🍃(16). Salah Pengertian

109 21 2
                                    

Now Playing | Brisia Jodie - kisahku

( Lagu pas untuk perasaan yang Aerilyn rasakan sekarang )

SELAMAT MEMBACA

-




“Apa kamu benar-benar tidak bisa menemaniku?” tanya Kyra. Dia tidak henti-hentinya merengek memintaku menemaninya pemotretan.

Kami sedang berjalan melewati karidor menuju tempat parkir. Hari ini berjalan dengan baik, meskipun setiap jam pergantian pelajaran, guru yang datang selalu menanyakan aku yang memakai jaket dan memintaku untuk melepasnya. Karena sudah peraturan sekolah. Tidak boleh memakai jaket di lingkungan sekolah. Semua murid harus melepas dan memakai jaket hanya di area tempat parkir saja. Peraturan ini dibuat untuk mencegah terjadinya penyusupan sekolah.

“Tidak bisa Key,” jawabku.

“Memangnya harus ya balikin buku itu sekarang?”

“Ini sudah waktu pengembaliannya.”

“Kalau begitu, bagaimana kalau aku antarkan kamu mengembalikan buku itu dulu, setelah itu kamu langsung ikut aku ke lokasi pemotretan bagaimana?” tanya Kyra.

Aku menghela napas lelah. Aku tidak cukup pintar berbohong. Sebenarnya mengantarkan buku itu hanya alasanku agar tidak menemani Kyra pemotretan hari ini. Aku benar-benar harus segera pulang, karena aku sudah tidak nyaman dengan badanku. Terasa lengket dan ya... Aku ingin segera mandi.

“Key, aku benar-benar tidak bisa. Setelah mengembalikan buku, aku harus segera pergi ke restoran. Bunda mengirimkan pesan tadi, kalau di restoran sedang ramai dan bunda memintaku membantunya disana.” paparku. Aku tidak sepenuhnya bohong soal itu. Bunda memang mengirimkan pesan, memintaku membantunya di restoran.

Sekilas aku mendengar Kyra menghela napas. “Baiklah... Kamu memang selalu tidak punya waktu.” katanya. Membuatku mengerutkan dahi tidak menyetujui.

“Bukankah kamu yang terlalu sibuk?!” kataku. Dengan nada sedikit menyindir.

“Maksudmu-”

“Iya kamu selalu sibuk bukan? Sudah empat hari ini kamu melakukan pemotretan. Kamu sudah jarang mampir ke rumah, atau jalan-jalan sore lagi seperti biasanya.” aku memotong ucapannya.

“Ryn, ini sudah menjadi konsekuensi atas profesi ku sebagai model. Harusnya kamu tahu itu!”

“Key-” ucapanku dipotong Kyra terlebih dulu.

“Ryn, tidak sedikit siswa disini yang mempunyai kesibukan masing-masing dengan berbagai macam profesinya. Dan apa aku salah menyandang status sebagai model? Apa kamu juga mau melarangku?” Kyra mengatakannya dengan emosi yang berbeda. Tidak. Aku bukan bermaksud seperti itu. Jelas Kyra salah mengartikannya.

“Kamu banyak berdiam diri di rumah, wajar saja kalau kamu tidak tahu apa-apa!” kata Kyra. Menambahkan ucapannya. Kemudian beranjak meninggalkanku yang terdiam.

Jujur saja aku terkejut mendengar ucapannya. Ada rasa sakit yang merayap begitu saja. Perkataan Kyra terkesan membicarakan -ku yang tidak mempunyai profesi apa-apa. Walau pun itu memang benar adanya.

Aku rasa tidak ada yang salah dalam ucapanku yang mengatakan bahwa akhir-akhir ini Kyra terlalu sibuk, sampai tidak ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama seperti biasanya. Aku mengerti mungkin Kyra memintaku menemaninya karena dia juga merindukan waktu bersama. Tetapi, aku tidak suka. Jujur saja berada di sana membuat kepalaku penat dan merasa jengah. Ditambah lagi aku tidak nyaman, karena Kelvin selalu berusaha mendekatiku.

A Taste [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang