HASBY 39

27.6K 1K 13
                                    

Sudah satu minggu Hany berada di rumah sakit dan sudah satu minggu yang lalu Hany telah di pindahkan ke Rumah Sakit yang berada di Jakarta.

Tetapi tetap saja, Hany masih belum terbangun dalam tidur nya di dalam ruang ICU.

Ternyata benar mimpi lebih indah dari kenyataan, nyatanya Hany masih enggan untuk bangun dan kembali menatap sekeliling nya.

Hasby memutuskan untuk pergi ke rooftop Rumah Sakit, tempat yang menjadi kesukaan nya karena ia sangat menyukai tempat yang sepi.

Senja pun mulai menampakan diri nya dihadapan lelaki yang kali ini begitu rapuh.

senja, tahukah engkau? aku mempunyai seseorang yang amat sangat menyanyangiku, seseorang yang tak ingin melepasku.
Aku bahagia, tapi aku tidak tahu sampai kapan seseorang itu bisa kembali bersama ku lagi. Aku juga tidak tahu apakah dia akan tetap singgah atau pergi, Apakah kau bisa menjawab nya?

Lelaki itu pun mengacak rambut nya asal, diri nya frustasi serta bingung harus berbuat apa.

Dirinya pun lalu turun kembali menuju ruang ICU, dimana seorang perempuan berada di dalam situ mempertaruhkan nyawa nya.

Saat kedatangan Hasby, dirinya di kagetkan oleh sebuah tamparan mengenai pipinya.

plak!

Aldi menampar nya, untuk kali pertama seorang Papah nya bersikap seperti itu.

"Kenapa kamu kayak gini hah? dari mana aja? Kamu sudah tidak peduli lagi ke Hany? Kamu sudah capek? Kamu nyerah? iya?!"

Hasby terdiam.

"Papah minta kamu masuk ke ruangan, liat keadaan Hany. Kamu disini hanya menjaga dari luar tidak mengetahui keadaan di dalam" Ucap nya lagi Aldi.

Hasby mengangkat wajah nya "Tapi Pah—"

"Masuk!"

Dengan berat hati kaki Hasby melangkah memasuki Ruangan ICU dan tidak lupa memakai pakaian yang harus dipakai ketika masuk ruangan ini.

Hasby sangat lemah, memang. Kali ini saja dia belum pernah berani untuk masuk kedalam ruangan itu, sekalipun tidak.

Ia tidak mau melihat keadaan yang dialami Hany sekarang, pasti rasanya sakit ketika alat-alat memenuhi tubuh nya.

Hasby pun mulai duduk saat dihadapan nya telah disuguhkan perempuan yang terbaring lemah.

"Hany? Kapan kamu bangun?Aku kangen. Gak apa apa kan?" Tanya Hasby meski ia tahu bahwa pertanyaan nya tidak akan di jawab.

"Maaf, aku gak nyempetin masuk ke sini, aku cuman bisa liat kamu dari balik jendela kaca"

"Kamu tau gak kenapa? Karena aku takut nangis di hadapan kamu sendiri yang bakalan buat kamu sedih" Lanjut Hasby.

Hasby pun menyimpan tangan Hany di pipi sebelah kirinya.

"Selamat ulang tahun sayang, aku pengen kamu bangun untuk aku dan keluarga, kamu bisa kan?" Tanya lagi Hasby.

Tanpa di kira satu tetes pun mengalir melewati pipi pria itu dan dengan cepat menghapus nya.

"Jangan pergi untuk kesekian kali nya,  aku mohon" Ucap Hasby sambil mengeratkan kedua tangan Hasby dan Hany.

Hasby pun langsung berdiri dan pergi keluar, ia tidak kuat untuk lebih bersedih di hadapan nya. Mungkin itu akan lebih menyakitkan bagi dirinya yang masih terkapar di dalam ruangan itu.

***

Di satu sisi dengan keberadaan yang sama, terdapat seseorang yang terkapar di tempat tidur rumah sakit. Sudah hampir satu bulan lelaki di hadapan nya belum terbangun dari koma nya.

HASBY [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang