Ini nyata! Tidak mungkin aku berangkat pagi ini di jemput Arka kalau kejadian tiga hari lalu itu hanya khayalanku saja. Tidak. Bukan hanya hari ini saja, dari kemarin-kemarin juga aku dan Arka selalu berangkat bersama.
Bagiku ini seperti mimpi. Karena.... Ya Tuhan bagaimana bisa?!
Pasalnya Arka itu seseorang yang tak tersentuh. Aku akui dia ramah, tetapi itu hanya kepada teman-teman yang dia kenal saja. Dia tidak ramah ke perempuan layaknya pria yang suka tebar pesona. Tidak. Arka bukan tipe laki-laki seperti itu. Namun, terhitung hampir satu bulan ini Arka baik dan memperhatikanku layaknya hubungan seorang teman yang sudah terjalin lama.
Ah! Tapi aku dengan tidak tahu dirinya, kadang aku merasa Arka memperlakukanku layaknya seorang pria ke wanitanya. Maksudku...,Arka seperti..., ah aku malu mengatakannya. Aku tidak mau terlalu percaya diri.
"RYN!!!" Aku tersadar dari lamunan saat mendengar pekikkan Kyra dengan nada tidak sabar.
"Hah- ah, ya kenapa Key?"
"Melamun lagi?" Kyra menggeleng-gelengkan kepalanya. "Akhir-akhir ini kamu sering sekali melamun, apa dekat dengan Arka membuatmu gila?" tanya Kyra sambil bersedekap dada.
Aku terkekeh mendengar ucapannya. "Gila? Hmmm... Yeah, lebih tepatnya Arka membuatku semakin tergila-gila." ucapku berniat meledeknya.
Kyra memutar kedua bola matanya. "You look disgusting." katanya berhasil membuatku tertawa dan langsung di bekap Kyra dengan tangan kanannya, karena guru mata pelajaran baru saja memasuki kelas jam pertama.
🍃🍃🍃
Suara riuh piuh dari seluruh penjuru kantin membuat kepalaku pusing. Memang di jam istirahat pertama kantin selalu penuh oleh siswa siswi yang berebut antrian di depan para pedagang yang mereka minati untuk mengisi perut mereka yang terasa lapar. Tidak terkecuali aku.
Aku dan Kyra juga merasa semua cacing di perut kami berdua sudah berdemo, memprotes marah karena pemilik tubuh yang mereka huni memilih duduk di kursi kantin tidak ikut mengantri seperti yang lain.
Kyra menopang dagu dengan tangannya di atas meja. "Huuff.. Aku menyesal karena melewatkan sarapan demi mengejar tugas yang tertinggal." ujarnya.
"Menyalin jawaban." koreksiku.
"Yeah, kamu teman terbaikku yang setia memberikan jawaban tugas setiap aku lupa mengerjakannya. Puas?!"
Aku tertawa. "Kamu bukan lupa, tapi malas."
Kyra menghembuskan napas kasar. "Lagi pula aku sibuk pemotretan."
"Kamu selalu menjadikan itu sebagai alasan. Key, kamu harus bisa membagi waktu antara pekerjaan dan pendidikanmu. Jika kamu terus seperti ini, setelah ujian akhir semester nanti kamu akan mendapat Remedial. Apa kamu mau?" kataku mulai kesal.
"Ya ya ya... Kamu ini cerewet sekali." Kyra mencubit pipiku. Lalu menjentikan tangannya seakan teringat akan sesuatu. "Ohya! Omong-omong soal ujian akhir semester kamu dengar apa yang dikatakan Mrs. Novi tadi? Oh ya Tuhan... Itu minggu depan!"
Aku mengangguk-anggukkan kepala. Memang benar, jam pelajaran ketiga sebelum istirahat tadi itu bahasa Inggris yang di ajar oleh Mrs. Novi, seorang guru muda cantik idaman para siswa laki-laki. Mrs. Novi menyampaikan bahwa nanti ketika ujian akhir semester, beliau tidak akan membagi lembaran kertas berisi soal, melainkan dalam bentuk tugas yaitu meminta semua siswa yang beliau ajar untuk membaca puisi, dalam bahasa inggris tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Taste [END]
Fiksi RemajaSetiap manusia yang menginjakkan kakinya di bumi, aku yakini mereka mempunyai ceritanya tersendiri. Perihal berbagai macam cerita yang mungkin bisa saja terjadi di muka bumi, aku hanya ingin membahas tentang mencintai seorang diri. Membicarakan tent...