~Selamat Membaca~
Hari sudah semakin gelap, namun Raka masih sibuk menelepon Alea. Entah sudah berapa kali Raka menelepon Alea, namun tidak kunjung direspon oleh gadis itu.
"Assalamu'alaikum, tante. Alea sudah sampai di rumah belum ya?"
"Oh begitu, iya tante. Makasih. Assalamu'alaikum"
Raka membanting punggungnya ke sandaran kursi kemudi, memejamkan mata seraya mengatur napasnya yang memburu. Sudah tiga kali setiap satu jam sekali Raka menelepon Yati hanya untuk menanyakan Alea, namun hasilnya tetap sama. Alea belum sampai di rumah dan Yati pun tidak tahu Alea ada dimana. Seharusnya Alea sudah pulang sejak dua jam yang lalu, namun Raka yang sudah datang satu jam sebelumnya tak kunjung menemukan Alea. Bahkan Raka sampai rela menunggunya di depan fakultas dan mencari Alea ke berbagai sudut kampus ini, yang tentunya dengan penyamaran agar tidak menarik perhatian. Kini kedua manik mata lelaki itu memburam berkaca-kaca. Hingga kemudian jantungnya berpacu cepat saat ponselnya bergetar dan menampilkan sebuah pesan.
From: Vanno
Bang, mending lo cepetan balik deh, ada kak Alea di rumah.
Tanpa membalas pesan adiknya, Raka langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Di lain tempat. Alea duduk di sebuah sofa ruang tengah kediamannya Raka. Alea tidak duduk sendirian, di sana ada Mira juga yang sedang menunjukkan foto-foto masa kecil Raka dan Vanno dari sebuah album lama yang masih begitu terawat.
"Raka itu alergi sama debu, tante selalu ingetin bi Inem buat rutin bersihin kamarnya Raka dan jauhin sesuatu yang berdebu dari jangkauan Raka. Dia tuh ya, Lea, kalau lagi demam ngelindurnya suka macam-macam. Makanya tante sering usahain biar Raka gak sendirian pas lagi demam. Tante khawatir. Oh iya, waktu itu tante minta kamu buat jagain Raka, terus gimana? Dia pasti ngelindur kan? Dia pasti ngerepotin kamu banget ya, Alea? Maafin ya sayang, waktu itu dia manggil-manggil kamu terus, tante khawatir"
Alea pun tersenyum. Ingatan ketika menemani Raka semalaman selama sakit tiba-tiba muncul di kepalanya. Walaupun menyusahkan, tetapi Alea lega bisa mengurusnya selama sakit karena bagaimana pun juga itu adalah kesalahannya yang malas membersihkan kamar.
"Gak apa-apa kok, tante"
Mira tersenyum, lalu melanjutkan ceritanya. "Nah, yang ini Vanno" Mira menunjukkan seorang balita yang sedang tertawa saat diajarkan berjalan oleh papanya.
"Kalau dia, alerginya sama susu"
Alea terbelalak, bagaimana bisa ada seseorang yang bertubuh ideal seperti Vanno alergi terhadap susu?
"Susu?"
"Iya, dia gak pernah minum susu sapi setelah berhenti ASI, dulu awalnya tante pikir Vanno gak alergi susu karena dia bisa terima ASI, tapi pas sehari setelah stop ASI dan tante kasih susu bayi biasa, ternyata besoknya dia demam dan kulitnya bintik-bintik, pas tante cek ke dokter ternyata Vanno alergi sama susu"
Lah si Vanno kan badannya menjulang mirip si Kambing! Kok bisa begitu ya?Alea pun terkekeh dalam hati.
"Cuma dia senang berenang, sama kayak kakaknya. Mereka paling suka olah raga, apalagi Raka. Vanno paling suka renang, sedangkan Raka paling suka basket" Jelas Mira yang seakan menjawab pertanyaan Alea.
Alea pun mengangguk paham.
"Pantesan aja badannya pada bagus begitu" Gumam Alea yang ternyata terdengar oleh Mira. Mira terkekeh.
"Kamu belum pernah diajak ke lantai tiga sama Raka ya? Di sana ada ruang fitnes kok, mereka biasanya ngegym di sana"
Alea mengangkat kedua alisnya, baru tahu kalau lantai tiga di rumah itu terdapat ruang fitnesnya. Di detik berikutnya Alea pun tersadar, tentu itu adalah hal yang wajar bagi Raka yang memang berasal dari keluarga kaya yang hidupnya penuh dengan kemewahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend For Secret
Romance"Bikin malu aja!" Gumam Alea yang ternyata sampai terdengar di telinga cowok itu. Siapa pun di dunia ini pasti akan bahagia jika bertemu dengan artis terkenal. Minta selfie, minta berjabat tangan, minta tanda tangan. Yah, minimal stalking atau seke...