Semesta mempunyai caranya sendiri untuk memberi pemijak bumi sedikit pelajaran yang bermakna besar agar mereka tahu bagaimana seharusnya menjalani kehidupan. Seperti adanya kesempatan adalah untuk mengajarkan agar tidak kembali menyia-nyiakan waktu yang terbuang. Kecewa adalah bentuk teguran dari Tuhan agar kamu hanya bergantung kepadanya, bukan kepada manusia. Patah hati adalah pembentuk kekuatan diri. Dan, sakit adalah cara mensyukuri nikmat sehat.
Dari semua poin itu, yang membuatku gelisah adalah poin yang kedua yaitu kecewa. Aku takut rasa kecewa itu tumbuh dalam diri bunda karena aku sudah membohonginya. Sungguh, membohongi bunda adalah suatu tindakan yang tidak aku rencanakan. Berawal dari sekedar beralasan bahwa Kyra menginap di rumah malam itu, agar tidak ada yang perlu bunda khawatirkan. Kedua, aku membohongi bunda saat bunda menemukanku berada di dapur, dengan alasan aku ingin mengambil air minum, padahal aku menutupi sesuatu yang tidak ingin bunda tahu. Dan terakhir, aku kembali berbohong saat bunda menanyakan keberadaan Kyra dan meminta kami untuk sarapan bersama. Aku mengatakan kalau Kyra masih sangat mengantuk karena dia begadang semalaman. Untung saja bunda tidak menanyakan hal lain dan setelah sarapan bunda langsung berangkat pergi ke restoran, sehingga aku tidak terlalu banyak mengucapkan kalimat berbohong untuk mencari aman.
Semoga saja itu benar-benar menjadi terakhir kali aku berbohong kepada bunda.Batinku.
"Aerilyn..."
Kyra yang duduk disebelahku tiba-tiba saja mencubit pinggangku, membuatku tersadar dari lamunan dan menatap Kyra dengan kesal. Tetapi Kyra tidak menghiraukan tatapan kesalku, dia justru menaikkan kedua alisnya dengan bola mata yang mengarah ke papan tulis memberi isyarat yang tidak sama sekali aku mengerti.
"Aerilyn?!" aku tersentak dan refleks menegakkan tubuh pada posisi dudukku. Lalu dengan sangat pelan aku kembali mengatur arah pandanganku ke arah papan tulis. Dimana ada bu Erika, guru Sosiologi yang sedang mengajar pelajaran terakhir hari ini.
Aku pun tersenyum kaku, sebelum menjawab. "I-iya Bu."
"Apa kamu sedang melamun? Ibu memanggilmu sedari tadi." aku bisa melihat kalau bu Erika sekarang sedang menahan kesal.
"Maaf bu, saya-"
"Apa kamu juga tidak mendengarkan apa yang sudah saya jelaskan barusan?" tanya bu Erika setelah berhasil memotong ucapanku.
Jangan salah paham. Bu Erika mempunyai sifat yang baik kok. Hanya saja, beliau tidak suka jika ada siswa yang sedang dalam pelajarannya tidak mendengarkan apa yang sudah beliau jelaskan. Apa lagi jika tertidur, sudah pasti siswa itu akan dihukum. Bu Erika memang sangat tegas, tetapi dibalik ketegasannya beliau sangat pemaaf. Salah satu contohnya, waktu itu teman satu kelasku, Dimas. Dia tidak sengaja menyenggol cangkir berisi teh hangat yang ada di atas meja guru dan mengenai semua berkas milik bu Erika. Bisa aku rasakan bagaimana menjadi Dimas saat itu yang berdiri mematung tak percaya atas tindakan ketidaksengajaannya. Namun bukannya marah, bu Erika justru merasa tidak masalah dan meminta Dimas agar lebih berhati-hati lagi.
"Sekarang coba jelaskan apa yang dimaksud dari unintended change?!"
Kalau sudah seperti ini apa yang bisa aku lakukan selain mengikuti apa yang bu Erika perintahkan. Dengan menahan malu, aku bangkit berdiri dari tempat dudukku.
"Unintended change," aku mulai membuka suara, menarik semua perhatian teman satu kelasku termasuk Kyra yang duduk mulai tidak tenang, sambil mulutnya yang tidak berhenti bergerak tanpa suara merapalkan doa.
"Unintended change atau perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemauan manusia. Biasanya perubahan seperti ini menjadi masalah bagi masyarakat . Contohnya, dulu dikampung tidak pernah terjadi banjir, sekarang hampir tiap hujan kampung itu terjadi banjir, ini merupakan perubahan yang tidak direncanakan." lanjutku. Menjelaskan dengan begitu detail agar tidak mendapat hukuman karena sebentar lagi adalah jam pulang. Sungguh, aku tidak mau berada di sekolah sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Taste [END]
Ficção AdolescenteSetiap manusia yang menginjakkan kakinya di bumi, aku yakini mereka mempunyai ceritanya tersendiri. Perihal berbagai macam cerita yang mungkin bisa saja terjadi di muka bumi, aku hanya ingin membahas tentang mencintai seorang diri. Membicarakan tent...