🍃(15). Terus Melangkah Atau Berbalik Arah

116 23 4
                                    



Ada beberapa alasan mengapa Tuhan menciptakan segala hal. Memang ciptaan Tuhan selalu tidak pernah gagal. Mengenai hati, kini aku tahu alasan mengapa hati diciptakan buta. Karena ia tidak perlu melihat penampilan untuk bisa jatuh cinta. Sangat mulia ciptaan Tuhan yang satu ini. Tetapi, entah mengapa kini aku mulai membanding-bandingkan penampilanku dengan Elsa.

Ya. Aku sekarang sedang memperhatikannya. Elsa sedang mengantri jus buah yang kebetulan ada di depan meja yang kini aku duduki bersama Kyra. Elsa terlihat mempunyai kecantikan yang sempurna. Rambut yang bergelombang, selain itu dia juga mempunyai lekukan tubuh dan tinggi yang ideal. Ekspresi wajahnya terkadang memang terlihat seperti raut wajah yang pemarah, tetapi dibalik itu dia mempunyai senyuman yang mampu menambah kecantikannya.

Sedangkan aku? Tidak ada yang perlu aku ceritakan. Karena memang aku terlalu biasa saja, tidak sebanding dengan Elsa. Bahkan aku merasa tidak pantas menjadi saingannya. Ketika aku diam-diam memperhatikan Elsa, tiba-tiba Kyra menyentuh lenganku, membuatku mengalihkan pandanganku dari Elsa dan beralih melihatnya.

"Iya, kenapa Key?" tanyaku.

Kyra yang duduk berhadapan dengan aku pun menunjuk ke arah belakangku dengan kepalanya. "Tuh lihat siapa yang datang!" kata Kyra.

Aku menoleh ke belakang untuk melihat siapa orang yang dimaksud Kyra.

Arka! Kataku dalam hati.

Ya. Arka melangkah memasuki area kantin dan berjalan tepat kearah dimana aku duduk dengan Kyra. Ralat! Mungkin Arka bermaksud menghampiri Elsa. Diposisi seperti ini membuatku bingung. Antara pergi atau melihat apa yang akan terjadi di sini. Tapi... Apa aku sanggup melihatnya? Jujur saja aku merasa malu jika bertemu dengan Arka, apa lagi setelah kejadian kemarin dimana aku diantarkan pulang oleh Arka dan papanya. Entah mengapa aku merasa tidak percaya diri.

Tanpa berpikir panjang lagi, aku beranjak dari kursi berniat untuk pergi. Tapi tidak sengaja aku menabrak seseorang dan baju seragamku terkena jus yang dia pegang.

"Oh God! Sorry I did not mean it," katanya.

Aku mengibas baju seragamku yang basah terkena tumpahan jus, lalu mendongak setelah mendengar permintaan maaf darinya. Aku terkejut, ternyata orang yang tidak sengaja aku tabrak ini adalah Elsa. Dia berdiri tepat dihadapanku dengan raut wajah panik sekaligus merasa bersalah.

"It is okay. It is my fault." setelah mengatakan itu, aku langsung bergegas pergi meninggalkan kantin, dengan melewati jalan yang berlawanan dari arah datangnya Arka.

"Hey, wait up!" kata Elsa.

"Ryn!"

Ucapan Elsa dan juga Kyra yang meneriaki namaku tidak aku hiraukan. Aku terus melangkah lebar berusaha pergi secepatnya dari kantin. Sesampainya di toilet, aku baru bisa bernapas lega. Bodoh! Aku bertingkah aneh lagi. Bisa tidak sih bersikap biasa saja jika ada Arka?! Aku menggerutu dalam hati.

Aku mengambil tisu yang berada dalam kotak kecil yang tergantung di sisi dinding, untuk membersihkan baju seragamku yang terkena tumpahan jus. Ah sial! Mau sampai menghabiskan satu kotak tisu pun nodanya tidak akan hilang.

Aku melihat pantulan diriku sendiri dalam cermin, dan menghela napas berat saat menyadari noda tumpahan jus itu sangat banyak. Mau menutupinya dengan jas seragam pun tidak mungkin, karena jas -ku juga terdapat noda yang sama banyaknya.

A Taste [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang