Perihal diriku yang tidak suka keramaian. Aku juga tidak suka bertemu atau mengalami hal-hal yang baru, lebih tepatnya aku tidak berani mencoba. Seperti mencicipi makanan yang belum pernah aku makan sebelumnya. Itu hanya sebagian kecil yang aku contohkan. Mungkin itu adalah hal yang menurut orang-orang adalah hal yang gampang. Tetapi bagiku itu adalah salah satu hal yang tidak bisa aku lakukan.
Bukan tanpa alasan. Aku punya alasan terkuat mengapa aku tidak berani mencoba makanan yang belum pernah aku makan. Mungkin alasanku akan terdengar aneh, tetapi sungguh aku tidak berniat berbohong sedikitpun. Jadi sebenarnya, aku takut jika perutku menolak rasa yang baru kucoba, maka akibatnya aku akan sakit kepala. Dan anehnya lagi, perutku tidak merasa mual. Perutku tetap dalam keadaan baik-baik saja. Kecuali jika aku memakan makanan yang benar-benar aku tidak suka, seperti sambal terasi, gajih sapi/kambing dan makanan yang terlalu berbau amis, perutku akan langsung mual detik itu juga jika aku memakannya.
Dan sekarang aku sedang merasakan sakit kepala yang aku buat dengan sengaja. Rizky memintaku untuk menemaninya makan di rumah makan Seafood. Aku kira hanya menemaninya saja tapi setelah pesanannya datang, dia memaksaku untuk ikut makan bersamanya jika aku menolak dia akan mengancamku kalau dia tidak akan mengantarku pulang. Sebenarnya aku bisa langsung pulang saja, sendirian. Tetapi mengingat jalan yang Rizky lewati tadi cukup jauh untuk sampai ke rumahku. Dan uangku tidak cukup untuk membayar Ojek Online. Di sini tidak ada angkutan umum, karena sudah memasuki jalan area perumahan. Alhasil Aku menuruti keinginannya. Aku memakan Cumi Saus Tiram yang pada dasarnya aku sangat tidak menyukainya.
Rizky hanya memesan 2 porsi nasi, Cumi Saus Tiram dan Cumi Bakar. Aku tidak suka Cumi, tetapi tidak mungkin juga aku meminta menu yang lain pada Rizky. Jadi aku putuskan untuk memakan apa saja yang ada di atas meja. Tidak banyak baru dua suap aku sudah merasakan mual. Suapan pertama aku masih bisa menahannya, tetapi setelah suapan kedua aku sudah tidak tahan lagi. Dan akhirnya aku ijin untuk pergi ke toilet kepada Rizky.
Di dalam toilet, aku memuntahkan semua isi perutku termasuk cumi sialan yang baru saja aku makan. Begini lah jadinya jika aku memaksakan diri untuk memakan makanan yang tidak aku sukai. Ini salahku, karena aku tidak mempunyai uang untuk bisa memesan Ojek Online. Setelah selesai memuntahkannya aku merapihkan diri, lalu keluar dari toilet. Saat aku menutup pintu dan berbalik, aku dikejutkan oleh keberadaan Rizky disini.
“Kenapa tidak bilang dari awal kalau kamu tidak suka cumi?” tanya Rizky dengan nada suara seperti orang yang sedang menahan kesal.
“A-aku....,”
“Sudah. Ayo!” Rizky menarik tanganku dan membawanya keluar.
Setelah sampai di depan tempat motornya terparkir. Rizky langsung menaikinya, memakai helm dengan gesit dan tidak lupa menyuruhku ikut naik. Di perjalanan aku hanya diam dan berharap dalam hati agar cepat segera sampai rumah. Kurasa Rizky akan mengantarkan kupulang setelah dia tahu aku muntah-muntah di dalam toilet rumah makan. Tetapi tunggu! Kenapa Rizky melewati jalan yang menuju kearah rumahku?
“Rizky, kamu tidak lupa arah jalan menuju rumahku kan?” tanyaku.
“Siapa yang akan mengantarkanmu pulang? Aku mau membawamu ke suatu tempat dulu.” jawabnya.
Oh baiklah. Memangnya aku bisa apa?
Rizky membawaku jauh meninggalkan jalan kota. Kali ini jalan yang dilewati lebih kecil, beraspal dan banyak pohon berjajar disepanjang jalan. Aku sedikit merasa takut dan cemas saat motor yang dikendarai Rizky memasuki hutan dengan jalan yang menanjak. Aku benar-benar tidak tahu kemana Rizky akan membawaku.
Namun kami kembali melewati jalan yang rapih dengan tembok tinggi disepanjang sisi jalan, mungkin tembok tinggi ini dibuat untuk menutupi area hutan tadi. Di sepanjang jalan yang aku lewati, aku tidak menemukan titik kehidupan disini. Tidak ada rumah, perkebunan atau apapun. Hingga akhirnya Rizky memelankan laju motornya membuatku menghadap kearah depan dan terkejut saat menyadari Rizky melewati suatu gerbang berkarat dan terpampang lah bangunan rumah tua di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Taste [END]
Teen FictionSetiap manusia yang menginjakkan kakinya di bumi, aku yakini mereka mempunyai ceritanya tersendiri. Perihal berbagai macam cerita yang mungkin bisa saja terjadi di muka bumi, aku hanya ingin membahas tentang mencintai seorang diri. Membicarakan tent...