33 - Pilihan Sulit

349 27 0
                                    

Eeeaaaaaa...

Ada yang seneng gak aku update lagi? wkwkwkwk

~Selamat membaca~

.

.

Saat ini Raka tengah berdiri di depan rumah Alea, menunggu pagar bercat hitam itu terbuka.

"Bang Raka? Masuk bang!" Ucap Brian seraya membuka lebar pagar rumahnya supaya Raka bisa memarkir motor sportnya di dalam.

"Makasih ya, Alea udah pulang kuliah kan?" Ucapnya seraya masuk ke dalam rumah dengan Brian yang sudah berjalan di sampingnya.

"Udah kok, ada di kamarnya"

"Langsung ke atas aja ya, bang. Kalau mau minum atau apa, ambil aja sendiri" Lanjutnya.

"Tumben sepi, ortu lo kemana?"

"Supermarket"

Raka pun mengangguk paham dan melangkahkan kakinya menuju kamar Alea. Raka mengetuk pintu putih bertirai manik-manik pink itu beberapa kali.

"Alea? Udah tidur lo?"

Raka kembali mengetuk-ngetuk pintu itu.

"Lea?"

Raka menggaruk tenguknya, pintu dihadapannya masih enggan terbuka. Ia pun kembali turun ke lantai satu.

"Gue balik ya, Bri!" Ucap Raka seraya menghampiri adik lelaki Alea yang tengah menonton TV itu.

"Loh? Kok pulang, bang?"

"Kakak lo kayaknya udah tidur"

"Tidur? Ya elah, dia itu kalau tidur selalu tengah malam, bang. Sekarang baru jam 8, ajaib banget dia tidur jam segini"

"Serius lo?"

Brian pun mengangguk.

"Gue udah sering dengarin ayah omelin dia gara-gara tengah malam masih putarin lagu sampai kedengeran ke sini"

Raka terdiam sejenak.

"Gue ke atas lagi ya"

Baru saja Brian akan menjawab, Raka sudah melesat naik ke lantai dua rumahnya.

Raka mengetuk-ngetuk pintu kamar Alea.

"Alea, gue tahu lo belum tidur. Buka pintunya, Lea"

Tidak lama kemudian muncullah Alea dari balik pintu kamar mandi lantai dua.

Raka langsung melirik ke bawah saat tiba-tiba mendapati tangan lain yang memegang gagang pintu dan hendak membukanya. Raka menatap Alea yang berdiri di sampingnya.

"Alea?"

Alea menggeser tubuh Raka agar bisa masuk ke dalam kamarnya. Raka yang terdorong pun langsung menghadangnya.

"Lo masih marah sama gue?"

Alea menatapnya dengan datar, lalu membuang pandangannya ke arah lain. Raka menatap Alea tajam.

"Kenapa telepon dan chat gue seharian ini gak ada yang lo respon?"

Alea hanya diam, enggan untuk menjawabnya.

"Kenapa gak jawab? Kalau alasan lo masih marah, oke, iya gue ngaku salah, gue kalap kemarin ngebut dan ngebentak lo. Maafin gue, Lea"

Alea masih bungkam dengan tatapan datarnya.

Raka mengacak rambutnya gusar. "Apa butuh tenaga ekstra buat ngejawab ucapan gue?!"

Dengan gesit Alea langsung melesat masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya. Raka kecolongan. Ia mengetuk pintu kamar Alea dengan keras.

Friend For SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang