BAB 23

18.1K 1.6K 92
                                    

Akhirnya setelah mendapatkan perawatan selama seminggu dirumah sakit,Lisa telah diperbolehkan oleh dokter. Tetapi,Lisa masih belum diperbolehkan untuk melakukan aktivitas bersama Blackpink selama beberapa waktu kedepan. Ia masih membutuhkan proses penyembuhan agar luka-luka ditubuhnya telah hilang total.

"Lisa,kenapa wajahmu terus murung seperti ini? Mama semakin khawatir kepadamu,apa Lisa masih merasa kesakitan?" Tanya Mama Lisa saat menyelimuti Lisa yang tengah berbaring ditempat tidur gadis itu.

Lisa menggeleng pelan.

"Lalu,kenapa Lisa mama ini bersedih terus? Coba cerita sama mama atau Lisa ingin makan sesuatu?"

Lisa tetap menggeleng. "Mama,Lisa merindukan seseorang."

Mama Lisa tengah berpikir keras siapakah seseorang yang tengah dirindukan oleh anak gadis semata wayang nya ini. Mungkinkah seorang pria?

"Umhh,apakah itu seorang--pria?" Mama Lisa menjeda sejenak kalimatnya itu.

Lisa mengangguk pelan disertai munculnya semburat merah dikedua pipi tembam miliknya.

"Ah,rupanya anak mama ini tengah jatuh cinta ya. Kenapa Lisa tidak bercerita kepada mama? Apa pria itu adalah pria yang baik?"

Lisa sangat mengangguk antusias mendengar pertanyaan mamanya. "Ia adalah pria yang baik Ma. Lisa tidak ingin bercerita karena Lisa takut mama tidak memperbolehkan Lisa untuk dekat dengan seorang pria." Seketika kepala gadis itu menunduk lesu.

Wanita paruh baya itu menghelas nafasnya sejenak sembari tersenyum simpul.
"Mama tidak akan melarang Lisa untuk dekat dengan seorang pria,kecuali jika pria itu bukanlah orang yang baik-baik."
"Apa pria itu seprofesi dengan Lisa?" Tanya Mama Lisa dengan wajah penuh penasaran.

Lisa mengangguk kembali. "Ia merupakan superstar yang sangat terkenal,Ma. Mama pasti mengetahuinya kalau aku menyebut namanya."

"Kalau begitu siapa nama pria beruntung itu?"

"Umm,namanya Jungkook. Jungkook member Bangtan Boys."

PRANGGG

Lisa dan mamanya langsung menoleh kearah pintu kamar Lisa karena mendengar suara pecahan kaca. Rupanya Jennie tengah membawakan segelas susu untuk gadis yang tengah terbaring itu.

"Jennie? Kau tak apa nak?" Mama Lisa menghampiri Jennie yang tengah diam mematung didekat pintu tersebut.

"Astaga,kenapa sampai pecah seperti ini? Biar mama yang bersihkan ya?" Jennie hanya mengangguk saja saat mendengar penuturan wanita tersebut.

"Ja--jadi selama ini,kau telah menjalin hubungan dengan pria itu?" Tanya Jennie dengan terbata-bata.

"Eonnie,kau telah mendengar semuanya?" Tanya Lisa disertai raut wajah yang ketakutan.

Jennie menggeleng tidak percaya atas apa yang ia dengar barusan. Gadis yang telah ia anggap adiknya ini jatuh cinta kepada pria yang seprofesi dengannya?

"Lisa,kau tidak lupa kan dengan perjanjian kita? Kau bilang tidak akan pernah menjalin hubungan dengan pria yang seprofesi dengan kita? Kau tahu sendiri bagaimana resikonya Lisa!" Gadis itu tidam sadar jika dirinya tengah menaikkan nada suaranya terhadap Lisa.

"Tapi eonnie,aku tidak bisa untuk tidak jatuh terhadapnya. Aku sudah mencoba untuk menahannya tapi tidak bisa eonnie. Kau harus pahami itu." Lisa mulai bangkit dari tempat tidur tersebut.

"Apa kau lupa atas kejadian yang menimpa teman kita dulu? Miyeon? Apa kau lupa?!!!" Jennie mengingatkan kembali kejadian yang menimpa mantan rekan kerja nya itu,Cho Miyeon. Yang saat ini telah menjadi bagian dari grup rookie,G-idle. Ia tidak ingin kejadian itu terulang kembali saat ini.

"Eonnie,dulu ya dulu. Sekarang kita telah dewasa eonnie. Aku sudah bisa mengatur hidupku sendiri. Jadi tolong eonnie tidak usah ikut campur masalah percintaanku lagi! Cukup masalahku dan Hanbin saja yang telah eonnie campuri."
"Lagipula,papa dan mamaku tidak melarangku untuk menjalin hubungan dengan seorang pria saat ini." Ucap Lisa terakhir kalinya sebelum pergi meninggalkan Jennie sendirian dikamar tidur miliknya.

Mama Lisa muncul saat pembicaraan kedua gadis itu telah usai,ia merasa bingung saat melihat raut wajah anaknya yang terlihat emosi.
"Lisa sayang,kau mau kemana malam-malam begini?

"Aku hanya ingin keluar sebentar,mama tidak usah khawatir ya." Ujar Lisa setelah memakai coat nya berwarna coklat muda. Tak lupa ia membawa dompet beserta ponselnya.

Rose yang melihat kepergian Lisa hanya bisa berdiam diri saja. Ia sempat melihat perdebatan kecil yang dilakukan oleh Jennie dan Lisa,namun ia tidak bisa untuk ikut campur dalam urusan mereka berdua.

Rose mencoba menghampiri Mama Lisa untuk tidak terlalu mengkhawatirkan kemana anak gadisnya itu pergi.

Selama perjalanan yang gadis tuju,ia tidak berhenti untuk tidak mengoceh sepanjang perjalanan. Untung saja gadis itu telah menggunakan masker wajah yang berada disaku jaket nya.

"Kenapa Jennie eonnie selalu melarang aku untuk berhubungan dengan seorang pria? Memangnya dia siapa? Ibuku saja sampai tidak sebegitunya."

Masih terekam dibenaknya saat Bambam member GOT7 mengajaknya keluar hanya untuk sekadar mengobrol-ngobrol saja. Tetapi eonnie nya itu melarang keras kepergiannya dengan alasan banyak paparazi diluaran sana. Bahkan Bambang maksudnya Bambam telah meyakinkan Jennie tidak akan ada paparazi yang mengikutinya. Bukan Jennie namanya jika tidak mempertahankan omongannya.

Tak sengaja Lisa menendang sebuah kerikil kecil yang mengenai kepala salah seorang pejalan kaki lainnya.

"Aww...." Ringis orang tersebut. Lantas orang tersebut segera menolehkan kepalanya untuk mencari pelaku yang telah menyakiti kepalanya tersebut.

Lisa telah mengambil ancang-ancang untuk kabur dari hadapan pria itu,namun gerakan Lisa kalah cepat dengan pria tersebut. Pria terlebih dahulu mencekal tangan Lisa.

"Hei nona,kau tidak bisa kabur dariku." Ujarnya.
"Kau harus bertanggung jawab karena telah mencelakaiku."

Lisa menggigit bibir bawahnya dibalik masker hitamnya karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dengan sangat terpaksa gadis itu mulai menendang dengan cukup keras 'area sensitif' pria tersebut.

"Maafkan aku tuan."

BUGH

Begitulah suara tendangan yang terdengar. Alhasil,pria itu tengah bersimpuh lutut ditanah sembari memegang 'aset' masa depannya itu. (Haduh kasiannya para calon istrinya mas-mas itu T.T)

Lisa dengan cekatan berhasil lolos dari pria tersebut. Ia mulai berlari sekencang-kencangnya sesekali menengok ke belakang memastikan apakah pria itu mengikutinya atau tidak.

"Hhh..hhhhh..." Tanpa gadis itu sadari ia telah berada disebuah taman yang cukup sepi. Mungkin karena sekarang jam telah menunjukkan angka 9 malam.

"Dimana ini? Kenapa aku baru tahu ada taman ini?" Lisa mengernyitkan kedua alisnya.

Tiba-tiba lampu taman yang berada disana padam semua. Hal itu membuat bulu kuduk Lisa berdiri semua karena suasana malam itu sungguh mencekam. Ditambah suara burung hantu yang tak sengaja ia dengar.

"Apa-apaan taman ini? Kenapa rasanya aku tengah berada dikuburan? Hih,lebih baik aku kembali saja." Saat gadis itu hendak membalikkan diri tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menutup kedua matanya.

























.















●Gimana gimana? Enak gak gue gantungi?😂entah kenapa gue demen banget gantungin kalian,apalagi liatin komentar kalian yang uniq uniq gitu wkwkwkwk

●Oh ya,mungkin beberapa hari lagi gue bakalan ngepublish cerita terbaru gue😄Jangan lupa untuk dibaca ya wkwkwk pemainnya tetap #LIZKOOK kok😎 tenang gabakalan gue ganti cast wkwkw.

●Jangan lupa VOTE dan KOMENT yaps

#PurpleHeartForLizkook💜💜💜💜


[✔]1. ISSUES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang