(IND) Chapter Twenty Five - Dream Day

762 90 34
                                    

Setelah lima bulan therapy dan masa percobaan pemasangan alat bantu detak jantung dinyatakan lulus, tanpa ditemukan adanya komplikasi atau gejala abnormal, ibu Pha akhirnya diijinkan untuk meninggalkan rumah sakit dan dinyatakan sehat. Namun ia harus kembali untuk melakukan pengecekan alat setiap setahun sekali secara rutin.

Orang tua itu sedang duduk di atas sofa sambil merangkai bunga saat Pha dan Singto datang untuk menjemputnya pulang dengan membawa si kecil. Ia menghentikan kegiatannya seketika saat mendengar tangisan bayi sebelum pintu terbuka dan menoleh ke arah pintu dengan penasaran.

Selama ini kedua pria itu merahasiakan soal bayi pada ibunya dan merencanakan akan memberinya kejutan untuk merayakan kesembuhannya.

Begitu pintu terbuka, matanya menatap lurus pada bayi imut yang digendong oleh Singto tanpa menunjukkan reaksi apapun.

Pha segera melingkarkan tangannya di pinggang Singto dan mengajaknya melangkah masuk, sementara pria itu sedang berusaha membujuk si bayi agar berhenti menangis dengan menyuapinya botol susu.

"Serius?! Kau sedang menyuapinya atau memaksanya berhenti menangis dengan menyumbat mulutnya menggunakan botol?! Kau akan membuatnya tersedak!" komentar ibu Pha. "Serahkan padaku!"

Pha dan Singto saling bertukar pandang sejenak, Pha lalu mengambil bayi dari tangan Singto dan menyerahkannya pada ibunya.

Entah cara apa yang dipakai ibu Pha, tidak butuh waktu lama, bayi itu pun berhenti menangis dan minum dari botol dengan tenang, ia mengembalikan anak tersebut pada Pha setelah selesai, namun begitu Pha menggendongnya, bayi tersebut kembali menangis, jadi Pha tidak punya pilihan lain selain mengembalikannya lagi pada ibunya, dan ajaib bayi itupun langsung berhenti menangis.

Pha dan Singto bertukar pandang bingung.

"Ma, sepertinya dia menyukaimu..." ujar Pha pada ibunya. "Perkenalkan dia cucumu, Seung Eun!"

Pha lalu melihat putranya. "Sayang bilang halo pada nenek..." si kecil tersenyum pada neneknya.

"Jadi kalian sungguh mengadopsi anak?" tanyanya pada Pha dan Singto.

"Tidak..." jawab Pha spontan.

"TIdak?" ibunya mengernyitkan alis. "Kau mau bilang istrimu yang melahirkannya?" ia melirik Singto.

"Ha?!" Singto tersentak kaget dan bengong.

"Aw, bagaimana kau tau? Tepat sekali! Seung Eun adalah putra kandungku dan Singto, saat kau bilang menginginkan seorang cucu, setelah pulang aku pun bekerja keras setiap malam dan akhirnya Singto mengandung dan..." Pha berkata dengan serius. "Lahirlah Seung Eun..." Pha tersenyum lebar sambil melamun.

Singto seraya menjitak kepalanya untuk menyadarkannya.

"Jangan mengarang cerita!"

"Anggap saja itu benar!"

Tiba-tiba Pha menyadari sesuatu. "Aw, ma...kau mengakui Singto sebagai istriku?" ia seraya berlutut dan menggenggam tangan ibunya terharu.

"Jurus kalian begitu hebat, apa aku masih bisa menang melawan kalian?" balas wanita itu dan menatap Singto tajam. "Namun, aku belum mengakuinya...karena kalian menikah tanpa sepengetahuanku, tanpa resepsi, datang – datang langsung memberiku seorang cucu dan memaksaku mengakuinya sebagai menantu, apakah kalian masih menganggap diriku?!"

Pha dan Singto mengedip beberapa kali mencoba mencerna kata – kata wanita itu.

"Maksudmu, kau ingin kami mengadakan resepsi pernikahan?" tanya Pha ulang.

(IND - ENG) - Lovely, New Year Gift (END)Where stories live. Discover now