23 - Kembali

360 37 0
                                    

Langit begitu kelabu. Derasnya hujan di siang hari ini ikut menemani seorang gadis dalam sebuah perjalanan menuju suatu tempat. Lamunan gadis itu mendadak buyar saat pengemudi taksi online memanggilnya.

"Mbak, sudah sampai"

"Eh? Oh iya. Sebentar ya, pak" Alea merogoh tasnya lalu memberikan beberapa lembar uang pada pengemudi itu. "Kembaliannya buat bapak aja ya" Ucap Alea seraya bersiap membuka payungnya.

"Makasih, mbak. Jangan lupa kasih bintang lima ya"

"Sip!" Alea pun sudah keluar dari mobil dengan payung putih berenda miliknya.

Alea membalikkan tubuhnya menghadap bangunan yang kini ada di hadapannya, ia pernah datang ke sini sebelumnya. Waktu itu Alea pikir tidak akan datang ke tempat ini lagi, namun ternyata untuk kedua kalinya ia datang bahkan atas dasar keinginannya sendiri.

Alea menghembuskan napasnya, menyakinkan diri untuk memulai.

"Assalamu'alaikum" Cukup lama Alea menunggu dan mengucap salam berkali-kali sampai pintu pagar dibuka oleh seorang satpam.

"Ada apa ya?" Ucap satpam berkumis lebat itu. Alea masih ingat dengan satpam yang ada di hadapannya ini.

"Saya Alea, pak. Temannya Raka, saya yang pernah datang ke sini pas Raka lagi sakit"

"Oh iya, bapak ingat! Silahkan masuk mbak"

Alea pun mengikuti satpam itu, namun anehnya satpam itu memilih jalan yang lain, bukan jalan menuju pintu utama rumah mewah itu.

Merasa diikuti, satpam yang bernama Darma itu membalikkan tubuhnya.

"Loh? Mbak mau ke mana?"

"Masuk"

"Kok lewat sini?"

"Saya kan ikutin bapak, bukannya bapak mau antarin saya ke dalam?"

Darma tertawa. "Saya mau ke dapur belakang, mbak. Mbak kan temannya mas Raka, jadi mbak bisa masuk aja langsung temui den Rakanya"

"Hah? Yah, saya gak berani, pak. Temanin saya masuk dong"

"Loh? Kok masuk ke rumah temannya sendiri takut sih, mbak?"

"Abis rumahnya terlalu gede pak, takut saya"

Darma pun kembali tertawa. "Ya udah. Mari, saya antar sampai bertemu Inem"

Alea mengangguk singkat. Ia pun masuk ke dalam rumah mewah itu dengan gugup. Alea tidak mengerti, padahal ketika pertama kali ia menginjakkan kaki di sini, ia tidak segrogi ini. Dari kejauhan Alea melihat seseorang yang hendak menuju ruang tengah. Darma pun mendekati pria itu.

"Selamat siang, tuan"

"Oh? Siang, pak Darma, ada apa?" Ucapnya seraya duduk santai di sofa dan mengambil remot TV.

"Ini, tuan, ada temannya den Raka"

Dimas menoleh dan melirik Alea. Alea mendelik pada Darma. Nah loh!

"Assalamu'alaikum, om" Alea langsung menyalimi Dimas dengan gugup. 

"Wa'alaikumsalam"

"Saya Azalea Fredella Khanzani, temannya Raka" Alea menyunggingkan senyumnya. Dimas pun membalas senyum Alea.

"Oh, temannya Raka. Ya udah, samperin aja Rakanya. Kayaknya dia belum keluar kamar dari pagi"

"Kalau begitu, saya permisi kembali ke pos, tuan, mbak" Ucap Darma.

"Iya, makasih ya, pak"

Darma pun melangkah keluar setelah membalas ucapan Alea dengan anggukan dan senyuman.

Friend For SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang