Masalah

217 17 0
                                    

Emma Pov

Teng... teng... teng...

Bel tanda pelajaran usai berbunyi, semua murid yang ada dalam kelas bersorak gembira, karena tiba waktunya untuk pulang ke rumah. Aku juga melakukan hal yang sama, sehari di sekolah ini terasa sangat melelahkan bagiku. Mungkin besok bisa berubah jadi lebih baik lagi.

Semua teman-temanku mulai meninggalkan ruang kelas, hanya beberapa orang yang piket sibuk membersihkan kelas. Aku sudah selesai membereskan perlengkapan menulisku dan seharusnya sudah bisa pulang dari tadi, tapi aku mengurungkan niatku itu karena bingung. Aku bingung harus menunggu tuan pulang atau pulang lebih dahulu.

Dari tadi aku juga tidak melihat sosok tuan di manapun. Apa aku bisa mengirimkan telepati padanya seperti yang dia lakukan padaku tadi? Meyakinkan diri, aku memejamkan mata berusaha mengirimkan telepati padanya.

“Hei anak baru, ayo kita berkenalan.”

Sebuah suara mengaburkan konsentrasiku, aku membuka mata lalu melihat siapa yang berbicara padaku. Ternyata yang mengajakku berbicara adalah seorang gadis yang belum pernah kulihat. Mungkin dia bukan salah satu murid yang ada di kelasku.

Dia sangat cantik, tapi dandanannya terkesan terlalu tebal dengan pakaian yang terlalu terbuka menurutku. Lihat saja aku bisa melihat celana dalamnya dalam posisi duduk seperti ini.

“Aku Emma, kalau kamu?”

Menuruti ucapannya aku memperkenalkan diri lalu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengannya. Tak lupa sebuah senyum kuberikan padanya, sebagai tanda bahwa aku ingin bersahabat dengannya.

Plak...

Aku terkejut ketika tanganku ditepis oleh gadis itu. Dia menatapku tajam lalu tersenyum aneh, seolah sedang merendahkanku.

“Huh gadis sepertimu ingin mendekati Kenji? Kau terlalu cepat seratus tahun untuk mengalahkanku,” ucap gadis itu sambil meremas daguku. Ugh rasanya sakit tapi aku tidak bisa menepisnya. “Kita harus memberinya pelajaran Saki.” Salah seorang teman gadisnya yang sedari tadi ada di belakangnya berbisik padanya.

“Iyah dia harus tahu sedang berhadapan dengan siapa.” Gadis yang dipanggil Saki itu tersenyum lalu menarik tanganku dengan kasar. Aku hanya mengikutinya dengan diam, di belakang kami ada beberapa temannya yang mengikuti. Apa yang harus kulakukan di saat seperti ini?

Dia ternyata membawaku ke toilet perempuan, jam pulang sudah berakhir sejak tadi jadi tempat itu kini sepi.

Brak...

Tubuhku langsung dibanting ke tembok dengan keras ketika kami sampai di dalam toilet. Sakit sekali baru pertama kali aku merasakan rasa yang seperti ini dikulitku.

“Kuperingatkan sekali lagi kalau Kenji adalah milikku, gadis sepertimu tidak boleh mendekatinya. Oh kau bangga karena wajah cantikmu ini, haha mari kita lihat apa kau masih senang jika aku melakukan ini pada wajahmu.”

Kedua teman gadis itu memegang kedua tanganku, mengunci tubuhku agar tidak banyak bergerak. Sedangkan gadis bernama Saki itu mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya.

“Beruntung yah aku selalu membawa ini kemana-mana, ternyata bisa berguna di saat seperti ini.” Dia menekan benda itu dan sebuah pisau keluar dari sana. Manikku melebar melihat benda itu, ternyata yang dia membawa pisau lipat dan sekarang entah apa yang akan dia lakukan dengan benda itu padaku.

“Mari kita lihat wajahmu ini bisa berubah secantik apa?!” Gadis itu mengcengkram rahangku lalu menempelkan pisau itu di pipiku.

Pasrah akan keadaan, aku hanya bisa memejamkan mata sambil memanggil tuan di dalam hati.

“Tuan, tolong aku.”

DEG...

“A... apa ini, kamu ini sebenarnya apa?”

Aku merasakan perih di wajahku, perlahan aku membuka mata dan melihat wajah Saki yang tengah menatapku dengan raut penuh ketakutan. Kedua temannya juga melepas pegangan di tanganku lalu berjalan menjauhiku.

Aku mengangkat tanganku lalu meraba wajahku yang terkena sayatan pisau tadi. jariku menyentuh sesuatu di sana, ternyata itu adalah cairan berwarna hijau, sangat berbeda dengan darah manusia yang biasanya.

“Kamu ini apa?”

Saki kembali bertanya, dan aku hanya terdiam menatap mereka.

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang