(IND) Chapter Fifteen - Counterattack

762 87 25
                                    


Pha tidur pulas hingga pagi karena kelelahan setelah melakukannya dua ronde tadi malam. Ia bangun sebelum Singto, dan bergerak pelan tidak ingin membangunkan pria yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

Pha melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 07.49 pagi, dan kebetulan hari itu weekend sehingga Singto tidak perlu ke kantor.

Namun tiba-tiba saja bayangan ibunya muncul di kepalanya karena ia tidak pulang semalaman dan tidak memberikan kabar, membuatnya terenyak seketika dan segera turun dari ranjang, mengobok saku celana panjangnya untuk mencari ponsel namun tidak menemukannya.

Pada saat yang bersamaan, Singto pun terbangun akibat gerakannya.

"Aw, maaf aku membangunkanmu..." Pha menoleh pada pria itu. "Selamat pagi, sayang...I love you..muach..." Pha menyapanya dengan cara yang sangat manis.

Singto berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat dan memaksa untuk tersenyum, lalu melihat jam, ia mencoba untuk bangun namun tubuhnya terasa kram dari pinggang ke bawah, dan bokong terasa lengket karena mereka tidak mengenakan kondom pada ronde kedua.

Singto mendesah pelan sambil menekan pinggulnya.

"Kau baik-baik saja?" Pha menghampirinya dan tampak khawatir.

"Aku tidak tau, kau bisa membantuku ke kamar mandi?"

Pha segera membantunya turun dari ranjang dan memapahnya ke kamar mandi.

Singto duduk di atas toilet bowl, membersihkan cairan sperm yang tersisa di dalam bokongnya, dilanjutkan dengan memijat bagian tubuhnya yang terasa kram, sementara Pha mengenakan celananya kembali lalu membersihkan tissue, selimut, sprei, kondom dan pakaian yang berserakan di lantai dan di ranjang.

Setelah selesai ia duduk di ranjang dan memijat pinggangnya yang terasa pegal dan membayangkan kembali aktivitasnya dengan Singto tadi malam sambil tersenyum seperti orang bodoh.

Tiba-tiba ia melihat incoming LINE di ponsel Singto.

Pha melirik ke arah pintu kamar mandi sejenak sebelum meraih ponsel dan membacanya.

'P'Sing, kau ingat hari ini hari apa? Meskipun saat ini kita sudah berpisah, tetapi aku masih ingat janjimu tahun lalu, aku akan menunggumu di tempat biasa, Fon.'

Pha tidak mempercayainya, ia mencengkram ponsel dengan kesal dan ingin sekali membanting benda tersebut namun ia berhasil menahan diri.

Setengah jam kemudian, Singto selesai mandi dan keluar dengan pose seksi hanya berbalut handuk dan rambut yang basah.

Pha memandangnya dari atas ke bawah dan menelan ludahnya, seolah-olah ia merasa terangsang hanya dengan melihat.

"Ada telepon masuk atau message?" tanya Singto menunjuk ponselnya di tangan Pha.

Pha terenyak seketika hampir menjatuhkan benda di tangannya. "LINE dari Fon..." jawabnya reflek dan menyesalinya segera.

"Fon?" Singto langsung berjalan ke arahnya, merebut ponsel, lalu berjalan agak jauh untuk membacanya.

Menyadari hal itu Pha menggertakkan giginya kesal, Singto tampak begitu antusias mendengar nama gadis itu.

"Kau tidak akan pergi menemuinya dan merayakan anniversary kalian, kan?" tanya Pha.

"Bagaimana kau tau?" seru Singto seraya berbalik. "Maksudku...Fon tidak menyebutnya di LINE...."

Pha memutar bola matanya dengan malas. "Dari caranya bertanya sudah jelas, lalu apa rencanamu? Apa yang kau janjikan padanya tahun lalu? Kau akan menemuinya?"

(IND - ENG) - Lovely, New Year Gift (END)Where stories live. Discover now