HASBY 31

29.8K 1.1K 31
                                    

"Akhirnya sampe rumah juga" Ucap Disa sambil meleparkan badan nya ke kasur.

Saat mengecek tas, ia langsung mengeluarkan Handphone nya "Aduh gue lupa kan tadi abis batre nya" Ucap nya dalam hati.

Disa pun menuju nakas dan mencolokan kabel data nya kepada Handphone nya dan memutuskan untuk tidur kembali.

***
"Aku pulang dulu, nanti sore aku balik lagi kesini ya" Ucap Hasby pamit kepada Hany dan Hany pun mengangguk perlahan.

Hany akhirnya dengan perlahan mulai berjalan sendiri, ia ingin mandiri dan tidak mau bergantung pada orang lain.

Hasby pun melambaikan tangan nya dan membunyikan klakson mobil nya dan perlahan pandangan itu pun hilang.

Hany tersenyum, tuhan sangat baik meski awalnya tuhan memberikan penyakit tapi mungkin apa kata Hasby benar, Tuhan punya rencana di balik ini semua.

Hany hanya perlu bersyukur, sabar dan ikhlas akan yang di berikan tuhan kepada hambanya.

Tetapi Hany baru teringat, Fanny tidak memberi tahu jelas bahwa dirinya tidak bisa datang, akhirnya ia pun memutuskan untuk masuk dan menelfon nya.

Dirinya langsung memencet telefon rumah nya, dan ternyata nomer nya nyambung akan tetapi setelah menunggu lama, Hany kaget ketika bukan suara Fanny yang berbicara akan tetapi orang lain.

"Ini siapa?" Tanya Hany dengan heran dan dengan cepat di putus sambungan nya.

"Kayak ada yang gak beres" Pikir Hany yang sekarang mulai berfikir, suara nya begitu tidak asing bagi diri nya, akan tetapi siapa?

Di satu sisi, Hilman sangat kacau ia begitu bingung harus berbuat apa dan harus bagaimana. Fanny, kekasih nya sedari tadi tidak memberi nya kabar meski kemarin Fanny memberi nya kabar.

"Lo dimana sih Fan, Jangan buat gue khawatir" Rintih Hilman sambil memegang Handphone nya erat sambil mundar mandir di ruang tamu rumah nya.

Hilman melihat arloji di pergelangan tangan kiri nya, sudah jam 4 sore dan Fanny tidak memberi nya kabar sekalipun, misscall pun tidak.

"Kenapa lo mundar mandir kayak setrikaan aja?" Ucap Rio yang baru datang dan langsung duduk di kursi ruang tamu.

"Gak sopan banget si lu" Jawab Hilman dengan sinis.

Rio pun menggeleng pelan sambil terkekeh melihat sikap Hilman yang sangat tibatiba sinis terhadap nya.

"Kenapa lo? Sinis amat ke gue" Tanya Rio sambil membuka Handphone nya.

Hilman tidak menjawab, ia malah duduk di samping Rio dengan muka sangat membingungkan.

"Lo tau Fanny dimana gak?" Tanya Hilman kepada Rio.

Rio mengangkat bahu nya "Mana gue tau, harus nya lo yang gue tanya, Fanny mana ogeb?"

Hilman menghela nafas nya kasar "Anjis, maksud gue tolong dong lacak Handphone nya dia atau apa ke, kan lo pinter kalau tentang ngelacak"

"Jajanin gue dulu deh, baru gue bantu" Jawab Rio dengan enteng nya yang masih menatap layar Handphone nya.

"Eh buset buruan lacak kalau gak lo pergi aja sana, gak guna dateng ke rumah orang kalau gak mau bantu, salam aja kagak" Protes Hilman yang langsung di respond kaget oleh Rio.

"Iya iya bawell, Patung bisa khawatir juga ternyata" Sambung Hilman yang langsung mendapatkan jitakan keras dari Hilman dan Rio meringis kesakitan.

Akhirnya ia mengeluarkan Laptop nya dari tas dan menyalakan nya dan masuk kedalam aplikasi khusus yang Rio punya, tidak ada yang tau aplikasi itu katanya aplikasi nya ia membuat sendiri, ya harus percaya karena disaat dicari playstore tidak ada.

HASBY [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang