🍃(9). Memasuki Kehidupanku

118 38 13
                                    

Setiap manusia yang menginjakkan kakinya di bumi, aku yakini mereka mempunyai ceritanya tersendiri. Perihal berbagai macam cerita yang mungkin bisa saja terjadi di muka bumi, aku hanya ingin membahas tentang mencintai seorang diri. Membicarakan tentang mencintai seseorang sendirian. Bukan! Ini bukan membicarakan soal cinta yang bertepuk sebelah tangan. Tetapi, aku ingin membicarakan tentang cinta yang dilakukan secara diam-diam.

Mencintai seseorang secara diam-diam, aku tidak tahu itu cara yang salah atau benar, yang jelas ini adalah salah satu cara yang aku inginkan. Entah mengapa aku tidak ingin sampai dia tahu bahwa aku mencintai -nya. Selain itu aku juga tidak ingin melukai hati perempuan yang kini berada di sisinya.

Kebohongan besar jika aku tidak menginginkan balasan cinta darinya. Setiap manusia yang jatuh cinta, pasti dia ingin balasan rasa yang sama dari seseorang yang dicintainya. Tetapi ada kalanya diam adalah cara yang terbaik untuk menghindari rasa sakit. Lagi-lagi aku harus mengingatkan bahwa ini membicarakan tentang cinta yang dilakukan secara diam-diam, karena tidak berani mengatakan. Sebelumnya aku sudah memberitahu alasan mengapa aku memilih jalan mencintai seperti ini. Lagi pula, jika aku bersikap egois dengan mengutarakan isi hatiku padanya, aku tidak tahu akan berakhir seperti apa. Memang benar, cinta membutuhkan perjuangan, tetapi bukan perjuangan seperti itu yang aku inginkan. Dengan merebut hati seorang pria yang aku cintai, lalu membiarkan wanitanya tersakiti.

Jadi, aku memutuskan untuk mencintai-nya secara diam-diam. Memandanginya dari kejauhan, menikmati senyuman manis yang selalu ia tampilkan. Dan, mencoba memperbaiki keadaan hati yang merasa kecewa sendiri, jika melihat dia dengan kekasihnya.

Aku memutar-mutar sedotan yang setengah tenggelam di dalam gelas berisi jus alpukat di meja kantin. Selalu saja mood -ku berubah setelah melihat Arka dengan kekasihnya di sisi lapangan bola. Mungkin Arka baru saja menyelesaikan latihannya seperti biasa. Baru kali ini aku melihat wajah kekasih Arka secara langsung. Karena aku tidak pernah melihatnya, walaupun kita satu sekolah. Terakhir aku lihat dia ketika Arka memposting fotonya di instagram tadi malam. Dan, aku tidak tahu siapa nama perempuan itu. Arka juga tidak menandai dia dalam postingannya.

"Kamu kenapa? Habis bertemu jin atau bagaimana? Kusut banget mukanya..," kata Kyra, yang baru saja datang dengan membawa nampan berisi baso dan es teh manis-nya.

"Aku melihat Arka," aku sengaja menjedanya. Aku ingin melihat bagaimana ekspresi Kyra. Kyra terlihat biasa saja, dengan menahan tangan kanannya yang akan menyuapkan baso pertamannya.

"Dan... Kekasihnya." lanjutku.

"Eeumm..." gumam Kyra. Dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Aku sendiri tidak mengerti, kenapa aku harus menyukai seseorang yang sudah mempunyai kekasih..," setelah mengatakan itu, aku meminum jus alpukatku.

"Sudah aku bilang, lebih baik berjuang!" kata Kyra, sambil memakan basonya.

"Iya kali ini urusannya berbeda. Lagi pula untuk apa aku memperjuangkan seseorang yang sudah mempunyai pacar?"

"Nah! Ya sudah, berarti kamu hanya punya dua pilihan saja. Bertahan seperti orang bodoh atau berhenti suka sama dia?!" aku terdiam. Tidak berniat menjawab ucapan Kyra lagi.

Tenggelam adalah hal yang paling aku takutkan. Tetapi aku masih saja berani berlayar di lautan. Sama hal -nya dengan mencintai kamu secara diam-diam, yang mungkin saja bisa menyiksa perasaan. Tetapi aku masih saja betah untuk bertahan. Aku juga tidak mengerti. Kenapa aku tetap bersikeras mencintai seseorang yang sudah jelas menyimpan wanita lain di hatinya. Kenapa juga aku harus bersikap egois dengan bertahan mencintai dia, tanpa mempedulikan perasaanku yang mungkin saja merasa tersiksa. Tersiksa menahan rindu, menahan cemburu dan semua itu aku simpan disetiap malam yang tidak pernah meninggalkan sendu.

A Taste [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang