Baru sampai di ujung tangga, Alea melihat Raka sudah berdiri di depan kamarnya dengan berkacak pinggang.
"Kok lama?"
Alea tidak mengindahkannya dan melengos masuk ke kamar Raka begitu saja. Raka mengekori Alea dan ikut duduk di sofa. "Habis gosip sama bi Inem ya di bawah?" Raka memicingkan matanya pada Alea yang sedang membenarkan plastik berisi es batu.
"Emangnya muka gue ada tampang tukang gosip? Sini lo! Mau gue kompres dulu" Alea. Raka pun mendekat pada Alea dan itu membuat jantung Raka mulai kembali bedegup kencang.
Alea mulai mengompres pipi Raka dengan pelan. Mendadak Alea teringat dengan ucapan Mira tentang kesalahan yang diperbuat Dimas.
"Heh"
Raka melirik pada gadis itu. "Gue punya nama kali"
Alea berdecak. "Raka, gue mau tanya"
Raka pun terkekeh. "Salting lo ya? Nanya tinggal nanya, gak usah pake ngomong begitu segala"
Alea pun menekan-nekan kompresnya dengan kasar.
"Lea, Lea, Lea, stop! Gue kan cuma bercanda doang" Raka meringis kesakitan.
"Rasain!"
"Kejam!"
"Bodo!" Alea memutar bola matanya.
"Emangnya lo mau nanya apaan sih?"
"Gak jadi"
"Nanya apa, Alea?" Sergah Raka.
"Gak ada. Gak mood"
"Azalea Fredella Khanzani"
Alea pun menatap Raka lalu menghela napasnya.
"Semalam lo diapain sama bokap lo?" Alea melipat mulutnya lalu mulai mengompres area mulut Raka. Raka pun mendengus.
"Jadi itu. Jangan dibahas lagi, gue malas"
Alea tidak merespon, ia hanya sedang fokus dengan lukanya Raka. Hingga di detik berikutnya Raka menghembuskan napas. Jengah dengan dirinya sendiri. "Oke, kayaknya lebih baik gue certain aja"
Alea merapatkan bibirnya menahan tawa. Merasa lucu dengan tingkah Raka yang plin-plan itu. "Gue gak maksa"
"Iya, gue tahu. Tapi guenya aja yang jadinya gak nyaman kalau gak cerita"
Kemudian Raka berdeham. "Oke gini, jadi semalam itu papi akhirnya pulang setelah bercerai sama mami, semalam papi ngajak gue ngobrol tentang masalah gue tapi di situ gue ngelawan, yah, lo tahu kan seberapa kecewanya gue selama ini sama papi? Jadi karena itu papi tampar gue"
Alea menatap Raka. Tak ada pergerakan dari Alea, tangan yang sebelumnya mengompreskan luka pun melayang di udara.
"Berapa kali?"
"Dua" Ucap Raka pelan.
"Tapi tiba-tiba Vanno datang dan ngebela gue, setelahnya kita disuruh balik ke kamar. Nah, terus..." Raka melipat bibirnya, menatap mata Alea ragu.
"Apa?"
"Ya...terus...Vanno malah masuk kamar gue, dia bilang katanya lo udah punya...pacar, dan itu bokap lo sendiri yang bilang ke dia"
"Pacar? Huh, lelucon dari mana itu? Kok bisa adik lo ketemu sama bokap gue? Emangnya dia kenal?"
Raka menelan ludahnya susah payah. Ia tidak mungkin mengatakan bahwa Vanno datang ke rumahnya dan tahu alamat rumah Alea karena adiknya itu pernah menguntitnya saat dirinya tengah menguntit Alea pulang pergi kuliah. Bisa ngamuk-ngamuk kalau sampai Alea tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend For Secret
Romance"Bikin malu aja!" Gumam Alea yang ternyata sampai terdengar di telinga cowok itu. Siapa pun di dunia ini pasti akan bahagia jika bertemu dengan artis terkenal. Minta selfie, minta berjabat tangan, minta tanda tangan. Yah, minimal stalking atau seke...