13 - Menjenguk

438 34 4
                                    


Alea sudah sampai di depan pagar rumah Raka yang mewah. Saking mewahnya ia sampai bingung bagaimana cara masuknya.

"Permisi, assalamu'alaikum"

Akhirnya pagar keemasan dan tinggi itu terbuka setelah beberapa kali Alea mengucapkan salam.

"Maaf, ada perlu apa ya?" Ucap salah seorang satpam yang memiliki kumis lebat persis seperti milik suami salah satu penyanyi dangdut terkenal yang juga pengusaha tempat karaoke.

"Em...saya Alea, temannya Raka. Saya ke sini mau ketemu sama Raka"

"Mas Rakanya lagi gak ada" Ucap satpam itu ketus seraya memandangi Alea dari atas sampai bawah dan balik lagi sampai ke atas. Alea mengernyit.

"Tapi kata bi Inem, Raka lagi sakit, pak. Saya cuma mau jenguk aja"

"Anda siapanya mas Raka? Fansnya?"

Alea memutar bola matanya. "Bukan, pak. Saya ini temannya Raka. Serius deh, bapak bisa coba tanya sama bi Inem kalau bapak masih gak percaya juga" Alea gemas, hampir saja ia mengumpat kasar.

Setelah dirasa percaya dengan ucapan Alea, satpam itu akhirnya mengijinkan Alea masuk dan mengantarnya sampai ke kamar Raka.

"Non, Alea" Ucap bi Inem. Ia langsung berdiri setelah melihat Alea masuk ke kamar Raka.

"Bi, gimana keadaan Raka?" Alea menghampiri ranjang Raka dan berdiri di samping bi Inem.

"Masih sama, non"

"Sebenarnya dia alergi apa, bi? Dokter bilang apa?"

"Alergi debu non, Tadi dokter cuma kasih pesan harus banyak istirahat dan minum obat. Dan tadi dokter udah kasih resep obat mata sama penyemprot hidung juga, bibi udah suruh pak supir buat tebus obatnya di apotek dan udah bibi taruh semua obatnya di atas nakas. Dokter juga bilang kalau demamnya den Raka itu karena kecapekan dan efek dari alerginya juga"

Alea pun mengangguk paham. Lalu mendadak Alea ingat sesuatu.

"Bi, Angel tahu Raka sakit?"

"Angel?"

"Angel Dianita, bi. Pacarnya Raka"

"Oh, non Angel yang itu. Kayaknya sih enggak non"

Alea menaikan sebelah alisnya. "Emang bi Inem gak kasih tahu dia?"

"Enggak, tadi nyonya cuma suruh bibi buat telepon non Alea aja"

"Kok gitu?"

"Bibi juga gak tahu, non"

"Gak bisa gitu bi, harusnya–"

"Lea..."

Alea langsung duduk di sisi ranjang Raka. "Iya, ini gue"

"Bibi ambilin minum dulu ya, non"

Alea mengangguk. "Makasih ya, bi"

Setelah bi Inem menghilang di balik pintu. Alea memandangi Raka kasihan. Lamunan Alea pun buyar saat tiba-tiba namanya kembali disebut.

"Alea..."

"Ck. Lagi sakit masih aja bawel" Gerutu Alea.

"Iya, gue di sini, Raka" Ucapnya lagi. Untuk pertama kali dalam hidupnya Alea menggenggam tangan seorang cowok.

"Ma-maaf" Ucap Raka, mengigau.

"Dasar tukang nyusahin, lo emang punya banyak salah sama gue, makanya kualat kan lo jadi sakit gini? Ayo cepat sembuh biar lo bisa minta maaf yang benar!" Alea mengusap sisi wajah Raka.

Friend For SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang