Pekerjaan

447 25 0
                                    

Emma Pov

“Jangan percaya dengan manusia.”

Kata-kata yang diucapkan oleh tuan masih terngiang di kepalaku. Kenapa dia mengatakan hal kejam seperti itu? Aku sangat mengagumi manusia hingga ingin jadi seperti mereka, kenapa aku tidak boleh menaruh kepercayaan pada mereka? Sejauh ini mereka sangat baik menurutku.

Setelah kejadian tadi kami melanjutkan perjalanan dalam diam. Tidak ada satu pun yang membuka suara, aku tetap berjalan di samping tuan dengan pelan. Kami terus berjalan hingga tiba di sebuah gang sempit yang gelap. “Ikut aku.” Tuan berjalan di depanku lalu aku mengikutinya dari belakang.

Gang itu lumayan sempit dan basah, aku bahkan menginjak sesuatu yang basah beberapa kali tapi aku tidak dapat melihatnya karena gelap. Setelah beberapa menit berjalan di tempat itu, kami akhirnya sampai ke sebuah bangunan yang sangat besar. Aku dapat menafsirkan bahwa tempat kami berada sekarang adalah bagian belakang gedung itu.

Hal itu bisa disimpulkan dari keadaan tempatnya yang kotor dan sempit. Aku juga melihat beberapa tumpukkan kantung sampah. Terakhir sebuah pintu kecil yang ada di ujung bangunan itu.

Aku dan tuan masuk melalui pintu kecil yang ada di ujung bangunan. Aku terkejut melihat apa yang ada di balik pintu itu. Hal pertama yang menyambut kami adalah sebuah lorong yang dipenuhi oleh asap rokok dan minim pencahayaan.

Samar-samar aku dapat mendengar suara musik dari ujung lorong. Ketika sampai di ujung lorong, tuan membuka pintu itu dan aku melihat warna-warni lampu dibaliknya. Selain itu asap pekat dan musik yang keras juga mendominasi ruangan itu.

Orang-orang tampak bergoyang di tengah ruangan, banyak juga dari mereka yang memilih untuk duduk di tempat yang disediakan sambil meminum minuman dalam botol.

Aku tersentak ketika sesuatu yang lembut menyentuh pergelangan tanganku. Ternyata tuan memegang tanganku lalu membawaku masuk lebih dalam ke ruangan itu. Kami sampai di sebuah meja berbentuk setengah lingkaran yang merupakan meja paling besar di sana. Seorang laki-laki berambut panjang dan memakai pakaian buttler tersenyum menyambut kami.

“Hei Kevin, kenapa kau baru datang, pelangganmu sudah menunggu dari tadi.” Pria itu menyapa tuanku, dan aku hanya menunduk menghindari tatapan matanya yang terlhat seolah ingin memakanku. Tuan tersenyum lalu menyembunyikanku di belakangnya. “Benarkah? Dia pelayanku, aku sudah tidak sabar ingin bertemu klienku.”

Pria itu mengangguk mengerti lalu membiarkan kami berjalan melewatinya, menaiki tangga ke lantai dua. Di sini sangat tenang, tidak terdengar sedikitpun suara musik dari lantai bawah. Aku bisa mencium aroma rokok yang sangat tajam di tempat ini, tapi sejauh ini tidak terlihat asap sedikitpun.

Sepanjang koridor hanya terlihat beberapa pintu kamar yang berada di sisi kiri dan kanan. Tuan membawaku ke salah satu pintu yang ada di ujung kanan koridor. Mataku terbelalak melihat apa yang ada di balik pintu itu. Di sana ada sekitar tiga wanita dewasa dengan pakaian yang seksi dan dandanan yang tebal.

Mereka tersenyum melihat tuan, lalu menatapku dengan pandangan bingung. “Siapa dia? Cantik sekali.” Aku menunduk ketika salah satu dari wanita itu membelai rambut coklatku. “Dia pemalu sekali, ahh lucunya.” Wanita yang hanya memakai kemeja datang lalu tertawa melihatku.

“Hm kalian lebih tertarik pada pelayanku daripada aku? Apa sebaiknya aku pulang saja?” Ekspresi tuan berubah menjadi lembut, dia menatap ketiga wanita itu dengan pandangan kecewa yang terlihat dibuat-buat.

“Cemburu yah?” Ketiga wanita itu lalu memeluk tuan dari samping dan belakang, mereka membawa tuan menuju ke tempat tidur besar yang ada di ruangan itu. “Aku sangat merindukanmu.”

“Kau duduklah dengan tenang di sana.” Aku mengangguk dan menuruti perintah tuan. Aku memilih duduk di sofa yang ada di sudut ruangan. Entah apa yang mereka lakukan dengan tuan, aku tidak mengerti, tapi aku mencoba untuk diam dan memperhatikan mereka.

Aku tidak mengerti kenapa mereka melakukan hal aneh itu di sana dan mereka tampak menikmatinya. Perlahan namun pasti aku melihat semacam aura kuning menyelimuti tubuh mereka. Apa itu? Aku terus memperhatikan mereka hingga tidak sadar bahwa aku telah berjalan ke arah tempat tidur.

“Eh!”

Aku terkejut ketika melihat mata tuan yang berubah menjadi kuning seperti aura yang menyelimuti tubuh mereka.

“Kembali ke tempatmu.”

“Maaf tuan.”

TBC

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang