19 - Kedatangan Sahabat

375 26 0
                                    

Di lain sisi. Sudah lebih dari tiga minggu ini Alea hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar, memang biasanya juga seperti itu tetapi kali ini Alea lebih terlihat hanya uring-uringan tak jelas di atas ranjangnya tanpa melakukan apapun seraya memutar lagu-lagu sendu dengan speaker yang disambungkan ke ponselnya. Tidak hanya itu, sikapnya pun dianggap cukup berubah oleh orang-orang yang ada di rumahnya. Yati dan Haris pernah bertanya beberapa kali padanya tetapi Alea hanya menjawabnya dengan gelengan dan senyuman tipis kemudian berlalu begitu saja. Alea yang biasanya selalu mengomel dan melayangkan protes ini itu sekarang menjadi lebih pendiam dan hanya mengabaikan sesuatu yang dirasa tidak ia sukai. Tidak ada pemberontakan yang terjadi padanya, ia menjadi sosok yang lebih tenang namun muram.

Kini waktu sudah menunjukkan pukul setengah delapan, pagi ini Alea bersiap pergi ke salah satu universitas negeri di Jakarta untuk memenuhi berkas tambahan sebagai mahasiswa baru. Ia merapihkan penampilannya di depan cermin lalu mengecek berkas yang ada di dalam tasnya lagi, setelah dirasa siap ia pun turun ke lantai satu.

"Makan dulu, Al" Ucap Yati saat melihat Alea baru saja turun. Alea menggeleng.

"Sarapan dulu, baru berangkat. Kamu kan mau naik kereta, kalau desak-desakan kayak waktu itu gimana? Mana perut kamu kosong, seenggaknya makan roti aja dulu" Beberapa bulan yang lalu, Yati mengajak Alea pergi ke rumah sepupunya di Bekasi dengan menggunakan kereta pada pagi hari. Saat itu mereka baru kali pertama pergi menggunakan kereta pagi-pagi di hari biasa, mereka tidak tahu bahwa setiap pagi di hari biasa penumpang kereta selalu saja ramai bahkan kelewat ramai karena di dalam kereta pun tubuh mereka terdorong-dorong dan sulit bergerak walau hanya untuk membalikkan badan atau sekedar menggerakkan tangan. Yati merasa kapok menggunakan kereta di hari biasa pada pagi dan sore hari, waktu dimana para penumpangnya rata-rata akan berangkat dan pulang kerja atau kuliah. Alea pun terpaksa menggunakan kereta karena jika ia menggunakan bus, jarak tempuhnya akan semakin jauh dan lama. Ia juga tidak mungkin membawa motor sampai ke kampus, jadi Alea memang harus membiasakan diri menggunakan kereta sebagai alat transportasi menuju ke kampusnya.

"Ya udah deh, roti aja"

Yati langsung mengoleskan selai coklat pada roti tawar dengan cepat. Alea pun langsung melahapnya seraya berjalan menuju motornya yang terparkir di teras rumahnya.

"Alea pamit, Assalamu'alaikum" Ucap Alea lalu salim pada Yati sebelum ia mengeluarkan motor dan melajukannya.

Saat ini Alea sedang berada di toko buku salah satu mall terdekat dari kampusnya, tadi dengan segala kekuatan super yang dimilikinya akhirnya Alea pun berhasil keluar dari kereta gerbong khusus wanita, setelah itu Alea naik ojek online menuju kampusnya agar lebih cepat dan praktis. Alea sudah sampai di Jakarta, jadi sayang kalau ia langsung pulang hingga akhirnya ia pun berdiri di depan rak toko buku ini.

Alea berdiri di jajaran novel-novel. Tidak bermaksud membelinya, hanya melihat-lihat dan membacanya sedikit. Alea langsung bergeming saat tiba-tiba ada tiga anak berseragam smp di sampingnya membicarakan sesuatu.

"Eh? Gila si Raka beneran jadian sama Angel!" Ucap salah satu dari mereka yang fokus menatap layar ponselnya.

"Yang bener lo?! Raka Bima Arastya?"

"Nih, lihat aja kalau gak percaya. Mereka ketangkep kamera pake gelang couple gitu" Anak itu menyodorkan ponselnya pada kedua temannya.

"Eh buset pacar gue beneran udah pacaran ini mah! Yah, terus nasip gue gimana dong?"

"Omg laki gue!!" Ucap temannya yang satu lagi.

"Berisik, elah. Jangan nangis di sini, keluar aja yuk sambil fangirlingan. Sedih gue dikhianati abang kesayangan" Ucap si pemilik ponsel. Mereka pun akhirnya berjalan keluar dari toko buku ini. Alea yang mendengar jelas pembicaraan anak-anak itu pun menutup novel yang sebelumnya tengah ia baca dan bergegas pulang.

Friend For SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang