(IND) Chapter One - Break Up

2.7K 126 56
                                    


'22.06 p.m'

Hujan turun dengan deras di luar toko ramen, seorang pelayan pria sedang membersihkan meja sisa makanan tamu, tiba-tiba sepasang pria dan wanita masuk dan mengagetkannya.

"Se...lamat datang!" sapanya gugup, lalu melirik jam yang menunjukkan waktu jam tutup toko 6 menit yang lalu. Ia lupa membalikkkan sign 'close' dan  mengunci pintu.

Si pria menarik tangan si wanita dan memaksanya masuk ke toko, dan langsung ditepis oleh si wanita dengan kasar begitu tiba di dalam, pakaian keduanya tampak basah kuyup.

"Er...maaf..." si pelayan hendak memberitahu mereka bahwa toko telah tutup.

"Apa yang kau inginkan?!" teriak si wanita pada si pria. "Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi! Aku tidak ingin menyia-nyiakan masa muda ku dengan orang yang tidak punya masa depan sepertimu!"

"Dengarkan aku, aku akan segera mendapatkan pekerjaan secepatnya...aku sudah melakukan beberapa interview minggu ini, dan aku yakin pasti segera diterima kerja..."

Gadis itu melipat tangannya di dada dan menyeringai. "Posisi apa yang kau lamar? Kurir? Sales? Pelayan?"

"A-aku..." si pria menggaruk kepalanya dan mencoba mengingat salah satu posisi yang tertera di iklan lowongan.

"Oh, satu lagi! Berapa lama kau akan bertahan di pekerjaan barumu? Aku berani bertaruh setelah 3 bulan kau akan dipecat lagi!"

"Aku dipecat karenamu! Jika kau tidak memintaku mengantarmu ke kantor aku tidak akan..."

"Jadi kau menyalahkanku?" si wanita memelototinya. "Baiklah, jika aku memang menyusahkanmu, sebaiknya kita putus!"

"Apa?!"

Si pelayan menonton dari samping kebingungan, tidak tau harus berbuat apa.

"Dengar! Teman-temanku menertawakanku memiliki pacar sepertimu! Di saat ulang tahun, pacar mereka membelikan perhiasan sebagai kado, sedangkan kau hanya memberiku boneka, saat valentine mereka mendapat buket bunga yang besar dan dinner date di hotel mewah, sedangkan kau hanya memberiku coklat dan makan mie instan di kosmu!"

"Tetapi...aku membelikanmu sepatu sebagai kado natal..."

"Sepatu? Aku sudah membuangnya!"

"Apa? Kenapa?"

"Solnya lepas, padahal aku baru memakainya dua hari! Aku tidak tau kau membelinya dimana, tapi kualitasnya benar-benar payah!"

"Aku membelinya di mall dan harganya cukup mahal..." si pria tampak merasa bersalah. "Tapi..aku tidak tau apa merknya..."

"Sudah cukup, aku tidak ingin berdebat soal ini! Sebaiknya kita putus!"

"Fon, kumohon! Aku tidak ingin putus! Aku akan berusaha mencari pekerjaan yang lebih baik dan membelikanmu perhiasan..."

"Aku tidak butuh! Sebaiknya kau tidak usah membuang-buang uangmu untukku! Lihat penampilanmu, kau seperti tunawisma yang tidak punya baju..." ia memperbaiki jaket jeans si pria dan menghela nafas.

"Jaket ini hadiah ulang tahun dariku dua tahun lalu, bahkan warnanya sudah luntur dan kau masih memakainya?"

"Aku menyukainya, justru karena ini pemberianmu jadi aku selalu memakainya sampai warnanya luntur...hehe..." ia tersenyum polos.

Si wanita merasa kesal lalu melirik si pelayan yang berdiri di depan pintu dan sedang menonton mereka.

"Kau pikir kami sedang syuting drama?"

(IND - ENG) - Lovely, New Year Gift (END)Where stories live. Discover now