The Doll

1.1K 51 10
                                    

Emma Pov



Satu ...



Dua ...



Tiga ...



Aku menatap orang-orang yang berjalan di luar kaca. Kadang aku menghitung jumlah mereka meski aku tahu bahwa hal yang kulakukan adalah percuma. Tapi aku sangat suka melakukan hal ini. Seharian aku hanya berdiri di balik kaca tanpa bergerak sedikitpun. Lelah rasanya tapi ini adalah pekerjaanku dan hanya dengan cara ini aku dapat berguna.



"Selamat siang."



"Kau datang ke sini lagi?"



"Hehe iya aku ingin membeli hadiah untuk seseorang."



Hari ini dia datang lagi, aku sangat senang. Pemuda yang selalu tersenyum ramah pada semua orang, entah sejak kapan aku mulai menyukainya. Dia sering datang ke toko ini dan setiap kali datang dia pasti akan memilih pakaian yang kupakai.



Sikap yang ramah dan senyumannya membuat aku menyukai sosoknya. Lihat dia berjalan ke arahku lalu menatap pakaian yang kupakai. Kali ini pun dia pasti akan membeli pakaian ini. "Kau cantik seperti biasa." Dia membelai rambut panjangku. Ahh tatapan matanya itu membuat jantungku berdetak tidak karuan, meski aku tidak punya jantung.



"Aku akan membeli baju yang ini."



Kalau saja aku bisa bergerak, aku pasti akan melompat kegirangan saat ini, sayangnya itu semua hanya mimpi yang pasti tidak bisa terwujudkan. Aku cantik, tinggi, putih, dengan mata coklat dan rambut coklat yang panjang, tapi ada satu yang kurang, aku tidak hidup. Yah kalian sedang mendengar curhatan seorang manekin yang berada dalam sebuah toko pakaian.



Aku sadar akan posisiku yang sangat jauh darinya, sampai saat ini aku puas hanya dengan melihatnya dari jauh seperti ini. Hari ini aku bahagia karena dia kembali membeli baju yang kupakai. Aku menganggap ini sebagai bentuk perhatian darinya, ada bagian dari diriku yang menghangat ketika mengingat hal ini.



Setelah melewati satu hari yang melelahkan, kini tiba waktunya toko ditutup. Lampu-lampu mulai dimatikan dan ruangan ini kini menjadi gelap dan sepi. Suasana di luar juga tampak sepi, mungkin karena hujan deras turun beberapa menit yang lalu. Aku masih setia berdiri di tempatku, menatap jalanan di luar yang diguyur hujan.



Sesekali tampak beberapa orang berlari untuk menghindari hujan. Tidak lama kemudian kilat dan guntur mulai muncul, ditambah angin datang membuat keadaan semakin parah. Untung saja aku tidak dapat merasakan apa-apa, meski aku berharap untuk dapat merasakannya layaknya manusia.



Sejak aku diciptakan sampai sekarang aku sangat mengagumi makhluk bernama manusia. Jika Tuhan memberiku satu permintaan, maka aku ingin dilahirkan kembali sebagai manusia, bukan sebagai boneka yang tidak bisa melakukan apa-apa. Petir kembali menyambar, kali ini terlihat sangat dekat dengan tempatku berada.



Krek



Sebuah pohon yang ada tepat di depan toko mulai bergerak turun ke arahku, sepertinya dia terkena sambaran petir barusan.



Prang



Bruk



Aku ingin menangis sekarang, batang pohon yang besar itu jatuh dan menimpa tubuhku. Sekarang yang tertangkap oleh mataku hanyalah puing-puing kaca dan tubuhku yang sudah terpisah. Jiwaku menangis pilu, siapa saja tolong aku. Aku tidak ingin berakhir seperti ini, aku masih ingin berguna untuk tuanku dan melihat pemuda itu dari jauh.



Hujan semakin lebat, angin bertiup kencang hingga tubuhku basah terkena cipratan air. Sudah tidak ada yang bisa dilakukan lagi, jika seperti ini aku pasti akan dibuang. Hidupku berakhir di sini.



"Tidak semudah itu, aku datang ke sini karena mendengar jeritanmu."



Siapa itu? Kenapa suaranya terdengar bergema di telingaku?



Samar-samar aku melihat seseorang melangkah mendekatiku. Orang itu ternyata adalah seorang pria yang tampan dengan gigi taring yang panjang, tapi itu justru membuatnya tampak manis. Kulitnya pucat dengan rambut tebal yang hitam. Pria itu berhenti tepat di depanku lalu mengambil kepalaku yang tergeletak di lantai.



Mata kami saling bertemu, dia tersenyum lalu membelai pipiku. "Aku akan membuatmu menjadi lebih cantik, tapi kau harus menjadi pelayanku, kau tidak diperbolehkan untuk menolak."



Aku hanya bisa terdiam melihat kelakuannya yang aneh. Tapi aku percaya dengan kata-katanya, apakah Tuhan telah menjawab doaku?



TBC


Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang