(IND) Chapter Nineteen - Hometown

695 95 52
                                    


27 Desember 2018, Suvarnabhumi Airport....

Pha tiba kembali di Bangkok, ia menghirup nafas dalam-dalam sambil memejamkan matanya, ia sangat merindukan aroma udara yang ia hirup sejak kecil, begitu merindukan bahasa yang terdengar sangat familiar di sekitarnya. Ia merasa kembali menjadi dirinya sendiri, seakan menemukan jalan kembali dari dunia yang asing. Di tempat ini, meskipun ia berjalan dengan menutup mata, tidak akan membuatnya tersesat, pikir Pha.

Rene mengagetkannya dengan menarik tangannya. "Aku saja yang meninggalkan Bangkok setahun tidak menunjukkan reaksi berlebihan seperti itu, ayo jalan! Jangan menarik perhatian!"

Pha terenyak seketika dan mengikutinya.

Begitu tiba di rumah dan meletakkan tas, tanpa membuang waktu Pha langsung menyetir ke apartment Singto dan membuka pintu menggunakan kunci cadangan. Ruangannya itu terasa dingin dan bersih, selain kasur, meja, lemari, dan sofa tidak ada barang pribadi di dalam.

Pha menebak, Singto telah pindah keluar dengan perencanaan.

Pha berjalan ke depan jendela dan membuka tirainya, lalu mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor Singto lagi, namun tetap tidak aktif, tiba-tiba sesuatu jatuh dari saku celananya, yaitu alamat kampung halaman Singto yang diberikan oleh ayahnya. Pha segera memungutnya dan membacanya sejenak.

"Kenapa kau pergi tanpa memberitahuku Sing? Kau ada dimana? Kenapa kau meninggalkanku, padahal kau sudah berjanji akan menungguku kembali..." Pha berbicara pada dirinya sendiri dan mengusap air mata yang mengalir di wajahnya.

Pha mencoba menenangkan diri dan tiba-tiba ia teringat pada seseorang.

Ia pun meninggalkan apartment Singto dan menuju night club.

Fon hendak melarikan diri saat melihat Pha, namun pria itu segera menariknya untuk masuk ke mobil dengan paksa.

"Akan kulaporkan kau ke polisi atas tuduhan penculikan!" ancam Fon.

"Kenapa kau takut melihatku dan ingin melarikan diri? Apakah kau melakukan kesalahan?"

"Bukankah kau pernah bilang jika kita bertemu sebaiknya pura-pura tidak saling kenal? Aku hanya melakukan apa yang kau katakan!"

"Hentikan omong kosongmu! Katakan padaku dimana Singto? Apa yang tejadi? Kenapa ponselnya tidak aktif?" Pha bertanya tidak sabaran.

"Kenapa kau bertanya padaku, kan kau pacarnya? Jika kau tidak tau apalagi aku?" tukas Fon emosi.

"Jangan berbohong! Kau masih berhubungan dengannya, bukan? Kau pasti tau dimana dia, bukan? Karena itu kau berusaha menghindariku tadi!"

"Dengar, terakhir kali aku bicara dengannya adalah dua bulan lalu! Dan aku hampir dibuat gila olehnya, dari awal pembicaraan hingga akhir selalu menyebut namamu! Dia sungguh menjadi gila karena rindu padamu!"

Pha tersenyum dengan bangga.

"Apa kau sungguh tidak bertemu dengannya lagi setelah itu atau berhubungan dengannya?" Pha masih tidak percaya, ia berharap Fon mengetahui sesuatu tentang pria itu dari pada tidak ada petunjuk.

"Kau ingin mendengar jawaban bahwa aku menyembunyikannya di suatu tempat, atau...dia tidak bisa menunggumu dan menikah duluan?"

Mata Pha terbelalak lebar. "Kau pikir aku akan percaya padamu? Singto tidak akan menikah dengan orang lain selainku!"

"Anyway, apapun yang kukatakan kau tetap tidak percaya, lalu kenapa bertanya padaku? Kenapa kau tidak menyewa detektif untuk mendapatkan jawaban yang akurat?"

(IND - ENG) - Lovely, New Year Gift (END)Where stories live. Discover now