(IND) Chapter Ten - Bad Day

862 91 67
                                    


Saat berhenti di lampu merah hendak kembali ke toko dari restoran, Pha berubah pikiran dan membelokkan setir menuju ke grocery store untuk shopping bahan masakan dan selanjutnya menuju kontrakan Singto.

"Kenapa kau malah ke tempatku?" tanya Singto.

"Aku hanya ingin makan berdua denganmu tanpa dilihat orang lain, jadi kuputuskan untuk memasak di tempatmu." Jawab Pha. "Kau keberaratan?"

"Tentu saja tidak, tetapi bukannya katamu sudah lapar?"

"Selera makanku hilang saat di restoran tadi." Pha mendengus kesal. "Jelas-jelas dia orang Korea, kenapa malah makan di restoran Jepang?"

"Aw, memangnya salah? Kita juga bukan orang Jepang..." Singto mengangkat alisnya bingung. "Tetapi tadi aku lihat sepertinya kalian saling kenal, meskipun aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan..."

Singto berhenti sejenak. "Tunggu, apakah sebenarnya kau kenal baik dengannya?"

"Ha?!" Pha hampir menginjak rem karena kaget. "Mana mungkin...aku punya hubungan apapun dengannya, kami...hanya bertemu beberapa kali, di tokoku..."

"Sungguh?" Singto tampak curiga. "Tetapi, aku merasa kalian mirip..."

Pha menelan ludahnya berat dan segera mengalihkan topik. "By the way, jika kau ingin tetap ke Korea, aku akan mendukung keputusanmu...aku tidak ingin kau mengubur impianmu karena diriku..."

"Aku sudah bilang, aku tidak ingin ke Korea..." ujar Singto.

"Jangan memikirkanku, tenang saja aku tidak akan mengakhiri hubungan kita meskipun harus LDR, kita bisa saling mengunjungi saat liburan, dan juga bisa video call, toh Korea tidak begitu jauh..."

Jujur dalam hati kecil Pha dia paling tidak percaya dengan yang namanya LDR, apalagi Singto bukan pergi untuk kuliah melainkan bekerja dan tinggal disana, mungkin untuk 2 tahun, 5 tahun atau selamanya. Ini adalah rencana ayahnya agar ia menerima tawarannya dan pindah ke Korea untuk menggantikan posisinya mengelola perusahaan tempat dimana Singto akan bekerja.

"Dengar, meskipun aku tidak tau bagaimana perasaanku yang sesungguhnya padamu..." tutur Singto dan berhenti sejenak.

Mata Pha terbelalak lebar mendengar hal itu dan menoleh perlahan hendak bertanya apa maksud ucapannya.

"Tetapi, karena aku sudah setuju menjadi kekasihmu, aku tidak boleh hanya memikirkan diriku sendiri, oleh karena itu aku tidak akan meninggalkanmu...apapun yang terjadi." tutur Singto. "Perhatikan jalannya!"

Pha hampir menabrak mobil yang lewat di sebelahnya.

"Maaf..."

Singto menggeleng dan melanjutkan. "Sejak malam itu, kuakui ada sesuatu yang berubah di dalam diriku, dan ku akui aku sangat care akan perhatianmu padaku, kehadiranmu di dalam hidupku di saat aku mengalami masa-masa sulit dan patah hati, membuatku merasa sangat bersyukur...aku sangat bahagia bisa bertemu denganmu..."

"Maaf, malam itu aku terbawa nafsu dan...pasti membuatmu shock..."

"Tidak perlu minta maaf, kita memiliki perasaan yang sama saat itu, dan kukatakan padamu kalau aku tidak menyesal..."

"Menyesal pun sudah terlambat, kau sudah menjadi bagian dari hidupku....kau adalah kekasihku yang sah sekarang dan aku tidak akan melepaskanmu...."

"Lalu, apakah kau masih ingin aku ke Korea?"

Pha menoleh padanya dan berkata.

"Aku...tidak ingin kau menyesal di kemudian hari dan menyalahkanku, jika kau ingin ke Korea aku...tidak akan menghalangimu...itu adalah pilihanmu!"

(IND - ENG) - Lovely, New Year Gift (END)Where stories live. Discover now