Hukuman

120 7 0
                                    

Zeus Pov

Brak...

Aku hanya pasrah ketika dewa berjubah hitam melempar tubuhku ke tanah dengan sangat kasar.

“Zeus, kau telah banyak melakukan kesalahan dan tidak menjalankan kewajibanmu dengan baik. Kau juga telah membuat banyak kekacauan di bumi. Apa kau sadar dengan perbuatanmu? Seharusnya sebagai dewa yang baru saja dilatih kau harus menjalankan tugasmu dengan baik. Karena kau masih pada tahap pelatihan, maka kali ini kau akan diampuni.”

Aku menatap dewa tua yang membacakan seluruh perbuatan jahatku dengan tatapan tajam. Beberapa bulan telah berlalu sejak aku menyaksikan kakak dilenyapkan dari muka bumi. Dan keputusanku adalah menyusul kakak. Aku tidak suka dengan peraturan langit yang dibuat seenaknya oleh para tetua.

Kakak adalah orang yang selalu memegang prinsipnya, dan hatiku sangat sakit ketika mengetahui dia dilenyapkan karena tidak ingin melanggar prinsipnya. Jika memang seperti itu, maka lebih baik aku tidak ada di tempat ini karena bagiku mereka semua busuk.

“Hukum saja aku jika aku melanggar aturan langit. Aku sengaja melakukannya karena ingin tahu sepeti apa hukuman bagi dewa yang tidak patuh pada perintah.” Aku menjawabnya dengan keras dan kasar. Tidak ada rasa takut sedikitpun dalam hatiku. Rasa benci pada para dewa membuatku melupakan seluruh ketakutanku.

“Kau sedang dikuasai oleh amarah, sebaiknya kau istirahat di ruang tahanan dan merenungi semua perbuatanmu.” Dewa yang bertugas sebagai hakim tetap mempertahankan sifat tenangnya lalu berkata padaku.

“Tidak, aku tdak ingin merenungi apa yang telah aku lakukan. Lenyapkan saja aku dari sini, dasar tua bangka. Bukankah kalian semua tidak menyukaiku dan menginginkan aku pergi dari tempat ini? Ayo aku bersedia pergi dari tempat menjijikkan ini.”

Aku tetap menatap dewa tua itu dengan pandangan penuh kebencian.

“Saya rasa cukup sampai di sini, Zeus akan diberi pelatihan dan pemahaman lagi. Hukuman untuknya akan diberikan setelah dia menyadari kesalahannya.”

Tok...

Ketukan palu tanda sidang para dewa telah usai terdengar. Dewa berjubah hitam memegang lenganku lalu membawaku masuk ke sebuah ruangan. Dalam ruangan itu sang dewa tua telah menungguku.

Dia dengan pakaian kebesarannya yang tampak berkilau duduk di atas sebuah kursi besar dengan sebuah minuman dia atas meja yang ada di depannya. Aku didudukkan berhadapan dengannya. Setelah mendudukkan aku di tempatku, kedua dewa berjubah hitam pergi, meninggalkan aku dan si dewa tua dalam ruangan itu.

“Apa yang membuat hatimu keras seperti ini Zeus?” Dewa tua mulai bertanya padaku. Berbeda dengan dirinya saat sidang beberapa menit lalu, sosok yang sedang berhadapan denganku ini terlihat sangat tenang dengan aura lembut di sekitarnya.

“Aku memutuskan untuk tidak percaya kepada siapapun lagi.” Aura yang ada di sekelilingku terasa sangat menekan tapi aku tetap tenang dan berpegang teguh pada pemikiranku. “Hal apa yang membuatmu melakukan hal seperti itu?” Dewa tua itu menatapku dengan pandangan yang serius.

“Kalian menurunkan kakak karena alasan yang tidak masuk akal dan melenyapkan dia dari dunia. Padahal dia tidak bersalah.” Aku mengeratkan genggaman tanganku, berusaha menahan amarah yang ada di hatiku.

“Seorang dewa dihukum karena dia tidak mematuhi aturan langit. Kami tidak akan menghukum dewa yang tidak bersalah.” Dewa tua masih berusaha meyakinkanku.

“Aku melihat sendiri bagaimana dia dilenyapkan dan alasan apa yang membuatnya harus dilenyapkan.”

* * *

Aku kembali tersadar dari lamunanku ketika mendengar suara Emma. Pelayanku sedang dalam bahaya ternyata. Aku memejamkan mata bermaksud agar bisa pergi ke tempatnya tapi hal itu tidak berhasil.

Sial jika ini terjadi berarti takdir sedang berjalan dan aku tidak bisa merubahnya. Emma kau harus menolong dirimu sendiri kali ini.

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang