati untuk berhenti mencintai kamu sepenuhnya.

Sekarang yang bisa aku lakukan hanya berdiam diri di dalam perpustakaan. Mengalihkan pikiran dengan membaca beberapa buku novel yang aku suka. Entah berapa mata pelajaran yang aku lewati. Aku tidak peduli.

Setelah jam istirahat selesai. Aku memutuskan untuk pergi keperpustakaan. Hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menghindari Kyra. Aku tidak bermaksud marah padanya. Aku hanya mengindari setiap pertanyaan yang akan terlontar dari mulutnya. Aku benar-benar tidak ingin mengingat luka kemarin. Selain itu, alasanku berada disini juga karena aku tidak ingin bertemu dengan Arka, walaupun itu hanya sekedar bersimpangan jalan dan saling tidak menyapa. Kali ini aku sedang tidak ingin bertemu dia. Padahal kemarin aku sangat merindukannya.

Aku duduk di kursi sambil mengangkat kaki dengan ujung tumit sepatu yang aku sanggah pada rak buku yang ada dihadapanku. Aku menundukkan kepala sejajar dengan buku yang aku pegang di atas pahaku. Untuk pertama kalinya aku membaca Novel yang bergenre Fantasi. Cerita Novel berjudul MINE yang ditulis oleh Atika ini benar-benar membuatku mampu mengalihkan pikiranku, dan membawanya kedalam imajinasi yang aku buat sendiri.

"Sudah kubilang aku tidak sengaja menumpahkannya!"

"Harusnya kamu tidak bertingkah bodoh! Minta maaf sakarang! cepat!"

Samar-samar aku mendengar keributan dari luar. Aku beranjak dari kursi yang kududuki, lalu berjalan kearah meja guru yang menjaga perpustakaan untuk menandatangani buku daftar siswa,sebagai tanda bahwa aku akan meminjam buku yang belum selesai aku baca.

Bisa aku lihat beberapa siswa yang berkumpul diluar sana. Mungkin suara keributan tadi berasal dari mereka. Aku menutup pintu perpustakaan, dan melihat keributan yang mereka ciptakan dari jauh. Entah apa yang mereka ributkan. Aku membalikkan badanku berniat pergi tanpa berniat mengetahui apa yang telah terjadi. Namun, aku kembali menghentikan langkahku setelah salah satu dari mereka menyebutkan nama yang jelas aku mengenalinya.

A Taste [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang