Rasa Sedih

127 12 0
                                    

Zeus Pov

Percakapan kami ternyata lebih lama dari dugaanku. Saat aku keluar dari hutan, hari sudah malam. Meski aku membayar mahal untuk informasi darinya, aku rasa ini sepadan dengan apa yang kudapatkan.

Aku sampai di rumah kami ketika jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Malam ini aku ingin beristirahat, aku sudah menelpon menager klub malam tempatku bekerja dan sudah mendapatkan persetujuan.

Aura apa ini? Ahh rasanya sama seperti dulu saat Emma pertama kali datang ke rumah ini. Aku berjalan memasuki kamar kami dan menemukan Emma tengah menenggelamkan wajahnya di bantal sambil memukul kasur.

Apa ini? Pelayanku menjadi gila hanya karena kutinggal tanpa pamit sehari?

“Apa yang membuatmu sangat bahagia hari ini?”

Emma tampak terkejut mendengar suaraku, dengan cepat gadis itu berbalik dan mengubah posisinya menjadi duduk di tempat tidur.

“Tu... tuan sudah pulang?” Emma terlihat seperti memaksakan senyumnya padaku. Wajahnya terlihat seperti kepiting rebus sekarang. “Sudah, kau tidak perlu menyembunyikan apapun dariku karena aku sudah mengetahuinya.”

Emma akhirnya tersenyum menatapku. “Kau boleh mendekatinya Emma tapi jangan terlalu dekat dengan orang seperti dia.” Aku duduk di samping Emma. Kenapa sekarang aku merasa seperti bapak-bapak yang tengah menasehati anak perempuannya?

“Kenapa tuan? Menurutku dia orang baik, kenapa orang yang ada di sekitarku bilang kalau ia orang jahat?” Emma menatapku dengan pandangan memelas. Meski sedikit, aku dapat menangkap pancaran emosi dari manik coklatnya.

“Lakukan sesukamu Emma, aku sudah memperingatkanmu. Kau tahu kan apa yang harus kau lakukan jika dia tahu identitasmu yang sebenarnya?”

Emma menunduk mendengar perkataanku. Aura yang tadi dipancarkan olehnya perlahan meredup. Gadis itu membanting tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi wajah terbenam di bantal.

Aku mengelus pundaknya pelan, aku bisa membaca apa yang ada di pikirannya. Perlahan namun pasti aku naik ke atas tempat tidur dan berbaring di sebelahnya. “Aku tidak akan membantumu lagi kali berikutnya, kuharap kau bisa melindungiku.”

Emma mengangkat wajahnya, menatapku dengan mata yang memerah. “Yang bisa kau lakukan adalah mencegah hal itu terjadi.” Aku terkejut ketika Emma tiba-tiba memelukku dan menenggelamkan wajahnya di dadaku.

Basah, dia pasti sedang menangis sekarang. Perempuan itu memang makhluk yang aneh, bukankah beberapa menit yang lalu dia sedang bahagia? Lalu kenapa sekarang dia bersedih?

Menghela napas pelan aku lalu membalas pelukannya. Menyisir pelan surai coklatnya dengan jariku.

“Baiklah untuk malam ini aku akan mengijinkanmu tidur di sini.”

Tak berapa lama kemudian, dengkuran halus terdengar, cepat sekali dia tidur.

* * *

Liburan kami masih tersisa beberapa hari lagi. Namun aku muak jika terus menghabiskan waktuku di rumah dan harus melihat adegan percintaan ala drama remaja di tv.

Semejak hari itu, rupanya Kenji benar-benar mendekati Emma. Dan dia melakukan hal itu secara terang-terangan. Buktinya setiap pagi dia akan datang ke rumah kami untuk menjemput Emma dan mengajaknya jalan-jalan.

Kadang mereka hanya duduk dan mengobrol di rumah kami. Aku tidak menghalangi Emma melakukan semua itu karena sejak awal ini adalah tujuan dia ingin menjadi manusia. Aku juga bisa memantau roh jahat yang ada di dekatnya karena hal ini. Anehnya kenapa Emma tidak menyadari keberadaan roh itu?

Untuk sementara aku tidak menceritakan hal ini pada Emma. Dia pasti akan marah jika aku mengatakan hal buruk tentang orang yang disukainya. Semoga saja apa yang kutakutkan tidak terjadi padanya.

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang