🍃(18). Setiap Manusia Mempunyai Rahasia

87 18 0
                                    

Introvert

Aku tidak suka keramaian. Aku lebih menyukai sepi yang bersuasana menenangkan pikiran juga hati. Aku ini termasuk kedalam golongan orang yang tidak mudah bersosialisasi dengan orang baru yang aku temui. Aku memang sangat mudah sekali berinteraksi dengan orang lain, seperti tukang sayur yang setiap pagi melewati rumah, bapak penjual jajanan di depan gerbang sekolah atau ibu-ibu yang tidak sengaja aku temui saat rekreasi. Sangat menyenangkan rasanya bisa berinteraksi dengan mereka. Bahkan aku bisa berubah menjadi orang yang banyak bicara saat bertemu dengan mereka. 'Mereka' yang kumaksud adalah orang yang aku kenal selewat saja. Tidak kenal untuk jangka yang lama.

Itulah kelemahanku. Aku justru tidak bisa bersosialisasi dengan orang yang akan aku jadikan teman. Seperti saat aku masuk Sekolah Menengah Pertama atau saat Aku baru masuk SMA. Aku sangat menjadi pendiam, aku seolah tidak bisa berbasa-basi dengan mereka. Hal yang paling aku tidak bisa dan yang paling aku tidak suka adalah mengenal dari awal bagaimana sikap mereka.

Sangat berbeda dengan kamu yang mempunyai sifat yang mudah berbaur dan berani berbicara dengan siapa saja. Wajar sekali kalau saat ini kamu mempunyai banyak teman. Karena kamu tidak malu untuk memulai suatu percakapan. Bahkan kamu mudah tersenyum dan tertawa kepada semua orang. Buktinya, kamu sangat santai menanyakan 'Are you Alright' kepadaku saat interaksi yang ke tiga kalinya denganku. Jujur saja sangat tidak mudah jika aku yang menanyakannya, bibirku bahkan terasa kaku saat menanyakan keadaan teman sekelasku yang saat itu terkena demam. Entah apa yang salah dengan bibirku. Rasanya sangat malu walaupun hanya sekedar menanyakan keadaan. Wajar saja jika kebanyakan orang menganggapku 'aneh. Karena mereka menilai bahwa aku tidak suka orang-orang. Padahal orang sepertiku ini juga punya rasa, hanya saja tidak mudah bicara.

Perihal bicara. Aku ini sedikit pendiam, itu salah satu alasan mengapa aku lebih memilih menumpahkannya kedalam tulisan. Sampai saat ini aku belum bisa menceritakan apa yang aku alami kepada sahabatku sendiri. Mungkin nanti, karena sampai detik ini aku masih saja berdebar saat mengingatnya. Aku masih belum sepenuhnya percaya atas kejadian yang aku alami hari ini. Kamu yang tersenyum manis ke arahku tanpa aku harus bermimpi terlebih dahulu. Kedekatan tadi aku akan menyimpannya dalam memory. Aku sudah melukis senyuman yang kamu lengkungkan dalam hati. Manusia yang hidup di muka bumi mempunyai rahasianya sendiri. Yang lain tidak boleh tahu termasuk kamu, jika rahasiaku adalah diam-diam menyimpan dengan baik senyumanmu.

Save

Klik 'Yes'

"Aku mencarimu kemana-mana, ternyata kamu disini!" ujar Kyra. Mengagetkanku.

"Ssssstt, jangan berisik! Ini perpustakaan."

"Yes, i know." jawab Kyra dengan santainya. Membuatku memutarkan bola mataku merasa jengah.

Kyra bergerak menempati dirinya duduk di sebelahku. "Kamu sedang menulis novel ya. Boleh aku baca?" tanya Kyra dengan menampilkan ekspresi baby face -nya.

"Tidak!" jawabku dengan tegas. Sambil menutup laptop.

"Eitss, You're cheap!" balas Kyra. Sedangkan aku hanya mengangkat kedua bahuku saja. Seolah tidak mempedulikannya.

Ada jeda beberapa detik diantara kita. Aku yang sibuk membuka halaman buku dan Kyra yang terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu. Sampai akhirnya dia kembali bicara. "Kamu tahu?" tanya Kyra.

A Taste [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang