Pesta Kembang Api

390 23 0
                                    

Emma Pov



"Wah ini sangat manis dan lembut tuan." Aku tersenyum pada Tuan. Aku sangat berterima kasih padanya karena membuatku dapat merasakan makanan seenak ini. Kukira aku tidak akan merasakan rasa lapar karena bagian dalam tubuhku masih berupa boneka. Aku sebenarnya bisa merasakannya, hanya saja karena baru pertama kali menjadi manusia aku tidak tahu bahwa apa yang aku rasakan ini adalah rasa lapar.



Tuan membawaku ke tempat festival untuk menyambut tahun baru diselenggarakan. Tempat ini penuh dengan berbagai macam manusia. Wah jika berada di tempat seperti ini aku jadi merasa sudah menjadi manusia seutuhnya, tidak ada kebahagian yang lebih baik daripada ini.



Daritadi yang kami lakukan adalah berkeliling tempat itu sambil membeli semua makanan yang ada di sana. Rasanya perutku akan meledak sedikit lagi karena terlalu banyak makanan yang masuk ke sana. Ahh hari pertama menjadi manusia ternyata sangat menyenangkan. Kuharap kedepannya aku akan terus merasakan perasaan seperti ini.



"Sudah saatnya ayo ikut denganku, jangan lepaskan tanganku okay."



Aku terkejut ketika tuan menarik tanganku dan membawaku masuk ke kerumunan manusia yang ada di depan.



Teng... Teng... Teng...



Jam besar yang ada di tengah kota berdentang. Dalam hitungan detik ribuan kembang api diluncurkan ke langit dan memenuhi kota, indah sekali. Aku menyimpan semua memori itu dalam otakku, karena aku yakin bahwa saat-saat seperti ini tidak akan terulang lagi.



"Apa kau suka?"



Sebuah suara terdengar di telingaku, sontak aku berbalik dan melihat tuan yang juga sedang melihat ke langit sambil tersenyum.



DEG



Entah kenapa jantungku mendadak berdetak lebih cepat, aku merasakan sesuatu yang panas menjalar ke pipiku. Sejenak dunia terasa berhenti, aku bahkan tidak bisa mendengar suara kembang api yang meledak di atas langit. Yang bergema di telingaku saat ini adalah suara detak jantungku yang berpacu semakin kencang, aku juga lupa caranya bernapas.



"Perasaan apa ini?" Aku mengangkat sebelah tanganku lalu memegang dadaku yang terus berpacu kencang.



"Bukankah terlalu cepat untuk jatuh cinta kepada penciptamu?"



Aku terkejut ketika tuan menurunkan pandangannya hingga mata kami bertemu. Dia tersenyum hingga gigi taringnya yang tajam terlihat. "Bukan begitu tuan aku tidak tahu apa yang sedang terjadi." Aku menatapnya sambil menggigit bibir bawahku. "Ingat aku dan dirimu terhubung karena kau hidup dengan menggunakan kekuatanku..."



"Itu berarti aku bisa tahu apa yang ada di pikiranmu. Jadi mulai sekarang kau harus berhati-hati saat sedang memikirkan sesuatu."



Aku mengerjap beberapa kali lalu kembali mengalihkan fokusku pada langit yang masih dipenuhi kembang api. "Aku mengerti tuan." Aku menarik sudut bibirku, tersenyum menatap pemandangan indah yang ada di depanku.



Benar sekali bukankah aku menyukai pemuda itu, kenapa malah berdebar karena hal kecil seperti ini? Mungkin karena ini pertama kalinya aku diperlakukan lembut oleh orang lain.



"Sudah cukup bersenang-senangnya Emma, kita harus pulang dan beristirahat karena besok akan menjadi hari yang panjang untuk kita." Aku mengangguk setuju lalu berjalan mengikuti tuan dari belakang.



* * *



"Siapa namamu?"



"Emma."



"Dia cantik sekali di mana kau mendapatkannya?"



Aku menatap seorang pria aneh berambut panjang yang tengah berbicara dengan tuanku. Hari ini kami datang ke tempatnya untuk membuat identitas baruku sebagai manusia. Kata tuan dia adalah dewa yang ahli dalam hal seperti ini. Itu karena dia sudah lama tinggal di dunia manusia dan membantu dewa lain untuk membuat identitas.



"Hanya sebuah jiwa kecil yang menarik, jadi aku menyelamatkannya dan menjadikan dia pelayanku. Bisakah kita mempercepat prosesnya? Kami harus membeli banyak barang hari ini." Tuan menjawabnya dengan nada datar tidak perduli dengan ekspresi pria itu yang sepertinya ingin sekali tahu tentangku.



"Oh jadi dia mainan barumu? Kukira kau hanya bermain dengan manusia."



Aku terkejut mendengar perkataannya, mainan baru? Apakah sebelum aku tuan pernah mempunyai pelayan yang lain?



"Hn..."



"Semoga saja kau tidak menjadi seperti yang lama." Pria itu tersenyum ke arahku dan seketika perasaanku menjadi aneh.



TBC


Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang